17. Rambut Basah

17 1 0
                                    

chapter kali ini ada unsur dewasanya dikiiit ya

mohon readers untuk bijak :)

***

SMA Z, Hari Senin...

"untuk tugas kalian di rumah silahkan di buka tautan yang saya kirimkan di group chat." Ucap Yara. "paling lambat di submit nanti malam jadi pastikan kalian ngga lupa."

"BAIK BUUUU TERIMA KASIH BUUUUU!" ujar siswa seraya jam pelajaran Bahasa Inggris berakhir dan waktu istirahat tiba. Beberapa siswa keluar kelas untuk jajan ke kantin, ada pula yang bermain bola. Biasanya Calvin dan Adsy akan pergi ke belakang gedung melakukan 'kegiatan' rutin mereka tapi hari ini berbeda.

"ayok." Ajak Calvin tapi Adsy bergeming. "heh... kenapa lu?"

Adsy sontak menggelengkan kepala dan melebarkan pandangannya, ia menarik lengan Calvin untuk berbisik, "lu nyadar ngga sih ada yang beda dari bu Yara?"

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Adsy sontak menggelengkan kepala dan melebarkan pandangannya, ia menarik lengan Calvin untuk berbisik, "lu nyadar ngga sih ada yang beda dari bu Yara?"

"apaan? Penggarisnya ganti?" jawab Calvin asal.

"ih bukan, bego!" cetus Adsy kemudian Calvin menarik kursi seakan mereka akan membicarakan hal penting.

"terus apaan?" Calvin menjadi penasaran. "sarung tangannya ganti? Perasaan engga deh."

"ngga peka lu emang jadi cowok." Cetus Adsy, "pantes anak kelas 10 yang lu incer nolak lu."

"eh si anying gausah bahas-bahas itu, gue tabok lu." Calvin sontak tersulut emosi. "lagian langsung jawab aja susah banget, nyet."

"hari ini.... bu Yara ngga ngiket rambutnya." Ucap Adsy. "terus.... Tadi pas bu Yara dateng rambutnya kayak masih setengah basah gitu, mana wangi lagi. damn~"

***

"Assalamualaikum wr.wb...... Assalamualaikum...."


"Bu Yara..."

"Dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

"Bu!"

Yara tersentak sedikit ketika seseorang mencoleknya lumayan keras, kontak fisik oleh orang asing bagaikan setruman listrik kecil bagi tubuh Yara.

"tadi katanya Ibu turun di halte ini kan?" tanya sosok yang ternyata Jusuf, "keburu tutup ini pintu bus nya."

"oh iya, makasih Suf saya duluan." Dengan tergopoh-gopoh Yara turun dari bus kemudian berjalan menuju gerbang komplek, setelah berhasil masuk rumah ia bergegas ke dapur untuk membasuh wajah dan mencuci tangan. Seluruh indera peraba nya lebih peka setelah bermalam di hotel pada malam tahun baru secara tak sengaja.

Dalam setiap helaan nafas yang keluar dari bibirnya... terdengar juga helaan suara nafas Mahesa yang menjadi domino effect; seluruh rangkaian 'ibadah' mereka terekam nyata di memorinya. Terlebih saat pagi ini ia melihat Mahesa mengusak rambut pendeknya dengan handuk; wangi maskulin menguar hebat menyelubungi hidungnya.

Rambut yang ia remas lembut, lengan dengan sedikit otot yang mencuat dalam temaram lampu dan Mahesa yang menggeram rendah menuju pelepasannya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Rambut yang ia remas lembut, lengan dengan sedikit otot yang mencuat dalam temaram lampu dan Mahesa yang menggeram rendah menuju pelepasannya.

KLIK! Yara kembali dikejutkan dengan kehadiran Mahesa yang tiba. Mata besar itu menatapnya lekat.

"Waalaikumsalam." Yara segera menyingkir dari pantry sebelum Mahesa mengucap salam, dengan salah tingkah ia membuka laptop berpura-pura sibuk memeriksa email dari vendor. Beberapa saat kemudian Mahesa kembali mendekat.

"Yara belom salim aku." Ucap Mahesa yang di respon dengan ciuman kilat dari Yara di punggung tangan laki-laki itu. Perempuan itu kembali menghadap laptop berusaha menenangkan dirinya yang salah tingkah.

Sial, batin Yara dengan mata berputar, kayaknya kalo dikerjain pagi-pagi bukan ide yang bagus... tapi... suasananya mendukung banget, tapi gue jadi kepikiran muluuuu astagaaa~

"Yara.."

"APA?!" sentak Yara karena terkejut, ia mengerjapkan mata sesaat dan mengulum bibirnya. "em—maaf saya lagi serius baca email jadi..."

Seakan menyadari sesuatu, Mahesa tertawa menunjukkan senyumnya yang telah terbebas dari behel

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Seakan menyadari sesuatu, Mahesa tertawa menunjukkan senyumnya yang telah terbebas dari behel. "kenapa muka Yara merah gitu? Lucu banget hehehe~"

Yara menunduk malu seraya Mahesa memeluknya lembut, "hmmmm capekku jadi ilang deh abis meluk Yara.... Senang sekali~"

***

Review nya dong bunda Yara setelah sesi unboxing #eh

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Onde as histórias ganham vida. Descobre agora