bab 1: sekolah teyvat

Bắt đầu từ đầu
                                    

namun di SMA teyvat tidak ada sistem itu. jadi masa SMA ku tiga tahun.

"Loh belum bangun juga." Kata hu tao. Menatap diriku yang sedang tertidur.

"Tumben ya, biasanya Kaguya bangunnya jam dua pagi." Kata ayaka sambil melihat jam dinding kamarku yang menunjukkan jam lima lewat.

"Bangunin aja." Usul lumine.

Ayaka menoel-noel pipiku sambil berkata. "Tapi tidurnya nyanyak amat, kasihan."

Hu Tao menghela nafas. "Sekarang kan jadwalnya kaguya membuat serapan. Yang harus di pusingkan itu cara membangunkan Kaguya, kalian tahu kan, bangunin kaguya itu susah pakai bangett."

"Sudah-sudah, biar aku saja yang membangunkan kakak." Usul sakuya. "Oke, kalian menjauh semua. Ini di jamin berhasil, rill no fek fek." Semua wanita di kamar itu sontak mundur. Mengetahui apa yang akan dilakukan sakuya.

Dengan cepat sakuya menarik kaki ku sampai aku terjatuh dari kasur.

"WOII!! BANGUN!" Teriak sakuya, aku yakin suara itu bisa terdengar keseluruh asrama kelas zero.

"AWW! sakuya!!" baru saja terbangun aku sudah berteriak.

Sebelum aku melanjutkan kemarahan ku sakuya kembali berbicara. "Bangun lagi, udah jam lima, waktunya masak serapan."

"Hah!?" Aku menatap jam. "Duh, gawat!" Aku segera menyambar handukku lalu masuk kekamar mandi.

"Eee, padahal aku ingin melihat keributan pagi-pagi." Hu Tao mengeluh kecewa. Mendengar itu Lumine segera memukul kepala Hu Tao.

"Jangan, nanti yang ada asrama kita hancur."

***

Aku membuka pintu kamar. Berjalan kearah tangga, menuju dapur di lantai bawah.

"KAGUYA! SELAMAT PAGI!!" Sapa heizou penuh semangat.

"Pagi," Jawabku lesu.

Xingqui keluar dari kamarnya, bertanya padaku. "Tumben lemes. Kenapa?"

"Aah... pagi-pagi, sakuya sudah mempertemukan diriku dengan lantai." Keluhku, sembari meregangkan punggungku. "Aw."

"Aku pergi dulu ya." Ucapku pada kaum-kaum yang memberiku sapaan pagi.

* * *

Aku menuruni tangga, lalu ke dapur. Terlihat xiao dan venti yang tengah mempersiapkan bahan-bahan untuk serapan.

"Oh! Selamat pagi Kaguya~" sapa venti.

"Tumben terlambat." Kata xiao.

"Aduh, maaf ya. Aku bangunnya terlambat." Ucapku pada venti dan xiao. "Jadi... Serapannya apa?" Tanyaku.

Jika kalian tidak mengerti, keistimewaan kelas zero yaitu fasilitas yang didapat. Khusus untuk kelas zero, kami tinggal di asrama khusus, dengan fasilitas lengkap. Bahkan asrama kami memiliki kolam berenang.

Bukankah sekolah ini sangat unik!?

"Kaguya! Tipe cowok Idaman Kaguya yang kayak mana?" Tanya Ajax, alias childe, alias tartaglia, alias Tatang. Gak tau ah, panggil aja badut.

"Minimal setinggi aku, lebih tinggi lebih baik. Minimal dua tahun di bawahku, dan maksimum lima tahun di atasku. Minimal pernah berpacaran empat kali, tidak pernah makin bagus, dan tidak ada riwayat berselingkuh. kalau keuangan..." aku berpikir sebentar, memegang dagu ku sambil berpikir sendiri.

"kalau dari pengalaman dan penglihatan aku selama ini, setidaknya pendapatannya 10 juta perbulan, tapi, jika menikah dan dia ingin aku tidak bekerja, dia harus sanggup membiayai segala kebutuhan ku dan beberapa hal seperti, skincare, makeup, novel, buku. tidak adil jika dia tidak ingin aku bekerja tapi juga tidak sanggup memberikan hal-hal yang biasa aku dapat dari penghasilan pekerjaan ku.''

"Gila, deteil." Sahut heizou.

Ku gelengkan kepala ku. "Tidak sih, meskipun tidak seperti ciri- ciri yang tadi aku katakan, juga tidak apa-apa. Aku yakin, pilihan tuhan adalah yang terbaik." Semuanya terdiam, aku jadi heran. "Ada apa? Apa pemikiranku salah?"

kazuha angkat suara. '' tidak, hanya saja, pemikiran khas Kaguya banget ya."

"Kalau begitu, kaguya mau dong sama a--"

"Enggak." Aku menjawab secepatnya, membuat tatang melongo.

"Tapi aku kan kaya, ganteng, tinggi~" kata tatang penuh nada, melirik kearah venti. scara. Xiao. pada awalnya, tartaglia memang suka cari gara-gara sama mereka sih.

"NGAPA LIHAT-LIHAT." kesal scara.

"Fakta." Ejek Tatang.

"enggak, mantan mu banyak." Tanpa jual mahal, tanpa ragu-ragu, tanpa basa-basi, aku menjawab jujur.

JLEB!

"Ta--tapikan, mantanku hanya enam seumur hidup."

''itu termasuk sangat banyak untuk ku.'' ucap ku.

"PFT---" semua di meja makan berusaha menahan tawa.

aku menghela nafas. ''bercanda saja, kok. kita kan tidak tahu apa yang kan terjadi di masa depan.'' seperti biasanya, aku memberikan jawaban yang susah di mengerti dan tidak menjawab pertanyaan childe.

Selanjutnya teman-teman kembali berbincang-bincang. Dan aku hanya fokus dengan roti lapis ala-ala ku. Isinya telur dan selada.

"Kak, seladanya di makan." Sahut sakuya, melihat ku memisahkan selada dari roti.

"Oh, ayolah lia. Aku benci segala jenis sayur~ AAah! ENGGA--" pada akhirnya aku pasrah di cekokin selada oleh sakuya.

Dari ini aku belajar, jangan pernah makan di samping cordelia.

"Teman-teman." Albedo memasuki ruang makan. Dengan handphone-nya di tangan kanannya.

"Eh, albedo, dari mana aja sih?" Tanya sakuya.

Aku berhenti mengunyah, meletakkan roti lapis ku di piring. "Albedo, ayo cepat serapan, nanti kamu terlambat."

"Iya, nanti dulu Kaguya. Ada yang ingin aku katakan pada kalian, ini sangat penting. Tadi buk lisa menelpon ku." Ucapan albedo membuat pandangan kami langsung terpusat padanya.

"Ada apa?" Tanya Kazuha.

"Dua hari lagi akan menjadi hari pertama murid-murid baru, atau lebih tepatnya kelas sepuluh." Albedo menjelaskan sambil duduk di kursinya.

"Jadi, kita di minta untuk mengisi acara di hari itu." Aku terdiam heran mendengar ucapan albedo.

"Tunggu." Ku angkat tangan kananku. menyela sebelum ada yang berbicara. "Bukannya itu tugas osis?"

Barbara mengangguk. "Iya, untuk apa kita mengisi acara hari pertama murid-murid baru?"

Scaramouche mendengus kesal. "Hah, gue yakin anak-anak osis itu malas, dan mengalihkan tanggung jawab itu ke kita." Dia melipat kedua tangannya di depan dada.

.
.
.
.

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
[UTOPIA] ••• genshin x oc [kaguya]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ