[01] This World Is Beautiful But Also Cruel

407 49 2
                                    

Seyla hanya bisa diam mematung begitu Lyrr selesai menjelaskan segalanya. Seyla menatap Lyrr yang kini menangis terisak-isak, wajahnya nampak menanggung beban yang sangat berat. Seyla ingin tidak percaya, namun melihat betapa hancurnya wanita di hadapannya ini mau tak mau Seyla pun mempercayai. Terlebih lagi bahwa fakta guru mereka sudah tahu tentang masa lalu Lyrr dan percaya padanya.

Jadi... Selama ini orang yang di sebelahnya ternyata adalah orang lain.

Seyla menepuk bahu Lyrr, memberikan dukungan kepadanya. "Jangan menangis lagi Khion, eh maksudku Lyrr. Bukan salahmu memiliki takdir yang begitu berat."

"Aku... Aku gagal menyelamatkan mereka. Elazar... Dia mati karena membela namaku. Tapi aku tidak tahu itu dan justru hidup enak disini sebagai putri."

"Itu bukan salahmu." Suara Seyla bergetar. "Aku... Jika aku jadi kau aku mungkin tidak bisa berbuat apapun selain ketakutan pada takdirku sendiri."

Dengan matanya yang memerah Lyrr memandang Seyla, "kau pasti kecewa setelah mengetahui kebenaran ini. Fakta bahwa aku bukanlah tuan mu yang sebenarnya aku hanyalah jiwa yang merebut tubuhnya."

Seyla menggeleng tegas. "Sejujurnya aku tidak kecewa sama sekali. Kau sangat baik padaku meskipun kita tidak punya hubungan apapun. Kau berteman denganku, bersikap baik dan menyenangkan. Itu sudah cukup. Aku sudah mengenal mu, dirimu yang sesungguhnya sekarang, aku tidak punya alasan untuk kecewa." Seyla tersenyum tulus. Lyrr menatapnya dan kembali menangis, tapi kali ini menangis lega.

"Terima kasih... Kau memang teman sejati ku..."

"Lalu setelah ini kau mau apa?"

Lyrr menghapus air matanya dan memasang wajah datar dan dingin, wajah yang sama ketika dia menjadi pemimpin kelompok pemberontak di masa lalu. Dingin dan tidak tersentuh, punya tekad terpendam dan serius. "Aku akan menyelamatkan raja Calliban. Setidaknya dia ayahku sekarang."

Seyla nampak ragu, "kita tidak pernah berpergian jauh. Aku ragu kita bisa melakukan itu."

Lyrr tersenyum miring, "kau jangan meragukan pimpinan dari kelompok pemberontak. Percaya padaku, dan bergantung padaku. Dengan begitu semua akan baik-baik saja." Ucapnya dengan kepercayaan dirinya yang dulu.

Seyla merinding mendengarnya. Aura Lyrr mendadak berubah. Lebih tegas dan gelap. Seyla seakan tidak mengenal orang di depannya.

'jadi seperti ini dia di masa lalu...' Seyla bergumam kagum.

"Aku membawa tiga kantung uang emas. Mari kita pergi sebelum malam," Lyrr mendongak menatap langit, "uangku cukup untuk menginap di penginapan sederhana. Untuk menghemat biaya, kita akan membeli kue dan roti yang dapat bertahan lama. Kita harus mempersiapkan segalanya dengan matang untuk kedepannya. Kita tidak tahu berapa lama yang harus kita lalui. Kita harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuknya." Lyrr memberi penjelasan panjang, aura pemimpin nya menguar dari tubuhnya. Sangat tegas dan dapat di percaya.

Seyla menyetujui, "mari langsung pergi dari sini. Kupikir ada baiknya kita membeli perlengkapan di kota lain saja."

Lyrr mengangguk, ya, itu lebih baik. Setidaknya dia tidak perlu bertemu Asher lagi dan menjadi lemah setelahnya.

Mereka berjalan meninggalkan kota. Lyrr akhirnya bisa bernafas lega, dia tidak perlu berakting lagi sebagai anak manja di hadapan Seyla. Dan lagi, anak itu juga menerimanya tanpa mempermasalahkan apapun. Lyrr mau tidak mau menjadi luar biasa lega. Dia terharu, nyatanya dunia ini tidak buruk juga.

Lyrr mengelus perutnya. Dia tersenyum, sekarang dia tidak berpetualang sendirian. Ada anaknya bersamanya. Ada Seyla juga disini. Semuanya akan baik-baik saja. Ayahnya akan selamat dan dia akan melahirkan dengan aman. Lalu segalanya akan berakhir bahagia.

[S2] Reise des Licht Where stories live. Discover now