BAB 10

3.2K 152 6
                                    

       "Mencintai boleh,
        memaksakan Jangan."

Kamar sekarang menjadi tempat Alice berada.alice sedang memikirkan alur novel sekarang
Ia bingung apa alur masih berjalan semestinya atau telah berubah.kalau memang alur masih sama, Alice berniat membuat suatu rencana.

Bercerai!.ya itu rencananya, alasannya bukan hanya tak ingin bernasib sama dengan Alice yang asli.tapi juga ia tak mungkin mempertahankan rumah tangga ini tanpa perasaan kedua pihak kan?.

"Gue harus cari caranya"bercerai bukan hal yang mudah untuk sebuah keluarga yang terpandang.maka dari itu Alice harus menyusun rencana yang tepat untuk itu."nanti besok deh baru pikirin gimana caranya.sekarang waktunya bobo syantik"berucap centil.
Memejamkan mata menuju dunia mimpi.

____*____

Langit yang tadinya gelap kini telah berubah terang.alice wanita itu baru saja bangun,kini duduk ditepi ranjang sambil merenung.
mengapa demikian, karena semalam ia mengalami mimpi atau apalah itu.yang masih belum ia cerna dengan baik.

"Nyata gak sih?"bertanya pada dirinya sendiri, semalam di alam bawah sadar ia bertemu dengan Alice yang asli.alice atau anya tak terlalu ambil pusing bila ia bertemu dengan Alice yang asli.yang ia permasalahkan itu kesepakatan yang dirinya dan Alice buat.

Mau tau, mari kita flashback

Flashback

Disebuah tempat yang sangat indah dan penuh dengan bunga-bunga cantik.terdapat seorang wanita memandang sekeliling dengan raut bingung.
Wanita itu siapa lagi kalau bukan Alice a k a Vanya atau sering disebut anya.

"Kok gue disini?. tempat apaan ni"setelah memperhatikan lebih jelas lagi anya menyadari bahwa hanya ia satu-satunya orang yang berada disini.

Dengan rasa takut anya memberanikan dirinya untuk meneliti lebih dekat lagi.selang
Beberapa menit setelah memandangi
Tempat ini dengan seksama, anya pun sudah bisa menikmati pemandangan tempat ini.indah oh tidak sangat indah, itu pikirnya.

"Lo suka?."saat anya tengah sibuk menikmati pemandangan ini,
Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan lontaran pertanyaan dari arah belakangnya.mencoba positif thinking, dengan lambat anya membalikkan dirinya.

Shock, kata itu sekarang yang cocok untuk anya.bagaimana tidak
Didepannya ada seorang wanita yang mirip Denganny-eh salah maksudnya Alice."hai Vanya? atau anya?. terserahlah yang penting hai."sapa wanita mirip atau memang Alice.

"L-lo Alice?."tanya anya dengan gagap."iya gue Alice.gagap banget ngomongnya, ngefans ya Lo?."mendengar itu anya memasang ekspresi dibuat jijik.narsis juga Alice ternyata.

"Hahaha. oh iya gue manggil Lo kesini mau ngomong satu hal"
Mengubah raut wajahnya menjadi serius.begitu juga anya mencoba mendengar dengan seksama.

"Gue mohon untuk gak ceraiin Nathan"anya langsung merubah raut wajahnya gelap,menandakan
Ketidak sukaannya."sorry gue gak
Bisa"berucap datar.

"Gue mohon an"

"Kalau Lo mau, kenapa gak Lo aja yang jalanin hidup Lo sendiri.
Gue sih ogah"

"Andai aja bisa gitu,tapi sayangnya gak bisa. Itu sebabnya gue kirim jiwa Lo keraga gue an." Alice juga sebenarnya ingin menjalani hidup sendiri.tapi mau bagaimana lagi ia sudah metong.

"Apa alasan Lo larang gue ceraiin suami Lo?. kalau alasan Lo cinta percuma Alice karena Jonathan pasti gak akan pernah balas."

VANYA: Transmigrasi Where stories live. Discover now