chapter 3 『REWRITE』

902 54 6
                                    

Sesampainya di rumah, Ali langsung membaringkan tubuhnya ke kasur dengan posisi terlentang..

Karena merasa sudah sangat lelah, tanpa sadar.. Ali langsung tertidur dan pindah ke alam mimpi.

Tak lama kemudian, terdengar seseorang yang membuka pintu kamarnya..

"Ali..?" -tatapan orang itu menyusuri ruangan Ali kemudian beralih ke Ali yang sedang tidur.

"Ternyata sudah tidur.." -gumam orang itu.

Namun, karena mendengar sebuah suara... Ali segera membuka matanya dan menatap orang yang membuka pintu kamarnya.

"A-ayah..?" -panggil Ali dengan suara kecil dan serak karena baru bangun.

"Ah... Ali, maaf karena mengganggu tidurmu.. tidur saja kembali, karena besok kau harus pergi sekolah" -ucap orang yang Ali sebut ayah itu, Dr. Ghazali.

"Hmm.. baik..." -Karena juga masih merasa sangat mengantuk, Ali segera menutup matanya dan tertidur kembali..

Namun, ada hal yang membuat Ghazali merasa sedikit khawatir.. yaitu wajah dan bibir Ali yang terlihat pucat dari biasanya.

Tapi tidak ingin ambil pusing, ia berpikir bahwa ia terlalu berlebihan dalam mengkhawatir akan kondisi Ali.. jadi ia hanya mengabaikannya dan membiarkan Ali beristirahat.

Keesokan harinya tiba dengan aktivitas biasa Ali dimana ia telat bangun dan terburu-buru bersiap untuk pergi ke sekolah..

Saat sampai di sekolah, Ali menghela nafas lega ketika mengetahui bahwa ia tidak telat dan sempat untuk sampai tepat sebelum mulai pelajaran.

Namun suatu hal yang membuatnya tidak senang adalah ketika ia melihat seseorang yang tidak ingin ia lihat, Alicia.

Dengan malas ia duduk di tempat duduknya dan bersandar di kursinya sembari memainkan gadjet miliknya dengan bosan, dan tepat pada saat itu juga, Viktor memasuki kelas dan terheran akan ke tumbenan Ali yabg datang tepat waktu...

Tidak ada hal yang menarik, semuanya sama saja dan tidak ada yang berubah, tidak akan ada hal lain selain Ali yabg terus terkena hukuman dan menyelesaikan hukuman yang diberikan.

Setiap hukuman yang diterima Ali membuat Ali muak dan kesal terhadap
Alicia yang terus menyalahkannya hingga ia terus terkena hukuman..

Sesekali Viktor juga datang ke rumah Ali seperti biasanya untuk bermain game bersama, dan kemudian pulang ketika hari sudah mulai gelap.

Dan juga Ghazali yang selalu pulang malam, membuat Ali tidak tau apa yang harus ia lakukan selain tiduran di kamarnya dengan bosan..

Ali sendiri tidak tau apa penyakit yang ada pada dirinya sendiri, terkadang ia sering terbatuk dan sesekali terdapat darah pada saat ia batuk.. namun Ali selalu mengabaikan hal itu yang membuat wajahnya terlihat semakin pucat.

Alicia sendiri menyadari hal itu namun ia tidak peduli lagi, mengingat bahwa ia tidak seharusnya mengkhawatirkan Ali karena mereka tidak memiliki hubungan sama sekali setelah kejadian Ali dikeluarkan dari MATA.

Semuanya berjalan normal hingga saat Ali berusia 14 tahun, Ali sendiri sudah mulai terbiasa dengan penyakit yang tidak ia pedulikan itu, ia bahkan tidak mengetahui bahwa waktu hidupnya juga menjadi pendek karena penyakit yang tak diketahuinya.

Baru saja berjalan pulang sekolah, ia dikejutkan dengan berita dimana ayahnya, Dr. Ghazali.. di sekap oleh orang-orang tak diketahui, membuat Ali tanpa berfikir panjang langsung berlari menuju tempat kejadian tersebut untuk menyelamatkan ayahnya.

Setelah sampai disanapun, ada ramai orang-orang yang berkumpul di luar sana untuk berjaga-jaga dan merawat orang-orang yang terluka, beberapa penjaga juga menjaga di luar agar tidak ada yabg bisa menerobos masuk ke dalam gedung.

Ali tanpa berfikir panjang langsung menerobos masuk secara diam-diam dan menuju lantai teratas di gedung itu diamana para orang-orang tidak dikenal sedang mengancam nyawa ayahnya.

Saat sampai di ruang kejadian, ia dapat melihat para ejen sedang berusaha membujuk dan berjalan perlahan ke arah sang pelaku yang sedang menodongkan sebuah pistol tepat pada kepala Ghazali yang membuat Ali semakin khawatir dan kecewa akan tindakan para ejen...

"Ayah..!" -teriak Ali yang membuat para ejen segera melihat ke belakang mereka dan membulatkan mata mereka karena tidak menyangka akan kehadiran Ali.

"Ali! Apa yang kau lakukan ke sini?! Lebih baik kau pergi sebelum sesuatu yabg buruk terjadi..!" -ucap Alicia dengan tegas dan menatap Ali dengan jengkel.

Mendengar itu semakin membuat Ali muak dan marah di saat yang bersamaan.. sehingga membuatnya tanpa sadar langsung berbicara dengan cara membentak.

"Baik kau selamatkan ayahku dengan cepat sebelum sesuatu yang terjadi pada ayahku, jika itu terjadi.. aku tak segan untuk memusuhi kalian!" -bentak Ali untuk dengan penuh kekesalan terhadap perilaku tidak becus para ejen.

"Ali, sejak kapan kau berubah?" -tanya ejen yang terlihat gemuk, Ejen Bakar atau bisa disebut Uncle dari Ali.

Ali mengabaikan pertanyaan dari Bakar dan terus menatap tajam Alicia karena merasa kesal akan perilaku Alicia yang sangat ia benci..

Ayah Ali dapat dilihat sedang tidak sadarkan diri dan memiliki beberapa luka ringan, Ali bersyukur ayahnya tidak terluka parah namun ia lebih khawatir karena sang pelaku yang sedang menodongkan pistol ke kepala ayahnya.

Para ejen juga sedikit kesusahan untuk mengatasi hal itu dan tidak bisa menahan rasa kesal karena tatapan jengkel yang diberikan Ali kepada mereka.

Terutama Rudy...

Ia semakin muak dengan tatapan yabg diberikan Ali sehingga membuatnya mengatakan beberapa hal kasar pada Ali, hingga perkataan yang bisa membuat Ali semakin kesal padanya.

"Ali, baik kau diam je.. dah lah tak guna, apa yang kau boleh buat sekarang hah? Jadi beban ada lah, bagus sekarang kau pergi, kita bisa mengatasi masalah ini, tidak sepertimu" -ucap Rudy dengan kesal.

Mendengar itu membuat Ali semakin membenci Rudy.

Ali terdiam sebentar dan kemudian mengucapkan sesuatu...

"Kalau kau tak bisa melakukan apa yang  kau katakan, lihat saja suatu hari bagaimana nasibmu akan kubuat" -ucap Ali dengan sarkas.

Ucapan Ali hampir membuat Rudy merasa geli dan tertawa, Rudy semakin merasa simpati pada Ali yang terlihat seperti orang gila yang berbicara omong kosong saat ini..

Ali diam dan tidak mengatakan apa-apa namun menatap para ejen dengan penuh kekecewaan..

Lalu salah satu ejen langsung menyerang sang pelaku secara diam-diam dan akhirnya berhasil menumbangkan pelaku tersebut.

Hal itu membuat para ejen lengah, berpikir bahwa mereka sudah berhasil dan menang..

Namun suatu hal yang membuat Ali tidak bisa bernafas selama beberapa detik ketika ia melihat bahwa pelaku itu tiba-tiba mengambil pistol yang ia simpan secara diam-diam dan langsung menembak Ghazali tepat di kepala.

Ali hanya bisa membelalakkan matanya dan tidak bergerak dari tempat setelah melihat kejadian itu..

Hal itu juga mengejutkan para ejen dan membuat mereka menjadi merasa bersalah dan kasian pada Ali..

Hal itu membuat Ali mengepalkan kedua tangannya dengan erat...

"Ejen kuat? Ejen macam apa yang dengan mudahnya lengah karena berfikir bahwa kalian sudah menang?" -ucap Ali dengan tatapan dingin nan-tajam yang menatap ke arah para ejen yang tidak bisa berkata-kata.

To Be Continued~

VILLAIN「EA FANFIC」[REVISI]Where stories live. Discover now