7. Welcome Trouble

21 3 5
                                    

Doyum benar-benar tidak bisa pergi selain ke sekolah atau bermain di akhir pekan, itu juga harus diikuti Jiung dan Yechan. Kebebasannya lebih diperketat sejak orang yang entah siapa itu mengincarnya. Doyum bahkan tidak tahu orang itu siapa dan kenapa pula harus ia yang diincar.

"Hei, jangan cemberut begitu."

Doyum menoleh ke arah ponsel pintarnya. Ia sedang melakukan panggilan video dengan Geonu.

"Aku seperti hidup di penjara kalau seperti ini terus, kan aku juga ingin seperti orang lain yang bisa pergi hanya berdua dengan kekasihnya."

Geonu yang semula fokus meninju samsak menghentikan gerakannya, lalu beralih untuk fokus sepenuhnya pada Doyum.

"Kau tahu? Sejujurnya aku juga sangat ingin menculikmu dan membawamu ke suatu tempat dimana hanya ada kita berdua, tapi aku menahannya tidak lain demi keselamatanmu. Aku sadar aku belum sekuat itu untuk melindungimu, maafkan aku."

Doyum menghela napas berat. Ia merasa sedikit menyesal karena ucapannya seperti menyalahkan Geonu.

"Aku tidak menyalahkanmu, aku hanya benci dengan keadaanku sendiri yang serba sulit seperti ini, huh..."

"Jangan sedih, ini hanya sementara. Percayalah pada orang-orang ayahmu, penjahat itu akan segera tertangkap dan kau bisa hidup normal lagi."

***

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Doyum bersama teman-temannya jalan kaki untuk menuju halte bus. Mereka hanya berjalan sembari mengobrol ringan, kecuali Sangwoo yang hanya diam saja bersama Jiung di belakang.

"Entah kenapa aku merasa diikuti," kata Sangwoo.

Geonu yang berada tepat di depannya menoleh. "Mungkin itu hantu? Mereka memang selalu mengikutiku."

Jiung menoleh ke belakang, ke arah tiang lampu jalanan di trotoar.

"Kita memang sedang diikuti, tapi bukan oleh hantu."

"Maksudmu?"

"Berhenti mengikuti kami, kau menakuti anak-anak manusia ini."

Tak lama setelah Jiung berkata begitu, dari balik lampu jalanan itu, muncul seekor kelelawar kecil yang terbang mendekat. Lalu sesaat kemudian kelelawar itu berubah menjadi sosok pria tinggi berjubah hitam. Semua orang terkejut, kecuali Jiung yang memang sepertinya sudah tahu.

Jiung menoleh menatap Doyum yang ketakutan bersembunyi di balik badannya. "Pergilah bersama teman-temanmu sebentar, aku ada urusan dengan makhluk ini."

"Apakah dia jahat? Aku takut dia menyakitimu."

"Jangan khawatir, aku mengenalnya. Aku hanya akan mengajaknya bicara, oke?"

Doyum mengangguk, lalu langsung berlari kecil mendekati Geonu. Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan Jiung dengan makhluk yang sepertinya juga vampir.

"Hwang Intak, sudah jutaan kali kubilang padamu, berhenti mengikutiku."

"Aku merindukanmu, Hyung. Kau pergi kemana selama lima belas tahun terakhir?"

"Aku tidak. Kumohon, biarkan aku sendiri hingga aku tahu caranya untuk mati."

"Daripada sendiri, mengapa kita tidak hidup bersama saja hingga saat itu tiba? Aku akan menjagamu dari semua rasa sakit yang tidak ada akhirnya ini. Kau tidak perlu terus-terusan kesepian di tengah kehidupan manusia, melihat mereka lahir lalu tumbuh, dan mati meninggalkanmu. Manusia pasti akan meninggalkanmu, tapi aku tidak."

"Cukup, jangan lakukan hal ini lagi. Di dunia ini hanya hidup kita yang bertahan selamanya, tapi yang lainnya tidak, termasuk perasaanmu itu."

"Hyung... Aku sudah mengejarmu selama seratus lima puluh tahun. Kau masih ragu kalau aku sungguhan mencintaimu?"

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Jan 11, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Just Be With Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें