P R O L O G U E

9 4 0
                                    


Lima belas tahun pernikahan merupakan sebuah pencapaian yang menggembirakan bagi Shinji Tama dan kekasihnya, Ichika Yue. Perjalanan hidup pasangan yang telah dikaruniai dua anak tersebut bertambah warnanya. Anak pertama mereka, Shin Kuroha Ishi atau biasa dipanggil Kuroha sudah beranjak remaja. Dia berambut coklat seperti ibunya. Namun tinggi seperti sang ayah. Anak kedua mereka, Lumina Yue sudah duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar.

Hari ini, Kuroha sudah dinyatakan lulus sekolah menengah pertama. Tama dan Ichika sangat bangga dengan pencapaian anak pertamanya yang menjadi juara pertama dalam tingkat ujian nasional. Selepas upacara kelulusan, Tama sibuk mencari-cari sekolah menengah atas teruntuk Kuroha. Setelah mendapati beberapa daftar sekolah favorit, dia berniat menunjukannya kepada Kuroha.

"Nah Kuroha, sekarang tinggal kamu pilih. Sekolah mana yang kamu inginkan? Ayah sudah mengumpulkan brosur sekolah favorit yang ada." Ujar Tama dengan menunjukan beberapa brosur dan list sekolah favorit yang ia kumpulkan pada Kuroha.

Kuroha memperhatikan list dan brosur tersebut satu persatu. Tidak lama kemudian, Ichika datang bersama Lumina sepulangnya dari sekolah.

"Ayah! Aku ranking dua!" Ujar Lumina dengan gembira sembari menunjukkan raportnya pada Tama.

Tama yang merasa diberi kejutan oleh anak keduanya itu lekas memeluknya. "Selamaaaat! Tingkatkan terus belajarmu, Lumina." Dikecupnya kening Lumina sembari di gendong.

"Aku minta hadiah. Aku sudah bilang kepada Bunda hadiah yang aku inginkan." Sahut Lumina.

"Hadiah apa yang kamu inginkan sayang?" Tanya Tama.

Lumina berbisik kepada Tama. "Aku ingin kotak musik."

"Baiklah, nanti akan Ayah belikan untukmu."

"Terimakasih Ayah..." Lumina mencium pipi Ayahnya itu dengan gemas.

Sementara itu, Ichika mendekat ke arah Kuroha yang sedang memilah brosur dan list sekolah favorit. Ichika merasa kalau Kuroha kebingungan menentukan pilihannya.

"Kuroha, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Ichika.

"Bunda, aku bingung harus melanjutkan sekolahku dimana. Di daftar juga brosur ini, mereka semua tidak membuatku tertarik."

"Tidak perlu terburu-buru sayang." Ichika mengelus kepala anak lelakinya.

"Iya Kuroha, tidak usah terburu-buru. Lagipula, yang akan menjalani sekolah itukan kamu. Pilihlah dengan cermat." Ujar Tama mencoba menenangkan anaknya.

"Hemmm... Kalau begitu, nanti aku pikirkan kembali. Aku ingin istirahat dulu." Ujar Kuroha kemudian lekas beranjak menuju kamarnya.

"Aku akan memasak dulu. Lumina, ganti pakaianmu lalu kemarilah. Kita akan belajar memasak soup ikan."

"Baik Bunda." Sahut Lumina.

. . . .

Malam hari menjelang. Kuroha masih merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya. Menatap langit-langit yang bergambar bintang-bintang angkasa dan pemandangan langit lainnya. Merupakan mimpi Kuroha untuk menggapai bintang-bintang di angkasa.

TOK! TOK! TOK! Pintu kamar Kuroha terketuk.

"Kuroha? Bolehkah Ayah masuk?"

"Masuk saja Yah. Tidak aku kunci."

Tama membuka pintu kamar kemudian melangkah masuk dan duduk di ujung kasur Kuroha. Ditatapnya si anak yang sedang memandangi langit-langit kamar.

"Sudahkah kau tentukan?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Amore et Morte Season 3 -Endless Love-Where stories live. Discover now