PART 15

140 11 0
                                    

Suara sirine polisi sudah hampir mendekat, kalvino dan yang lainnya sudah menunggu kedatangan polisi tersebut. "Apakah bisa kita langsung menangkap pelaku tersebut?" Ucap polisi tersebut.

Kalvino dan yang lainnya mengangguk. "Iya, mari pak" Ucap kalvino. Namun pikiran kalvino semangkin lama semangkin kacau, karna nama dari pelaku tersebut hampir mirip dengan kakak nya itu.

Mereka semua pun sudah sampai di tempat pelaku tersebut. "Apakah benar ini rumah pelaku?" Tanya pak polisi itu.

"Benar pak, saya sudah melacak rumah pelaku, dan titik rumah tersebut ada di sini" jelas anggota DE'.

"Baik."

Polisi itu langsung mengetuk pintu rumah pelaku itu, saat di buka pelaku tersebut panik, ia tidak bisa berkata-kata lagi.

Saat kalvino melihat ke pelaku tersebut ia langsung kebingungan, karna pelaku tersebut bukan hanya nama nya saja yang mirip dengan kakak nya tapi wajah nya pun mirip.

"Bang lino?!" Ucap kalvino dan mengerutkan kening nya.

"Apa! Sekarang udah impas, vin!" Ucap kalino dengan ketus.

Kalvino kebingungan, apa yang di maksud abang nya itu?. "Hah? Maksud lo apa?" Ucap kalvino masih mengerutkan kening nya.

"Gue tau lo yang udah bunuh papah kan?!" Ucap kalino mendekat kan wajah nya kepada kalvino.

Semua orang yang berada di sana kebingungan terutama polisi yang ada di sana. "Maaf, dek, maksud nya ini gimana ya? Jadi siapa yang pelaku?" Ucap polisi tersebut.

"Sebentar pak..." Ucap kalvino

"Maksud lo apa? Sejak kapan gue bunuh papah lo?" Lanjut kalvino.

"Cih... Lo mau balas dendam kan karna papah selingkuh?"

"Ngapain gue balas dendam? Ya, emang gue benci sama papah lo, tapi gue gak pernah nyentuh papah lo."

"Lagian itu masalah udah 6 tahun yang lalu" ucap kalvino.

"Lo jahat, vin" ucap kalino

"Gue? Jahat? Lo yang jahat, kenapa lo harus bunuh kakak nya cella?! Dan sekarang lo fitnah gue tanpa barang bukti!" Teriak kalvino kesal, ia tidak terima kakak ipar nya itu di bunuh oleh abang nya sendiri.

"YA, LO YANG JAHAT, VIN, LO NYERAHIN GUE KE PAPAH DAN LO NGUNCI DIRI LO DI KAMAR SENDIRI" teriak kalino.

Kalvino hanya diam dan yang lainnya pun bingung, cuma gara-gara itu doang kalino jadi dendam sama kalvino?.

"Anjir, cuma gara-gara gitu doang sampe ngebunuh kakak nya cella?" Bisik harren kepada marcell.

"Lo kira enak tinggal sama papah?! Enggak! Gue kalo mau minta apa-apa aja harus dapet nilai yang bagus, bahkan gue sama adek aja gak di urusin. Papah selalu bawa cewek lain ke rumah dan kita juga di usir. Lo egois! Lo gak bakal ngerasain jadi gue, vin." Ketus kalino.

Kalvino tersenyum dan mata nya sudah berkaca-kaca. "Gue... Gue juga gak mau hidup sendiri kak" ucap kalvino dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan menutup nya dengan senyuman manis nya.

"Maksud lo?! Lo pasti udah hidup enak, vin! Lo bahkan sekarang di sayang sama bunda!" Ketus kalino.

Kalvino pun tersenyum. "Haha... Lucu lo, kak, gue di sini 'sendiri' bener-bener 'sendiri', semenjak bunda pergi gue sendiri" ucap kalvino yang mendekatkan wajah nya kepada kalino itu.

"Maksud lo? Bunda udah gak ada?"

"Iya. Setahun setelah papah mamah cerai."

"Gue masih umur 10 tahun saat itu, dan gue bener-bener sendiri. Tapi untung aja ada tetangga yang baik sama gue. Dia ngurusin gue dari gue umur 10 tahun sampai gue berumur 16 tahun!" Ketus kalvino menjelaskan kepada kalino.

Ya, saat bunda nya pergi kalvino di urus oleh tetangga nya yang baik hati dari ia berumur 10 tahun sampai ia berumur 16 tahun, saat 16 tahun kalvino mencoba untuk kerja part time saat ia sudah pulang sekolah. Ia bekerja part time di cafe milik teman sekolah nya itu.

"Sorry, vin. Gue gak tau, gue ngerasa kalo lo itu udah bahagia tanpa di siksa. Sorry, vin..." Ucap kalino menepuk pundak kanan kalvino perlahan.

"...dan gue juga minta maaf sama lo karna udah nembak kakak pacar lo. Pak saya siap di penjara." Ucap kalino menyerahkan diri nya kepada polisi tersebut.

Polisi tersebut mengangguk dan meminta tangan kalino untuk di pasang borgol, lalu memasukan kalino ke dalam mobil patroli tersebut.

"Kecewa gue sama lo, kak" ucap kalvino pelan.

****

Cella berada di rumah, ia sedang merenung karna kepergian almarhum kakak nya itu. Kakak satu-satu nya kini pergi menjadi bayangan yang tak akan pernah bisa di lihat oleh nya, ia selalu melihat-lihat kamar carrel yang belum sedikit pun di ubah, namun hanya di bersihkan atau di sapu dan di pel saja.

Cella pun menuju kamar carrel dan mengambil foto carrel yang terletak di atas meja yang berada di samping kiri kasur nya.

Ia menatap dan mengelus foto yang di lapisi oleh bingkai berwarna putih bersih itu. "Kak, cella kangen sama kakak, cella selalu nunggu kakak di dalam mimpi cella. Kenapa sih kakak cepet banget pergi nya? Dia jahat ya kak, sampe bunuh kakak gitu. Hehe... Cella kangen kakak." Cella tersenyum dengan wajah yang sudah di basahi dengan air mata nya itu.

Lalu vellisha yang melihat anak yang kini menjadi anak satu-satunya itu sedang menangis, ia tak tinggal diam, ia memasuki kamar itu dan melihat putri nya yang sedang duduk di dekat jendela dan menatap langit yang sedang turun hujan itu.

"Sayang," ucap vellisha kepada cella dengan senyuman yang manis seperti anak nya itu.

Cella yang mendengar mamah nya memanggil, buru-buru mengusap air mata nya itu. "Eh, kenapa mah" ucap cella sambil tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.

"Nak, tidur yuk. Sudah malam, besok kamu sekolah" ucap vellisha sambil tersenyum.

"Iya, mah."


****

Oke, sampai sini dulu, lanjut lagi nanti ya. Maaf banget kalo jarang up, lagi istirahat. Wkwk, thanks yang udah baca dan thanks yang udah vote dan komen.

Tinggal kan jejak nya guys. Thanks all😁💗
Kalo ada typo komen aja guys...


*
*
*
*

"Kamu sama seperti senja yang indah hanya sesaat. Dan kamu juga sama seperti musim panas, yang datang hanya menghangatkan."

-cella vellish-

*
*
*

cool handsome boyOnde histórias criam vida. Descubra agora