18: be mine, aunty

Zacznij od początku
                                    

Kini keduanya mulai berenang di laut lepas yang sunyi dengan saling berhadapan. Rambut panjang Rochely dibiarkannya tergerai indah di bawah sinar rembulan, membuat wanita itu tampak seperti seorang dewi.

"Airnya tidak sedingin itu, 'kan Aunty?" Tanya Jungkook dengan bibirnya yang bergetar.

Rochely menyernyitkan dahi dan menajamkan matanya—memprotes Jungkook. Jelas-jelas air laut saat ini terasa tidak ada bedanya dengan air yang disimpan dalam lemari pendingin. Ditambah dengan angin yang tidak berhenti berhembus; terasa menusuk hingga ke tulang.

"Kau harus ke dokter, Jung. Sepertinya syarafmu bermasalah." Rochely tersenyum meledek sembari mencipratkan air pada Jungkook.

Lantas langsung dibalas dengan cipratan yang lebih dahsyat dari sang keponakan. Membuat Rochely basah kuyup. "Boleh, tapi Aunty yang jadi dokternya ya?"

Rochely yang malang itu hanya memasang wajah kesal seraya memukuli lengan kekar Jungkook berulang kali. Walaupun begitu, ia tetap menikmati waktu yang ia habiskan bersama Jungkook.

"Jungkook-ah," panggil Rochely dengan suara yang bergetar lantaran tubuhnya menggigil.

"Ya, Aunty." Jungkook yang juga menggigil mengulurkan tangannya ke arah sang bibi, lalu ia mulai mengaitkan jari telunjuk Rochely yang mengambang di air dengan jari telunjuk miliknya.

Rochely lantas mengeratkan kaitan jemari Jungkook. Sembari menahan detak jantung yang berpacu dengan kencang, wanita itu berjalan di dalam air untuk mendekati sang keponakan.

"Apa kau sudah puas dengan ciuman kita sewaktu di kapal?" Rochely mengerjapkan matanya, lalu menatap Jungkook yang tengah menunduk—menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Jungkook termangu sejenak; berpikir keras sebelum akhirnya saling menatap. Tatapan saling menginginkan terpancar di dalam mata mereka. "Kalau aku jawab belum puas, memangnya Aunty akan mengizinkanku untuk melanjutkan ciuman kita yang terpotong itu?"

"Jika aku mengizinkanmu, bagaimana? Apa kau mau?" Rochely mengibaskan rambut basahnya yang semula tersampir pada kedua bahunya ke belakang, sehingga memperlihatkan payudaranya yang hampir terekspos dari balik bra renda tipis berwarna merah. Terlihat sangat kontras dengan kulit putih Rochely.

Sial, Aunty seksi sekali dengan bra merah menyala itu! Batin Jungkook.

Jungkook terus mengaitkan pandangannya pada bibir pucat Rochely yang gemetar dan sesekali menelik dada sang bibi. "A-aku tidak berani. Bukankah Aunty tidak suka kalau aku melewati batas?"

Jemari kuku Rochely menggaruk lembut dada bidang Jungkook; bergerilya di sekitaran puting mini Jungkook, membuat pria muda itu memejamkan matanya.

"Untuk saat ini, aku tidak keberatan," ucap Rochely dengan sensual.

Jungkook sontak menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan dengan mulut yang sedikit ternganga. Pria bermarga Jeon itu merasa begitu kepanasan; sangat bertolak belakang dengan udara yang berkeliaran di sekitarnya lantaran hasratnya nan kian membara. "Jadi, apa aku boleh?" Tanyanya sopan sembari mengerjap.

Rochely tidak ingin membohongi hati kecilnya lagi. Beberapa jam lalu ia mendeklarasikan bahwa tidak ingin terlalu dekat dengan Jungkook agar keduanya tidak kehilangan kendali. Namun hal tersebut justru membuatnya menjadi seorang pembohong ulung. Hingga akhirnya kini tersadar—ia tidak mampu menutupi kenyataan bahwa Jungkook telah menyalakan hasratnya.

"Mari kita lewati batas itu, Jung."  Tangan Rochely meraba lengan kekar Jungkook, hingga naik ke bahu sampai kini beralih ke dada bidang sang keponakan yang begitu padat dan kekar.

Sembari mendesah tertahan, Jungkook mengaitkan matanya yang berkobar kepada Rochely. "Apakah Aunty pernah berpikiran kotor tentang diriku?"

Rochely mengulas senyum asimetris di bibirnya. "Menurutmu bagaimana?"

AUNTYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz