"1„ Prolog

982 84 17
                                    

Happyyy readingg guyssszuuu

☜☆☞

☜☆☞

☜☆☞


Hari yang cerah, matahari kembali muncul di permukaan menyinari bagian bumi yang sempat ia tinggalkan selama beberapa jam untuk berganti peran dengan bulan

Suara anak-anak yang bermain dengan tawa, anak-anak yang berangkat sekolah bersama orangtuanya atau temannya dengan senyuman indah merekah diwajah mereka selalu dan selalu berhasil membuat insan kecil merasa iri melihat dan mendengarnya

"Alan! Lagi apa kamu lama banget si sana kerja anak tolol!", sambutan hangat dari sang Ibu kepada insan kecil bernama Alan itu yang tubuhnya sangat kurus dan pendek seperti hanya terdapat tulang ditubuhnya yang kecil, berbanding terbalik dengan sang Ibu yang memiliki tubuh berisi dan wajah yang dihiasi riasan tebal membalut wajahnya

"Iya Bu, Alan berangkat dulu ya" walau begitu Alan tak pernah terlihat sedih atau mengumpat kepada Tuhan atas apa yang ia berikan kepadanya, anak itu tumbuh di lingkungan yang keras membuatnya seolah kebal

Seperti rutinatas yang selalu dilakukannya sejak ia baru berusia 4 tahun, yaitu membuat kue dan menjualnya ke toko atau keliling dengan tas rotan besar yang bahkan hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya yang sangat kecil itu namun wajahnya masih tersenyum saat ia harus bekerja dengan perut kosongnya 

Melakukan semuanya dengan semangat yang berasal dari senyuman sang Ibu, Alan hanya senang dan merasa terpuaskan dengan melihat senyuman sang Ibu saat ia membawa banyak uang saat hasil penjualannya terbeli keseluruhan, namun jika tidak..

Ibu, wanita itu hanya akan memukulinya hingga Alan merasa tak kuat lagi untuk membuka matanya dan berakhir tebangun di ruang bawah tanah dengan sekujur tubuh penuh luka serta bagian pribadinya yang teramat sakit dan seringkali mengalirkan darah tanpa henti hingga tubuh kecilnya merasa kelemahan

Dan ini berlangsung sama sejak Alan masih berusia 5 tahun, ketika setiap anak menikmati belaian kedua orangtuanya dan mendapatkan kasih sayang berlimpah, ketika setiap anak hanya disuruh menikmati hidupnya sebelum dewasa namun Alan, anak kecil yang sama kebutuhannya dengan anak lain harus menanggung dan merasakan beban menjadi orang dewasa saat langkahnya masih tertatih-tatih

Katakanlah Alan anak bodoh karena ia memang tak pernah belajar hal apapun, tapi ia itu sangat senang merasa bebannya dibawa pergi saat melihat senyuman sang Ibu yang sedang tersenyum lebar di meja makan dengan tangan yang sibuk menghitung lembaran-lembaran kertas yang disebut uang, entahlah Alan pun tak tahu darimana Ibunya mendapat banyak lembaran itu disaat ia harus membanting tenaganya untuk mendapatkan lembaran itu

Langkah kecil itu berjalan dengan sekuat tenaga yang dimilikinya, namun tubuhnya terasa terlalu berat untuk terus melangkah membawa sakit dilukanya dan menanggung dagangan yang ingin dijualnya

Bruk,,

Tubuh ringkih itu terhempas cukup jauh saat sedikit dorongan kuat dari banteng yang ditunggangi oleh seseorang menghantamnya tanpa mengatakan apapun bahkan melirik kearahnya pun tidak orang itu memacu bantengnya untuk berjalan lebih cepat

Alan tak mengharapkan ucapan maaf atau pertanyaan ia baik-baik saja ataukah tidak karena anak berumur 12 tahun itu sudah mengetahui betapa rendahnya derajatnya diantara banyaknya manusia lain, Alan tidak merasa ini tak adil di umurnya yang sekecil ini ia mengetahui segalanya tentang betapa tak pantasnya ia mendapat perlakuan seperti manusia dari orang lain

|| My Prince ||Where stories live. Discover now