'Sa-... Ghhkiit

'Mm-aaf...

'Hic... Akkhh...

'A-ano salah...

'M-maaf...

Aster menangis, bendungan yang selama ini tidak pernah retak akhirnya runtuh. Tidak, tolong jangan datangkan ingatan mengerikan itu. Dia susah mengunci ingatan itu sedalam-dalamnya tetapi kenapa semua ingatan itu kembali begitu saja dan membuat runtuh.

Cale berhenti, ia memandang Aster dengan tatapan yang sulut diartikan. Membuka rantai yang mengikat Aster dan membuat nya langsung terbaring memegang dadanya yang sangat sesak.

Nafasnya mulai tidak beraturan, rancauan meminta pengampunan dan kata kata maaf keluar terus menerus dengan air mata yang selalu berhasil meluncur dari kedua mata indah itu.

Cale berlutut membawa Aster keluar dari ruangan gelap tersebut dan membawanya masuk ke dalam kamar luas miliknya.

Meletakan perlahan tubuh yang bergetar tersebut dengan luka di sekujur tubuhnya. Menggantikan baju yang robek yang disertai darah tersebut lalu mengobati luka nya.

Cale mendudukkan Aster dan memangku nya menghadap diri nya. Mengangkat wajah Aster untuk menatapnya memperlihatkan wajah merah Aster yang masih sesenggukan karena menangis.

Mata bergetar yang masih mengeluarkan bulir-bulir asin dari sana dengan hidung dan kedua pipinya yang memerah. Bibir itu bergetar menekuk kebawah, tatapan sayu menatap kearah bawah sebelum suara Cale yang mengitrupsi Aster untuk menatap langsung ke arah matanya.

"Tatap mataku Ano" Suara tegas yang membuat Aster tersentak sebelum akhirnya menatap langsung kearah Cale.

Buliran air asin mulai turun kembali. Cale mengusap air mata itu dengan ibu jarinya laku mengecup kedua mata Aster dengan lembut.

"Kau tau apa kesalahan mu? " Ucap Cale dengan nada tak sedatar sebelumnya yang dibalas anggukan kecil dari Aster.

Ya emang keslahan apa? Aster mah dalam mode tak berdaya ngangguk ngangguk bae kan? Namanya trauma balik shock panic attack. Merasa bersalah karena sebuah kesalahan kecil akan selalu membuat nya terkena hukuman. Bahkan jadi ka bukan kesalahan ia hanya bisa menurut menerima semua.

Cale tersenyum yang lebih merujuk untuk disebut dengan seringai. "Mulai sekarang menurut dan jangan pernah membantah"

"Alekto tidak akan marah jika Ano menurut"

"Karena hanya Alekto yang berada disisi Ano dan selalu bersama Ano" Ucap Cale mengusap pipi Aster dengan lembut.

"Alekto... Al... -Lekto"

"Leo...tidak akan marah kalo Ano tidak nakal" Ucapan lirih Aster dengan menundukkan kepalanya membuat Cale tersenyum.

"Ya... Ano harus menuruti Leo" Ucap Cale, setelah itu tangan Cale membawa tengkuk Aster mendekatkan wajah mereka berdua.

Menuntut nya agar semakin dekat hingga bibir keduanya bertemu. Cale mengecup bibir Aster dengan lembut lalu mulai melumat nya.

Aster menurut dan mengalungkan kedua tangan pada leher Cale. Aster membalas lumatan Cale hinga mereka terbuai satu sama lain.

Lumatan yang awalnya lembut mulai mengganas. Cale memeluk pinggang Aster dengan erat mendekatkan tubuh Aster kepadanya. Sedangkan tangan satunya berada di tengkuk Aster memperdalam pangutan keduanya.

Aster membuka mulutnya memberikan Akses lebih pada Cale. Melihat kesempatan itu pun Cale tidak menyia-nyiakan dan langsung saja mengobrak-abrik bagian dalam mulut Aster.

Saliva Aster menetes, memejamkan kedua matanya menikmati sensasi ciuman mereka. Beberapa menit merek berciuman Aster yang mulai kehabisan nafas menepuk belakang kepala Cale.

Cale yang mengerti akan hal tersebut melepaskan pangutan mereka beralih pada leher jenjang Aster.

"Ughh... " lenguhan terdengar dari mulut Aster.

Setelah puas dengan leher tersebut Cale menyatukan dahi mereka. Menatap netra indah milik Aster dengan tatapan yang dalam kalau mengecup hidung Aster sebelum akhirnya membaringkan tubuh mereka di sana.

"Malam... Tidurlah" Aster mengangguk dan mulai menutup matanya masuk ke dalam dunia mimpi.

Cale tidak bosan memandang wajah damai Aster yang tertidur nyenyak dihadapannya.

Mendekatkan dirinya ke tubuh Aster menenggelamkan kepalanya di dada Aster dengan tangan yang melingkar erat pada pinggang ramping milik Aster.

"Selamat Datang Ke Dalam Dunia Ku Baby" setelah mengatakan hal tersebut mata Cale mulai tertutup menyusul sang kekasih menuju alam mimpi yang indah.
















Abai-in ae...

TBC

Udh kan? Jan menghantui gue ma komenan bar bar lu!

Uncertain feeling [END S1] [REVISI]Where stories live. Discover now