17: walk along the beach

Start from the beginning
                                    

"Kau menyiapkan semua ini sendirian?" Pupil Rochely melebar. Ia tidak menyangka jika Jungkook merupakan seorang pria muda yang dapat diandalkan.

Jungkook cekatan sebab ia sering berkemah di atas gunung maupun pinggir pantai dengan teman sebayanya. Hanya saja, kali ini Jungkook harus mengurus semuanya—sebuah tenda, api unggun, dan pemanggang seorang diri. Jungkook sama sekali tidak keberatan lantaran dirinya memiliki misi; membuat Rochely bahagia.

Jungkook memiringkan kepala sesaat. "Memangnya aku dibantu oleh siapa jika di sepanjang pantai ini hanya ada kita berdua."

Mata hazel Rochely sontak menyapu seluruh pantai, memperhatikan setiap jengkal tanpa terlewat. Hanya ada laut biru berkilauan, pasir putih bersih tanpa jejak kaki, pepohonan hijau, serta senyuman manis dari Jungkook. Hingga akhirnya ia tersadarkan—bahwa pantai yang didatanginya memang nampak seperti pantai tak berpenghuni.

"Kita ada dimana sekarang?" Rochely menganga sembari menatap lurus ke arah Jungkook selama beberapa detik.

"Geseong, Gangwon-do." Jungkook tidak memberitahukan nama pantai yang tengah mereka datangi, lantaran pantai tersebut belum terdaftar pada kakao maps. Baru-baru ini Jungkook menemukannya saat menjelajah bersama kedua sahabatnya; Mingyu dan Yugyeom.

"Apakah pantai ini aman?" Alis Rochely mengkerut saat menatap Jungkook. Rochely khawatir jika pantai tersebut ditinggali hewan berbahaya, seperti ular laut dengan bisanya yang mematikan.

Jungkook menaikkan bahunya sembari menggigit bibir bawah bagian dalam—berusaha menahan agar tawa tidak lolos dari mulutnya. "Entahlah. Sewaktu aku kemari bersama kedua temanku sih aman-aman saja. Namun kalau bersama aunty, sepertinya akan didatangi sesosok vampir yang suka menghisap leher para pengunjung."

Tanpa merespon ucapan Jungkook, Rochely lantas memutar kedua matanya dengan malas ke atas. Lalu mengusir secara paksa; mendorong tubuh kekar Jungkook agar keponakannya itu mengangkat kakinya dari tenda. "Keluar sana, aku ingin mengganti pakaian."

Jungkook yang patuh pun manut. Ia meninggalkan tenda sembari terkekeh. Ada rasa puas yang memenuhi hatinya jika ia berhasil menggoda Rochely.

Selagi melucuti pakaian yang terbalut di tubuhnya satu persatu, rutukan jengkel terus keluar dari bibir Rochely karena ia merasa pria bermarga Jeon itu tidak pernah menjawab pertanyaannya dengan serius. Mulai dari disengat lebah, digigit nyamuk raksasa, hingga kini ia bahkan membahas vampir yang suka menghisap leher. Membuat hatinya gusar saja mendengar berbagai hal konyol tersebut.

Rochely yang telah selesai mengenakan mini crop top serta hot pants hitam nan dibalut outer selutut berwarna mustard memutuskan untuk melihat refleksi penampilannya—dari atas kepala hingga bawah kaki menggunakan kamera depan ponselnya.

Sialan! Mata Rochely terlihat seperti penyanyi rock, lantaran lunturnya maskara akibat air matanya yang menyapu kedua manik hazelnya. Rochely lantas menyambar beberapa lembar cleansing wipes dan segera membersihkan matanya dengan jengkel.

Huh! Rochely bergegas keluar dari tenda dengan wajah polos tanpa riasan. Ia hendak memprotes sang keponakan yang tidak mengatakan apa-apa mengenai hal memalukan itu. "Jung! kau—"

Deg.

Sial. Rochely tidak dapat menyelesaikan ucapannya. Jantungnya mendadak berdetak cepat kala melihat pemandangan di depannya; Jungkook bertelanjang dada. Pupil mata Rochely pun kian melebar ketika mendapati Jungkook—mengenakan boxer super ketat berwarna hitam keluaran calvin klein. Dengan susah payah ia menelan salivanya saat mencermati bagian bawah Jungkook yang terlihat begitu menonjol.

Jungkook tersenyum riang. "Ayo Aunty, kita ke ujung pantai!"

Rochely berdeham sembari menundukkan pandangannya—menatap jemari kakinya yang ia goyang-goyangkan, "Jung. Tidak bisakah kau jangan bertelanjang dada seperti itu? Sepertinya mengenakan oversized tshirt jauh lebih baik." Lalu melanjutkan di dalam hati, "Untuk kesehatan jantungku."

AUNTYWhere stories live. Discover now