【29】Terpaku

Mulai dari awal
                                    

Mengikuti insting malah membuat Dara kian tersesat makin dalam. Mempercepat langkah kala di belakang terdengar derap langkah serta suara obrolan walau pelan. Jantungnya makin berdetak tak karuan.

Sialnya, kali ini tak ada tempat untuk sembunyi lagi. Tidak mungkin Dara cosplay jadi manekin di sebelah gerabah berisi bunga. Harap diingat bahwa penampilan Dara berbeda 180 derajat dengan mereka. Jadi dalam hitungan detik saja pasti sudah ketahuan. Maka mau tak mau Dara harus memasuki ruangan entah apa yang ada di samping kanan.

Tidak ada pintu namun ruangan dibatasi kain berwarna merah dan hijau mirip kelambu. Walau warnanya tidak secerah seperti biasanya. Mungkin di zaman dulu mereka masih menggunakan pewarna alami. Bergegas masuk karena derap suara langkah makin jelas terdengar yang artinya mereka makin dekat. Langkah Dara terhenti otomatis ketika telah berada di ruangan.

Badan Dara tiba-tiba gemetar. Wangi... wangi bunga tercium semerbak. Dirinya masih ingat aroma ini. Wangi wanita yang teramat mirip dengan wajahnya.

Apa ini kamar tidur wanita itu?

Memang masih tersusun dari batu alam tapi ukirannya lebih feminim dibandingkan ruangan yang ada di depan tadi. Lebih banyak kelambu serta bunga-bunga dalam gerabah. Untungnya si penghuni sepertinya tidak ada karena ranjang juga kosong.

Jangan membayangkan ranjang keemasan dengan kasur tebal dan dilengkapi bantal berisi bulu angsa yang empuk. Yang terlihat hanya tempat tidur dari bahan kayu yang juga diukir rumit. Ada kain-kain sebagai alas tidur serta dipercantik dengan kelambu.

Dara baru berbalik badan dan bersiap melangkah pergi namun___

"Siapa di sana?" suara seorang wanita terdengar.

"____" Dara tak mampu menjawab bahkan membalikkan badan saja tidak berani.

Kemungkinan wanita itu muncul dari bagian lain kamar. Memang ruangan tidak berbentuk persegi sempurna. Dara hanya melihat bagian ranjang dan belum sempat melihat sisi kanan dan kiri yang dibatasi tiang batu.

"Ampun Gusti Putri," suara wanita lain terdengar dari luar ruangan yang malah menjawab pertanyaan itu.

"Masuk!" perintah wanita di belakang Dara.

Dara makin dibuat membatu di tempat. Bukan... Bukan karena dirinya telah ketahuan lancang masuk ke tempat pribadi seseorang. Namun, shock karena tubuhnya dilewati begitu saja oleh segerombolan wanita. Sepertinya mereka para dayang dari Sang Putri.

Apa Dara sudah jadi hantu sekarang?

Dirinya jadi transparan?

Dara segera membalikkan badan. Tebakanya tadi tepat ternyata. Hal yang pertama kali terlihat adalah wanita yang dulu pernah ditemui Dara sedang terikat rantai. Namun, kini wanita ini sepertinya telah terbebas.

Alhamdulillah, Eh.

Ini berita bagus untuk Dara atau malah buruk sih?!

Pakaiannya masih sama dan perhiasan emas serta mahkota bertahtakan permata juga tetap dipakainya. Rupanya dia Putri, pantas saja. Para dayang yang jumlahnya delapan orang juga terlihat bersimpuh di depannya.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa malam-malam begini kalian membuat keributan di luar?" tanya Sang Putri dengan nada dingin.

Dara juga menyadari bahwa suasana makin berisik di kejauhan. Tidak setenang saat dirinya bersembunyi di ruang depan tadi. Sumpah, berbagai pertanyaan bermunculan di pikiran Dara.

"Mohon ampun Gusti Putri." Dayang paling depan menangkupkan kedua tangan sebagai tanda hormat. "Ada berita yang harus disampaikan oleh Patih_____"

Prambanan Obsession (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang