42. De Liefde Bedrijven

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Ya.. aku bimbang.."

Setelah menghela nafas sesaat, Jungkook melanjutkan, "Oppa.. apa seseorang yang sebelumnya sudah pernah mencintai lawan jenis nya akan dapat memiliki rasa cinta juga pada orang yang.....-"

"Orang yang sesama jenis nya?", potong tuan Park.

Jungkook terhenyak.

Tuan Park memberinya senyuman hangat. Lalu mengatakan bahwa menurutnya, semua itu bisa terjadi.
"Dunia ini memang penuh misteri, Jungkookie.. Termasuk misteri cinta yang terkadang tak mampu dicerna nalar manusia.
Aku tidak pernah memiliki perasaan romantis seperti itu, tetapi, aku tau mereka yang seperti itu sama seperti diriku dan orang-orang pada umumnya. Aku menghargai perasaan romantis itu.
Seperti sisi manusia yang tidak hanya berwarna hitam dan putih, ditengah-tengah itu, ada warna abu-abu yang tidak dapat dihilangkan, karena dari sananya sudah menjadi bagian dari warna hitam dan putih itu sendiri."

Mata Jungkook berkaca-kaca. Membuat tangan tuan Park tergerak untuk mengusap lembut surai panjangnya.

"Apa kau sampai tersentuh dengan kata-kata ku?", canda si oppa.

Jungkook mengangguk.

Pria ini bertanya lagi, "Memangnya, siapa dia yang kau ceritakan itu?",

"Itu... aku..", jawab Jungkook dengan dadanya yang kembang kempis.
Kemudian air matanya lolos begitu saja.

Tuan Park beranjak menghampiri Jungkook, dan memeluk-nya. Yang kini ikut berdiri, dan menangis tersedu-sedu di pelukannya.

"Jangan khawatir, Jungkookie.. Jangan takut..
Bila tak ada siapapun yang mendukung mu, aku selalu siap untuk memberi dukungan."

"Terimakasih banyak, oppa.."

"Jungkookie.. Jadilah saudariku.."

Keduanya saling melempar pandang, lalu saling tersenyum.

'Tuhan, berkatilah kemurahan hati tuan Park..'
Batin Jungkook.















Hari telah berganti..
Seusai sarapan, semua sibuk dengan urusan aktifitas masing-masing. Kecuali Soo hyun yang tadi mengeluh pusing ketika sedang diajak memberi makan kelinci peliharaan Jungkook.
Iya, kadang Jungkook mengajak Soo hyun mengurus kelinci agar dia tidak bosan.

Dan kini Soo hyun hanya duduk sendirian di kamarnya.

"Soo hyun..", panggil Jungkook yang sekarang berdiri di depan pintu.

"Iya, kak.."

"Nanti siang, kau ingin makan apa? Barangkali kau ingin sesuatu yang lembut seperti bubur?"

Bibir Soo hyun tersenyum. Jungkook memang se-perhatian itu.

"Tidak, kak.. aku bisa makan apa saja menu hari ini."

"Baiklah, akan kusampaikan pada bibi Han untuk mengantarkan makan siang mu ke sini."

"Terimakasih, kak Jungkook."

Kepala Jungkook mengangguk dan melangkah pergi.

Baru saja Jungkook akan menutup pintu ruang depan yang terbuka, ia melihat Taehyung yang sudah berdiri disana.

Keduanya sama-sama terkejut.

Jungkook melirik pada jam raksasa di pojok ruangan. Memperlihatkan waktu pukul sebelas siang. Ia pun keheranan. Pasalnya, Taehyung biasa pulang pukul setengah satu untuk makan siang.

"Kenapa pulang lebih cepat?", tanyanya kemudian.

"Hh, ada urusan sebentar." jawab Taehyung, bohong.

Ya.. itu jawaban bohong. Karena sebetulnya, ia tidak bisa berkonsentrasi penuh di kantor, akibat otaknya dipenuhi tentang Jungkook dan Jungkook. Bahkan terpikir pertanyaan di benaknya, apakah Jungkook menyukai tuan Park Seo joon.

 Haat en Liefde -VK- (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ