04 : Teror

175 133 106
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen di setiap paragraf nya ya karena menghargai sebuah karya itu indah.

Btw absen dulu nih kalian tau cerita ini dari mana? Instagram, tiktok, Facebook dll.

Happy reading all

"Jangan bilang lu udah mulai suka sama dia" Pertanyaan yang di lontarkan oleh Ravendra membuat Kanagara terkejut dan panas dingin sendiri namun dia tetap terlihat tenang dengan sifat dingin nya.

"Engga, gue nolongin dia karena dia cewek kalo dia kenapa - kenapa kan kasihan" balas Kanagara cepat dan langsung mengubah mimik wajah nya yang sebelumnya panik menjadi kembali terlihat cuek dan dingin seperti biasa.

"Gue gak percaya" batin Ravendra.

"Gak usah ribut dulu buruan doa buat Reina biar dia cepet sadar" sela Alden.

"Gue heran, siapa yang berani buat gini ke Reina. Apa ada orang yang gak suka sama dia?" tanya Sagara penasaran sekali dengan orang yang berani melukai Reina.

"Gue rasa ada yang gak suka sama dia, tapi itu nanti aja kita ngurus nya sekarang fokus aja dulu sama penyembuhan dia" jelas Ravendra.

Kanagara masih diam dan menyimak saja tapi sebenarnya dirinya juga panik tetapi sebaiknya tidak terlihat agar tidak salah paham.

Reina merasakan sakit di seluruh tubuhnya bahkan untuk bergerak saja rasa nya sangat berat. Perlahan-lahan dia membuka mata nya dan betapa terkejutnya diri nya kala melihat ia sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan infsu yang terpasang di tangannya.

"Aku kenapa kok ada disini?" tanya tidak sadar.

Pintu unit gawat darurat terbuka memperlihatkan seorang suster dan dokter yang sudah selesai menangani Reina.
Sagara langsung berlari ke arah dokter dan suster tersebut dan langsung menanyakan keadaan Reina tanpa basa - basi.

"Dok, gimana keadaan Reina?"

"Dia sudah sadar, luka nya cukup dalam tapi tidak apa-apa dia tidak perlu menginap disini" jelas pak dokter.

"Apa kami sudah boleh menjenguk nya?" tanya Alden.

"Boleh, tapi kalo boleh tau kalian siapa nya pasien?"

"Saya calon pacarnya" jawab Sagara dan Alden bersamaan sedangkan Ravendra dan Kanagara tetap diam.

"Oalah seperti itu, ya sudah silahkan saya permisi"

Mereka berempat pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan mendapati Reina sudah sadar namun belum bisa banyak bergerak. Sagara menghampiri Reina dengan wajah cemas dan menatap beberapa luka yang di perban di badan Reina.

"Gapapa Reina? Ada yang sakit gak?" tanya Sagara.

"Aku gapapa kok hehe" cengir nya.
Disaat seperti ini dia masih bisa tersenyum.

"Masa iya gak sakit? luka lu segitu banyak" jelas Alden.

"Iya bener gapapa kok"

"Baguslah kalo ada apa - apa hubungin kita aja" sambung Ravendra.

"Iya makasih ya udah khawatir. Aku mau tanya siapa ya yang bawa aku kesini?" tanya Reina.

"Gue" balas Kanagara cepat namun tetap dengan nada dinginnya.

"Oh ya terimakasih banyak Kanagara" ucap Reina tersenyum tulus ke arah Kanagara.

" Yaa" balas Kanagara jelas singkat dan padat

"Singkat amat lu kek gak punya stok kata aja" jelas Sagara greget dengan Kanagara karena benar - benar irit bicara.

"DIEM lu pada Reina mau istirahat keknya" sambung Alden.

REINA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang