"Ah itu ... Sebenarnya aku juga ada sedikit masalah pada pria brengsek itu, jadi saat Taehyung memintaku untuk memprosesnya, aku menerimanya,"

"Ah begitu, tapi aku tetap berterima kasih padamu, berkatmu adikku merasa sedikit lebih tenang setelah pria brengsek itu ditahan, meskipun hanya selama 2 tahun 6 bulan tanpa membebasan bersyarat, jadi sekali lagi terima kasih,"

Yerin hanya tersenyum, mengangguk dan menepuk pelan lengan kiri atas Seokjin.

"Ah, apa malam ini kau luang?" Tanya Yerin, "Ada, memangnya kenapa?" Tanya Seokjin balik, "Mau minum denganku?" Tawar Yerin lagi.

Seokjin berpikir sebentar, "Boleh," terima Seokjin, "Baiklah, aku tunggu di kedai xx jam 9 malam," ujar Yerin, "aku harus kembali ke kantor karna akan ada rapat, jadi sampai nanti." Lanjutnya.

Sementara hubungan Yerin dan Seokjin masih dalam tahapan kini Taehyung dan Jisoo malah menjadi pasangan yang sangat serasi.

Selaim mereka selalu menempel satu sama lain dan saling menghormati, mereka juga tak melupakan bahwa mereka sedari dulu bersahabat dan selalu melengkapi sisi lemah mereka satu sama lain, seperti saat ini.

"Kau ini bagaimana sih, masa hanya segitu kemampuanmu, cepat atau kau akan aku tinggalkan," kesal Jisoo sambil berkutat dengan ponselnya.

"Ah pokoknya aku sudah tidak mau lagi mengikutimu, kau selalu saja mengarah ke jalan yang salah, apa kau pikir itu masuk akal?" Rengek Taehyung.

"Dasar lemah, kau menyerah hanya karena aku membawamu ke jalan yang salah? Hei, kita butuh perjuangan jika ingin menang,"

"Tapi tidak seperti ini juga, kan ada peta, kita seharusnya berjalan di jalur yang terdapat pada peta tapi kau malah berjalan menjauh dari jalur yang ada di peta, belum lagi banyak binatang buas yang kita hadapi tadi-"

"Ah sudahlah kau memang lemah,"

Taehyung yang mendengar perkataan yang dilontarkan Jisoo padanya langsung refleks melihat pada Jisoo dengan menganga.

"Apa? Lemah? Kau bilang aku lemah? Kim Jisoo, ini game bertahan hidup, kau tak boleh seenaknya seperti itu, kau juga tak boleh menjadi pemimpin jalan lagi, lain kali aku yang akan membaca petanya, kau hanya perlu mengikutiku,"

Jisoo menatap kesal Taehyung, "kau! Selalu saja egois, beberapa hari kemarin kau selalu menjadi pemimpinnya, aku juga ingin!"

"Tapi kau membahayakan regu,"

"Aku hanya mau mencari jalan pintas," ujar Jisoo dengan cemberut, "Jalan pintas? Lalu apa? Kita malah tersesat di hutan dan malah harus menghadapi binatang buas,"

"I-itu karena kau lemah saja,"

Taehyung yang tak terima karena di sebut lemah itu langsung mengambil ponsel Jisoo dan menindih tubuh Jisoo.

"Kau mau aku membuktikannya?" Tanya Taehyung dengan suara pelan. Jisoo terdiam karena terkejut untuk beberapa saat, dia lalu hendak mendorong dada Taehyung, "Jangan terlalu menindihku, anakku-"

"Aku tahu, aku tak terlalu menekan di bagian perutmu," ujar Taehyung sambil mengecupi wajah Jisoo.

Jisoo merengek, "Sudah cukup, kenapa makin hari kau makin sering seperti ini sih, tunggu sebentar aku ingin menyelesaikan game-nya dulu," ujarnya sambil mencoba menghindari jurus kecupan seribu dari Taehyung.

"Sebenarnya kau ini kenapa sih?" Tanya Jisoo yang sudah kewalahan, "Aku menginginkanmu," bisiknya menjawab.

"Aku kan sudah menjadi istrimu,"

"Kau tahu kan jika kita belum menjalani malam pertama? Di tambah aku juga masih seorang pria, dan terakhir ... Minggu ini kau juga sudah boleh melakukannya kan?"

Kini Taehyung mengecupi leher Jisoo dan membuat wajah Jisoo memerah.

"Tunggu Taehyung-ah, a-aku ... Jika untuk melakukan itu, aku ... Aku masih tak bisa percaya ... Ma-maksudku kau ... kau kan sahabatku ...." Desah Jisoo.

"Maka mulai saat ini, ingatlah aku sebagai suami dan ayah dari anak-anakmu," bisik Taehyung yang masih meneruskan kegiatannya mengecupi leher Jisoo.

Jisoo terdiam seperti memikirkan sesuatu, lalu tak lama dia mendorong Taehyung dengan kera,  "Tu-tunggu!" Teriak Jisoo.

Taehyung yang terdiam dengan wajah terkejut, "A-ada apa? Apa aku menyakitimu?" Tanya Taehyung yang kini menjadi panik, "Bu-bukan seperti itu ... Ha-hanya saja ... Ku-kumohon lakukan di dalam kamar dan lakukan dengan pe-perlahan ...." pinta Jisoo dengan wajah yang sudah sangat memerah.

Taehyung tertawa pelan lalu memeluk Jisoo, "Apakah kau benar mengizinkanku melakukannya?" Tanya Taehyung untuk memastikannya sekali lagi.

Jisoo menganggukkan kepalanya, "A-aku sudah menjadi istrimu, sudah seharusnya kan aku memberikan apa keinginanmu, ta-tapi tolong lakukan di dalam kamar dan perla- akh!"

Belum sempat Jisoo menyelesaikan perkataannya, Taehyung dengan segera mengangkat tubuh Jisoo lalu membawanya ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.

"Bicara atau pukullah aku jika kau merasa sakit," ujar Taehyung yang membaringkan Jisoo di atas kasur.

Di mulai dengan kecupan dan ciuman ringan, Taehyung melakukan semuanya dengan perlahan agar Jisoo tak merasa risih, takut, tak nyaman atau pun sakit.

Mungkin malam itu adalah malam terindah yang pernah Taehyung lewati sepanjang hidupnya. Apalagi jika bukan melewati malam bersama istri tercintanya setelah sekian banyak rembulan yang dia lewati.

.

.

.

Tamat ....

Terima kasih sudah membaca, semoga suka yaaa, jangan lupa tinggalkan vote dan komennya, borahaee💜💜

Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗

Unconditional Love | VSOO | ENDWhere stories live. Discover now