Dia Mendung-ku

9 6 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi terdengar keseluruh penjuru kelas SMA Kertajaya, menyuruh para siswa untuk segera mengisi perut.

"Mel, cepetan!" desak Jenny melihat murid-murid sudah berlarian menuju kantin.

"Yaelah sabar dikit napa Jen, tuh kantin gak akan kemana-mana kali!" cetus Melody sambil mengoleskan liptint dibibirnya.

"Udah? Yuk!" ajak Stella melihat Melody yang sudah memasukkan liptint nya kedalam saku.

"Eh, bentar." Melody kembali mengeluarkan bedak dan memoleskan di wajahnya dengan gaya yang terbilang lebay.

"Allahuakbar Mel! Lo mau ke kantin atau mau kondangan?!" kesal Jenny yang sudah hilang kesabaran.

"Ya mau ke kantin lah. Emang sejak kapan gue suka kondangan?" jawab Melody dengan santai. Memang dirinya tak pernah pergi ke yang namanya 'kondangan'.

"Yaudah ah, cepetan!" Stella langsung menarik paksa tangan Melody dan menyeretnya menuju kantin.

"Ya ampun anggun dikit bisa gak? Ada crush gue tuh!" Melody seketika mengembangkan senyumnya ketika melihat sang gebetan sedang duduk dengan para temannya sambil menyeruput es cappucino cincau.

"Dia Mendung-ku," ucap Melody tanpa melunturkan senyumnya dan menghampiri laki-laki yang diklaim sebagai crush-nya itu.

Dengan mengeluarkan gaya centilnya dan sedikit merapikan rambutnya, Melody menyapa laki-laki itu.

"Hay calon pacar," sapanya tersenyum semanis mungkin.

Mendung hanya menatap perempuan didepannya ini tanpa berniat merespons ucapannya. Mendung tau bahwa perempuan ini memang agak sedikit gila.

"Lagi istirahat ya? Gimana pelajaran hari ini? Bu gurunya galak gak?" tanyanya beruntun yang sama sekali tak digubris oleh Mendung.

"Mendung jawab kek!"

"Mendung kamu punya kuping kan?"

"Oke, habis ini kayanya telinga kamu butuh pemeriksaan deh."

"Lo masih waras kan?" tanya Mendung dengan raut wajah datarnya.

"Oh jelas dong! Kalau aku gila mana mungkin suka sama kamu," jawab Melody dengan santainya.

Tolong diingat bahwa Melody memakai bahasa aku-kamu hanya saat berbicara dengan Mendung. Selain itu tidak pernah!

"Melody lebih baik lo istirahat daripada ngomong sama kulkas sepuluh pintu. Gak guna!" sahut Lintang melirik Mendung.

"Heh Lintang melintang! Gue gak terima lo ngatain crush gue kaya gitu!"

"Daripada lo ngomong sama manusia patung kaya dia. Mending lo pergi deh!" usir Dion menampilkan raut wajah datar.

"Kalian tuh terbuat dari apa sih sebenernya? Kok mukanya datar mulu kaya tembok rumah. Cuma Lintang yang selalu senyum," heran Melody menatap dua laki-laki berwajah datar itu.

"Woiya dong, gue kan selalu rutin menerapkan 5S," jawab Lintang dengan pedenya.

"Sampai kapan lo mau disini?" tanya Jenny yang sudah membawa semangkok bakso dan es jeruk. Begitupun dengan Stella.

"Loh kalian gak nungguin gue?"

"Salah sendiri malah nyangkut disini," jawab Stella membuat Melody memberenggut kesal.

"Mendung aku kelas dulu ya. Kalau kangen samperin aja gak papa." Melody pamit pergi dengan senyum manisnya.

"Dasar sinting!" gumam Mendung.

•••

Mendung kembali ke kelasnya setelah mendengar bel masuk telah berbunyi. Seperti biasa ia selalu duduk tenang di kursinya sambil menunggu guru mapel datang.

Mendung Untuk Melody [TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat