47. I Love You

7K 782 79
                                    

2400 kata
Happy reading 💖

*****

"SIALAN!"

Harrison berteriak murka mengetahui Darrel mati terbunuh. Alasan kemarahan yang sebenarnya bukan pasal kematian putranya tapi karena hilangnya bidak catur terkuat yang dimiliki. Jika seperti ini harapan Harrison hanya pada makhluk purba. Harrison bisa saja mudah mengalahkan mereka tapi tidak dengan Elizabeth. Keberadaan Elizabeth menyulitkan keadaan Harrison. Jika dia tidak berhasil membunuh Elizabeth maka dia yang akan terbunuh.

"Aku akan membunuhmu!!"

Harrison berlari ke arah Rafael. Rafael yang menyadari arah tujuan laki laki itu segera menyingkir menjauh. Dia tidak bisa membahayakan teman temannya yang berada di sampingnya. Bagaimana pun mereka tidak terlibat dalam kematian Darrel.

"Kemari! Kita lihat siapa yang akan mati?!" Balas Rafael.

Dia bergerak ke arah tanah lapang yang luas untuk mempermudah pergerakan dan juga mencegah akibat pertarungan mereka tidak mengenai teman nya. Dia tidak mau melihat kematian teman nya yang lain.

Harrison berdiri didepan Rafael, manik mata hitam pekatnya menatap tajam. Urat urat tangan menonjol berwarna hitam dengan kuku kuku yang memancang bak kuku serigala.

"Kau hanya manusia lemah. Jangan merasa angkuh dihadapanku HAHAHA," cibir Harrison tertawa keras diakhirnya.

"Harusnya kau yang jangan angkuh, Harrison! Kau hanya demon. Makhluk paling hina yang pernah diciptakan oleh Dewa. Bahkan tempatmu saja di Tartarus, tempat terendah yang ada di dunia," balas Rafael.

"Sialan! Jaga mulutmu sebelum aku robek."

Emosi Harrison tak terbendung lagi mendengar kata hinaan yang terlontar padanya. Dengan kilat ia menyerang Rafael menggunakan tangan kosong. Ia mengarahkan pukulan tangan nya pada wajah Rafael yang langsung dihalau oleh tangan Rafael sendiri. Rafael ikut bergerak menyerang Harrison, menendang perut laki laki itu mundur.

Harrison memegang perutnya lalu terkekeh sinis. "Tendanganmu lumayan juga, tapi apa kau yakin dengan kekuatanmu itu kau bisa mengalahkan ku? Walaupun aku demon, tapi dalam bangsaku aku yang terkuat," ungkapnya.

"Aku tidak perduli. Mau terkuat pun kamu hanya seorang demon. Takdirmu tetap akan dibawah manusia."

"Brengsek!" Umpat Harrison tak terima.

Dalam telapak tangan muncul api berwarna merah kehitaman. Api hitam milik demon, api yang bisa menghanguskan sesuatu bahkan manusia dalam hitungan detik. Bibirnya menyeringai licik lalu terkekeh pelan. "Kau akan mati!"

Harrison melemparkan api hitam ke arah Rafael. Api tersebut meluncur cepat seperti kilatan petir. Dengan seketika api itu hampir mengenai tubuh Rafael, jika laki laki itu tidak segera menyingkir menjauh. Alhasil api tersebut malah mengenai pohon yang menjulang tinggi dibelakangnya yang menimbulkan ledakan.

Duarr

Suara detuman ledakan memekakkan telinga. Satu pohon besar tinggi tumbang akibat sihir api hitam milik Harrison. Api menjalar membakar pohon tersebut dengan cepat menjadi abu berwarna hitam.

Rafael menoleh ke belakang, raut wajahnya sedikit panik. Jika saja dia telat sedetik mungkin dirinya sekarang sudah menjadi abu. "Hampir aja," keluhnya.

Kembali menatap tajam Harrison yang menggeram marah. Rafael menyabut pedang yang berada pada samping badan nya, ia sampai melupakan pedang yang sudah ia bawa dan persiapkan untuk pertempuran ini.

Menatap sebentar pedang ditangannya, tanpa ba-bi-bu Rafael langsung berlari ke arah Harrison dengan pedang yang terarah ke depan. Siap menusuk siapapun yang menghalanginya. Tujuan nya pada dada musuhnya, tepat dibagian jantung. Kelemahan Harrison pasti sama dengan kelemahan Darrel, bagaimanapun mereka sepasang ayah dan anak bangsa demon. Itu yang Rafael pikirkan saat ini.

Untouchable Lady [END]Where stories live. Discover now