9

0 0 0
                                    

Ia membawaku ke puncak tertinggi, tempat yang paling senyap bahkan udara kesulitan untuk menggapainya.

"Berteriak lah, sekeras keinginan hatimu. Aku tak akan menghentikan mu, jika kamu tidak menyakiti dirimu sendiri."

Janjinya, maka pada hari itu aku mengeluarkan segala suara yang terpendam yang selama ini ku simpan sendiri. Aku berteriak, seolah membuang segalanya pada hari itu. Hingga sebuah rekaman pada ponsel nya kembali mengingatkan ku akan hari itu.

"Kenapa kau merekamnya? Bahan olok an bagi mu?"

"Tidak. Itu untuk mengingatkan ku, betapa hancurnya diri mu, kala aku merasakan kemalangan menimpa ku. Betapa sakit ku, tak sampai pada nada terendah teriakan mu hari itu. Ataupun dalam nya raungan mu yang masih ku ingat jelas, menusuk tubuh ku."

EverlastingSummerFromHeaven

Narasi Awan || Cloud 0Where stories live. Discover now