Rere melabuhkan diri. Menenggelamkan tubuhnya dalam dekap hangat Devan. Aroma yang selalu membuat ia candu. Menghirup dalam leher suaminya. Merasakan rasa yang sama setiap kali dia merinsek masuk kesana.

"Aku lagi kerja, jangan aneh aneh ya" Devan memberitahu. Seolah sedang menengkan anak gadis rewel yang saat ini sedang duduk di pangkuannya.

Wanita itu menggeleng menyetujui. Kendati sebenarnya Rere ingin aneh aneh membaui leher Devan, memcium lama disana. Menggodanya dengan kecupan.

Adam apple Devan bergerak naik turun saat Rere dengan sengaja terus mengecupi lehernya. Membuat tubuh Devan menggeliat. Respon alami saat dirinya merasa tak nyaman dengan tindakan sepihak ini.

"Stop.." kepalanya berhasil Devan tangkup, dia sudah tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan. Menatap Rere memelas, sedang wanita itu nyengir tak bersalah. "Jangan aneh-aneh" ia kembali memberitahu. "Aku lagi gak bisa nyentuh kamu, jadi gausah nyium di area sana, okay?" dia menegaskan. Wajahnya terlihat begitu frustasi mendapati tingkah Rere malam ini.

"Let me kiss you then"

Belum juga ada persetujuan Rere menarik wajah Devan mendekat, melumat bibir pria itu dalam, sudah bisa ia pastikan Devan tidak akan membuat ciuman itu berakhir tanpa ada lumatan  basah.

Bibirnya bergerak dengan telaten menjelajah, melumat sesekali menyesap. Posisi tubuh Rere yang duduk di pangkuan Devan mempermudah lelaki itu untuk bergerak lebih jauh. Berpindah mencium leher Rere balik, mempermainkan leher terbukanya dengan kecupan kecupan menggelitik.

Tangan satunya sudah berani dia taruh di dada Rere, meremas kecil gundukan itu hingga menimbulkan desahan tak tertahan Rere.

"Okay okay stop" Rere menjauhkan wajah, sudah tidak bisa melanjutkan ciuman mereka. Memang dirasa ini harus segera dihentikan sebelum merambah lebih jauh. Bahaya kalau dia juga on.

Devan menekan pipinya, membuat bibirnya mencembung manyun kedepan, melabuhkan beberapa kecupan singkat, srbelum benar benar melepas Rere dalam dekapnya.

"Okay done"

"Aku numpang tidur disini ya, nanti bangunin" dia menunjuk ke belakang menggunakan ibu jarinya, memberitahu dia ingin mengambil alih sofa kerja disana sebagai ranjang sebentarnya malam ini.

***

Devan bersama dengan Alea sudah memasuki mobil, melaju keluar pelataran rumah. Meninggalkan dia yang masih menatap kepergian mereka sampai menghilang dari ujung gerbang.

Hari ini dia ingin menemui Kilna, satu temannya itu sejak melahirkan anak punya pekerjaan sama sepertinya. Menganggur.
Lebih bisa dikatakan mengurus balitanya sih ketimbang menganggur.

Suara bel apartemen dia tekan. Tidak lama menampilkan Kilna dengan setelan santai dengan wajah yang terlihat lelah. Belum mandi dan masih terlihat berantakan. Tampaknya dia datang terlalu pagim

"Masuk Re" Kilna memundurkan tubuh, mempersilahkan Rere masuk. Menguap saat rasa kantuk masih mendera.

" Kepagian ya gue datangnya"

Kilna melirik jam dinding, menggeleng dengan wajah terkantuk kantuk. "Nggak sih, gue nya aja yang kesiangan"

Rere berjalan mendahului. Hendak mendudukkan diri di sofa putih apartemen Kilna.
Entah dia sedang apes atau malah memang datang di waktu yang tidak tepat. Matanya berhasil menangkap baju baju yang berserakan, celana dalam wanita dan pria yang terlihat bekas pakai tergeletak di lantai keramik motif kayu Kilna. Dia tahu sahabatnya ini sudah menikah, tapi dia tidak pernah tahu cara bermain pasangan bisa se ekstrim ini. Ada kondom bekas pakai juga, tergeletak, ujungnya di tali mati agar tidak membuat cairan di dalamnya mrngitori lantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr ArsitekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang