Hai semua....
Sejujurnya bab extra kedua ini sedikit lagi sudah tayang sehari sebelum hari raya idul fitri. Maaf sekali tidak bisa update karena saya mendapatkan musibah. Di bulan ketiga kehamilan, Allah mengambil anak saya lebih cepat. Saya harus kuret karena mengalami pendarahan hebat dua hari sebelum lebaran. Maaf ya semua. Semoga bab extra ini memuaskan ya. Kalau ada kekurangan, mohon dimaklumi. Selamat membaca 41 ribu kata.
***
Pagi hari yang dilalui oleh bapak empat anak itu tentu saja mengantarkan kedua buah hati nya untuk pergi ke sekolah. Sudah menjadi kebiasaan nya sejak si kembar menginjak dunia pendidikan, dia lah yang mengantar dan menjemput. Tapi pernah sesekali si kembar rewel dan harus ditemani juga dengan ibunya.
"Hari ini jam empat sore kan pulang nya?"
"Iya pa." jawab Sara dan Abrar bersamaan.
"Kalau di sekolah ada yang ganggu adiknya, tolong dibantu ya Kak." seloroh Ramsey kepada Abrar.
Abrar mengacungkan ibu jari nya di depan dada, "Beres pah." jawab nya meyakinkan.
Ramsey pun tersenyum mendapatkan jawaban mantab dari sang putra. Kini giliran Sara yang diberi wejangan oleh sang papa, "Adik, jangan mau kalau diajak kenalan sama cowok-cowok. Nanti saja kalau sudah lulus kuliah seperti Kak Manda. Oke?"
"Pah, please lah. Setiap hari papa bilang seperti itu. Gak bosen ya?" protes Sara di balik buku pelajaran yang dia baca. Gadis kecil itu memang memiliki kebiasaan membaca buku pelajaran saat perjalanan menuju ke sekolah. Berbeda dengan Abrar yang tak begitu rajin dalam hal pelajaran, Sara adalah pribadi yang gemar belajar apapun. Khusus nya semua mata pelajaran di sekolah.
Lagi-lagi Ramsey harus tersenyum lebar mendengar protes dari gadis kecilnya. Dia selalu membayangkan masa-masa indah bersama si kembar saat ini seperti membawa nya pada satu waktu dimana Jizzy berada di usia-usia terakhirnya. Kala itu usia Jizzy tak berbeda jauh dari si kembar. Apalagi wajah Sara benar-benar duplikat dari Jizzy.
Namun sekali lagi itu hanyalah sekilas kenangan yang timbul tenggelam dalam diri Ramsey. Putra Andres dan Alicia itu tak begitu emosional bila teringat putri keduanya. Justru terkadang Arriane lah yang nampak lebih terlarut dalam kesedihan apabila teringat kenangan bersama putri kedua mereka.
"Ah, sudah sampai." seru Ramsey begitu dirinya berhasil mengantar si kembar sampai di depan gerbang sekolah.
"Oke. Waktunya menuntut ilmu sayang." sambung Ramsey kemudian.
Sara dan Abrar pun bergegas turun dari mobil. Tak lupa mereka mencium punggung tangan sang papa dan dibalas sebuah kecupan di kening.
"Da da sayang. Nanti papa jemput." kata Ramsey sambil melambaikan tangan ke arah si kembar.
Setelah si kembar benar-benar masuk ke sekolah, Ramsey pun bergegas ingin menuju ke rumah kost nya. Di pagi hari, Ramsey selalu mengecek agar kenyamanan penghuni dapat terjamin. Siang nya, dia datang ke distro untuk melihat laporan penjualan dan stok yang ada. Lalu malam hari nya, dia akan mengunjungi cafe, kedai, dan restoran. Semua aktivitas itu sudah dia jalani secara rutin semenjak remaja. Namun bertambah ketika menikah dengan Arriane dan menjadi ayah dari empat orang anak. Usia nya sudah tak muda lagi. Tapi dia selalu bersemangat mencari rezeki untuk istri dan anak-anak nya.
Baru akan jalan meninggalkan area lingkungan sekolah, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel nya. Pesan itu ternyata kiriman dari Gavin. Awalnya Ramsey mengira jika sang putra hanya akan memberi kabar. Namun, ada sebuah foto dikirim melalui aplikasi Whatsapp. Segeralah dia membuka, dan nampak dua orang dalam foto tersebut. Orang pertama adalah Amanda, dan orang kedua yang duduk di samping Amanda yaitu anak laki-laki berusia belasan tahun. Ramsey bingung dengan pengiriman foto tersebut. Apalagi Gavin tak memberikan penjelasan apapun.
ČTEŠ
Poligami (Complete)
BeletriePernah kah merasa dunia mu tidak berwarna seperti dulu? atau seolah mentari enggan berpihak lagi padamu. dunia mu sepi, menghitam, dan tak lagi rasa bahagia itu menghinggapi. Aku mencintai suamiku. Tapi, aku harus rela berbagi pada dirinya. Ya, d...
