21: escape from the reality

Start from the beginning
                                    

Pria tersebut menghembuskan asap rokok dari mulutnya dengan sepasang matanya nan berkilat membara, "Kenapa bersedih, birthday girl?"

Dalam sepersekian detik, manik hazel Rochely tidak dapat berkedip lantaran menelik pria tersebut yang seakan dipenuhi dengan pancaran kharismanya tersendiri.

Hingga satu alis Rochely mulai terangkat, "Apa aku terlihat sedih?"

"Ya," ucapnya sebelum menjejakkan kakinya untuk bersebelahan dengan Rochely. "Kau terlihat seperti kurang menikmati pestamu sendiri."

Jarak keduanya yang kian menipis membuat Rochely dapat mengendus aroma—campuran antara bau rokok serta parfum dengan keharuman citrus dan woody—begitu maskulin di indra penciumannya.

Gila. Pria tersebut berdiri terlalu dekat di sampingnya, hingga lengan keduanya saling menempel dan bergesekan. Sempat berhasil mendistraksi pikiran Rochely yang sedari tadi terus memikirkan Jungkook.

Kedua bahu Rochely lantas terangkat enteng, "Mungkin kau benar. Aku kurang menikmati pesta ini."

Pria tanpa nama itu menjepit rokok dengan jemarinya sebelum mengeluarkan puntung tersebut dari bibirnya, "Mau?"

"Aku tidak merokok," ucap Rochely seakan berusaha membawa dirinya untuk bersikap sebaik mungkin.

"Maaf jika aku tidak sopan," ujar pria tersebut setelah mematikan api rokok dan membuang puntung ke tempat sampah. Setelah itu mulai menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Rochely. "Namaku Kim Taehyung. Aku seorang saxophonist."

Dahi Rochely menyernyit tipis saat menerima jabatan tangan Taehyung. Wanita itu nampak tidak asing dengan wajah pria menawan yang ada di hadapannya.

"Apakah kau saxophonist yang pernah datang ke pulau pribadi keluarga Park?"

Taehyung mengangguk sembari menarik sudut bibirnya tipis, "Rupanya wajahku yang tidak seberapa ini berhasil mencuri perhatianmu, ya?"

Rochely sontak tersenyum miring dengan kedua tangannya yang terlipat di bawah dada,
"Pada saat makan malam, sepupuku Sooyoung mengatakan bahwa salah satu pemain saxophone berwajah tampan terus memandangiku tanpa berkedip. Apakah orang itu adalah dirimu?"

"Bagaimana ya..." Taehyung menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari terkekeh manis, "Kecantikanmu itu terlalu sulit untuk diabaikan, nona."

Semua pria memang gemar sekali membual, "Dasar..." Decih Rochely.

Taehyung terkekeh sebelum membuka pembicaraan baru, "Para tetanggaku payah sekali." Lalu ia melirik sekilas arloji di pergelangan tangannya. "Saat ini masih pukul sepuluh malam, tapi lampu mereka sudah padam."

Rochely menunjuk sebuah gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, "Kau tinggal disana?"

Taehyung mengangguk, "Di lantai 16."

Rochely mengangkat dagunya seringan mungkin seraya menatap Taehyung dengan penuh semangat, "Kau harus tahu, lampu padam itu bukan berarti mereka sudah tidur. Bisa jadi mereka sedang melakukan aktivitas lain. You know what i mean, right?"

Taehyung mencondongkan tubuhnya ke arah Rochely dengan mulutnya yang melengkung tipis.

"Aku paham maksudmu, nona," bisik Taehyung yang disertai dengan napas panas yang menyapu daun telinga Rochely. Berhasil membuat bulu kuduknya meremang.

AUNTYWhere stories live. Discover now