5. Darurat

14 2 0
                                    

Di malam hari Lily menyelusuri setiap jalan , ia ingin menikmati kebebasannya di Korea sebelum ia benar-benar putuskan untuk pulang ataupun menetap.

Alhasil ia menghindari pilihannya itu dengan cara berkeliling sekitaran apartemennya, setelahnya ia mampir ke sebuah minimarket hanya untuk meredakan tenggorokannya dengan sebotol minuman ion, siapa sangka yang tadinya hanya ingin membeli minum,kini ia juga menyajikan secup ramyeon.

Saat ini pengunjung di minimarket hanya tiga orang beserta Lily, untuk kasir bukan kah jaman sekarang sudah canggih , masing-masing harus membayarnya sendiri tanpa bantuan seorang kasir

Seorang ajjhusi terlihat men-scan belanjaannya di mesin kasir, lalu ada anak kecil yang tengah mengunyah makanan seperti permen karet di depan pintu, sedang kan Lily tengah menyantap ramyeon nya di kursi minimarket yang disediakan khusus untuk pengunjung yang ingin memakan hidangannya.

Gelagat aneh dari anak kecil tadi, menyita perhatian Lily, anak itu seakan-akan tersedak oleh makanan yang ia kunyah tadi.

Lily yang baru sadar , jika anak itu memegang sebox mini permen karet. Langsung saja ia keluar menghampiri anak itu .

Kaku, sesak nafas serta pupil mata membesar membuat Lily semakin panik

"Adik kecil ,kumohon bertahan lah noona akan membantumu"

Segera ia menggeleng menghilangkan kecemasannya serta pikiran buruknya.

Lily memberikan pertolongan pertama ke anak lelaki itu dengan memeluknya dari belakang bersama tangannya ia letakkan di perut anak tadi

Lily memompa terus perut anak itu dari belakang, berharap permen karet itu segera keluar dari tenggorokan anak itu.

"Ajjhusi-" Lily meneriaki ajjhusi tadi yang barusan saja keluar dari minimarket

"Tolong telponkan ambulance Sekarang juga,anak ini mengalami keadaan darurat"

Lelaki dewasa itu pun langsung mengikuti perintah Lily, ia juga cukup terkejut melihat situasi sekarang

"Jebal, hana dul se-tt "

Sentakan keras terakhir kali tangan Lily akhirnya membuat permen karet itu keluar dari badan anak malang itu

"Syukurlah" Lily sangat kewalahan badannya terduduk di jalanan aspal serta nafas yang memburu

"Kau gadis hebat, " serka kagum ajjhusi ke Lily " kau baik-baik saja?"

"Gwaenchana,Terimakasih ajjhusi,"

Tak kala ambulance pun tiba menghampiri mereka , anak kecil tadi pingsan saat permen karet itu keluar

"Berikan dia Pulse Oximeter serta tabung oksigen, ia sempat terdiam tadi serta nafas yang tak sepadan"

perawat pria keluar dari ambulan itu tertegun sejenak mendengar penjelasan Lily

"Baiklah,kami segera mengananginya mungkin di rumah sakit bisa mendapatkan pelayanan yang lebih tepat."

"Apa kalian wali dari anak ini?"

"Ah.. bukan, aku hanya sekedar menolongnya tadi bersama ajjhusi ini."

"Baiklah kami akan mengantarnya sekarang, terimakasih atas pertolongannya sedari tadi." Mereka pun mengangkat anak itu ke berangkas dan mendoronya masuk ke mobil ambulans

"Titipkan salamku kepadanya" ucap Lily

"Namamu" ucap perawat tadi

"Lily dan-" Lily melirik ke ajjhusi di sampingnya

"Lim Hae-nam" ajjhusi itu masih setia menunggu

"Baiklah."

Ambulance pun melaju kencang dari hadapan mereka berdua.



....

"Ajjhusi maaf telah menyita waktumu tadi, gara-gara aku ,anda pasti sudah terlambat pulang".

"Ani gwaenchana, berkatmu memanggilku juga anak itu masih bisa selamat," mereka berjalan ke arah jalan raya. "mau ku antarkan pulang kelihatannya kau sangat kelelahan" ajak ajjhusi mempersilahkan

"Tidak usah ajjhusi, tempat tinggal ku hanya sekitaran sini."

"Ah begitu yah,Kalau begitu kita istirahat dulu di kursi terminal" tepat didepannya kursi terminal sedang kosong

Lily cuman bisa mengangguk,ia cukup lelah untuk hari ini belum lagi mikirin hidupnya besok dan seterusnya.

"Ini, minumlah" ajjhusi memberikan sebotol air mineral ke Lily

"Khamsahabmida "

"Apa kau seorang Dokter?"

"Bukan ajjhusi,hanya saja aku seorang perawat"

"Wahh Daebak pantas saja ,kau sigap menolong anak tadi , kau bekerja di rumah sakit mana?"

Lily menatap ajjhusi disampingnya,matanya mulai perih haruskah ia memberi tahunya.
Ajjhusi yang sadar akan perubahan wajah ekspresi Lily mengerti, mungkin gadis di sampingnya itu mempunyai masalah akan kerjaannya

"Gwaenchana kau tak perlu menjawa-" omongan ajjhusi tadi terjeda kala Lily mengangkat bicara
"Aku sudah tidak bekerja lagi sebagai perawat di rumah sakit Korea, sebenarnya masa kerjaku sudah habis disini dan bakalan kembali ke negara asalku di Indonesia " Lily menarik nafasnya sekejap" tapi aku berharap jika bisa bekerja lebih lama di negara ini."

"joesonghaeyo, aku jadi curhat" Lily menunduk

Sedangkan Ajjhusi disampingnya masih setia menemani Lily dan mendengar keluh kesahnya.

"Jika kau tak merasa keberatan, aku sedang mencari seorang asisten perawat untuk anak asuhku" ajjhusi itu memberikan kartu namanya kepada Lily "Datanglah jika kau berkenan aku akan mengurusnya " Lily menerima kartu itu

"Khamsahabmida ajjhusi, aku masih tidak percaya jika anda seorang manager " Lily membaca tulisan tertera kartu digenggamnya.

Manager Lim Hae-nam
+018273646737228
Agency'SM

"Aku pasti akan datang" Lily tersenyum bahagia

Lily belum mengetahui jika ajjhusi itu manager di agensi SM, ia hanya fokus ke nama ajjhusi tadi walaupun ia telah mengetahuinya.

Workmate - NCT DREAM حيث تعيش القصص. اكتشف الآن