"Pengetahuanmu boleh juga," puji Rochely dengan sorot matanya yang nampak seperti lampu lima watt. Ia sama sekali tidak membantah ucapan sang keponakan, sebab memang begitulah kenyataannya.

Jungkook lantas merogoh kantung celananya, lalu menyodorkan sekotak permen mint kepada Rochely, "Makan ini. Siapa tahu aunty bisa segar kembali."

"Thankies." Rochely menerima kotak permen mint itu dan tersenyum. Setelah mengemut empat buah permen, wanita itu kembali membuka percakapan, "Kau pasti lelah ya dikelilingi oleh para wanita tadi?"

Jungkook mengangguk manja sembari mengulurkan tangannya untuk menyentuh jemari Rochely yang berada di pangkuan sang hawa. "Menghadapi mereka benar-benar menguras energiku." Lalu mendadak tertawa gemas, "Untungnya aku bisa bertemu denganmu, sehingga kini energiku telah terisi kembali."

Mata Rochely membelalak seraya mengeratkan kaitan jemari Jungkook yang mengisi sela-sela jemarinya. "Apa kau menyamakanku dengan sebuah charger?"

Jungkook mengulas senyum malu-malu sebelum ia menarik tangan Rochely untuk dikecup singkat, "Iya. Aunty adalah sebuah fast charger..."

Pada detik itu juga Rochely mendadak tertawa geli.

Entah kemanapun metafora yang agak dipaksakan itu mengarah, ucapan Jungkook langsung dipotong oleh Rochely. "Astaga Jung! Kau lucu sekali."

Jungkook menarik sudut bibirnya tipis. "Dengarkan aku. Aunty itu bagaikan sebuah charger. Sedangkan aku adalah ponsel. Sementara colokan listrik ialah berbagai kegiatan yang aku lakukan bersamamu."

Penjelasan konyol Jungkook berhasil memancing rasa penasaran Rochely. "Memangnya kegiatan apa?"

Jungkook menoleh ke arah Rochely sejemang sembari mengulas senyum kelincinya. "Bergandengan tangan, berpelukan, dan berciuman."

Mendengar jawaban yang diutaran Jungkook membuat wajah Rochely terasa memanas dan sesuatu yang menggelitik perutnya.

"Kau yakin hanya itu saja?" Rochely menaik turunkan alisnya, berusaha memancing Jungkook. "Tidak ada kegiatan tambahan lainnya?"

"Kurasa tidak." Jungkook menghembuskan napas enteng. "Cukup melakukan hal-hal yang telah aku sebutkan tadi denganmu sudah membuatku merasa sangat bahagia."

Rochely mendadak terbungkam dengan jantungnya nan berdentam seolah habis lari marathon. Satu-satunya yang bisa ia pikirkan yakni memberikan lampu hijau kepada Jungkook tanpa mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.

"Kalau mau, kau bisa datang kapan saja kepadaku di saat tenagamu terkuras. Dengan senang hati aku akan mengisi ulang energimu itu." Rochely menatap sayu iras sang adam dan diakhiri dengan menguap sembari menutup mulut dengan telapak tangan mungilnya.

"Kenapa aunty tiba-tiba menjadi baik kepadaku?" Jungkook menoleh ke arah Rochely selama beberapa detik. "Apakah aunty sudah mulai menyukaiku?"

Sontak Rochely melepaskan jeratan tangan Jungkook yang sedari tadi terus menggenggam tangannya. Kemudian menggelakkan tawa palsunya selama beberapa detik guna menutupi rasa malu, sebab perasaannya itu seakan dibaca oleh Jungkook. Membuat rasa kantuknya kini mendadak sirna bagaikan ditiup oleh pertanyaan yang dilontarkan sang keponakan.

"Jangan menyimpulkan sesuatu terlalu cepat." Rochely masih saja terkekeh sembari mengelus hidungnya. "Aku pun sering bergandengan tangan dan berpelukan ketika bertemu dengan Yoongi. Apa berarti aku juga menyukainya?"

AUNTYWhere stories live. Discover now