Heat 🔞

20 2 0
                                    

  Warning🔞🔞🔞🔞‼
Dimohon kebijaksanaan pembaca

     Raden mulai menyadari apa yang terjadi, insting alpha nya mulai bergejolak, detik ini juga ia ingin sekali melakukan seks dengan omeganya. Namun ia menahan nafsu karena saat ini ia tak punya sesuatu seperti kondom. Ia tahu betul apa yang akan terjadi jika ia mengeluarkan cairannya pada omega yang sedang heat.

           Dalam waktu sekitar sepuluh menit mereka mencoba mengendalikan diri dengan baik.

         "Hei, kau bisa ejakulasi untuk mengurangi rasa sakitnya, daripada menahannya seperti itu" Raden mengintip kondisi Ezza yang memburuk "tentu aku tidak akan melihatmu saat melakukan itu"

          Itu memalukan namun Ezza juga tak punya pilihan lain, tubuhnya penuh dengan keringat dan keinginan untuk memenuhi hasrat. Daripada melempar tubuhnya pada seorang alpha ia lebih memilih untuk melakukannya sendiri.

       Ia mulai melepas celananya dan memainkan sang junior dengan kecepatan standar hingga cepat, memijat dan menggosoknya berulang kali hingga menegang. Namun ia tidak bisa keluar hanya dengan itu.

       Lubangnya yang basah menunjukkan ia siap untuk dimasuki, Ezza mulai memasukkan satu jarinya dan memainkan rongga lubang nya yang sudah licin karena cairan yang terus keluar.

        "Ahh" Dalam prosesnya Ezza mengerang beberapa kali.

         Tiga jari telah masuk dan memainkan setiap celah sensitif di dalam sana, Ezza juga telah ejakulasi dua kali. Ia kelelahan dan merosot dari kursinya dengan pakaian yang masih acak-acakan.

          Ia terengah-engah dan setiap ujung badannya gemetar, namun kabar baiknya feromon miliknya telah berkurang serta bianglala yang tadinya berhenti itu mulai bergerak walaupun lebih pelan dari biasanya.

        "Sepertinya sudah selesai diperbaiki" Komentar Raden

          Ia dengan hati-hati mendekati Ezza yang tengah terkapar dan memperbaiki setelan pakaiannya, tak lupa membungkus Ezza dengan jaket miliknya.

          Saat pintu terbuka Raden membopong Ezza sambil menahan hasratnya, meski feromon Ezza berkurang namun saat ini ia masih di masa heat.

         Lucy yang kebetulan melihat pemandangan itu bertanya-tanya apa yang sudah terjadi saat mesinnya sedang rusak, namun melihat ekspresi Raden ia tak berani untuk sekedar bertanya.

         Raden hanya berpesan kepada dirinya untuk menjaga adik dan teman-temannya dengan baik. Setelah itu ia buru-buru pergi seolah dikejar sesuatu.

*************
           
          Di kamar hotel yang penuh dengan bau feromon, dua insan telah bersiap untuk pertempuran.

        Raden memakaikan kondom pada juniornya yang telah menegang dari tadi. Ia tak lupa menyiapkan lubang milik Ezza, meski sudah jelas lubang itu siap dimasuki.

        "Ahh" Erangan keluar dari mulut Ezza, saat jari-jari Raden memasuki lubang nya.

       "Akan kumasukkan" Ucap Raden sebagai pertanda.

        "Tung-ahh" Ezza tersedak oleh hentakan yang tiba-tiba.

        "Maaf, aku juga tidak bisa menahan diri" Ucap Raden

         Saat ini junior Raden telah masuk secara keseluruhan, ia merasa lubangnya cukup ketat, dan memilih menunggu untuk beberapa saat.

         "Kau perawan?"

          "Akh- aku perjaka bodoh!" Ezza memalingkan wajahnya.

          "Ah ya itu maksudku!" Raden mulai menggoyangkan secara perlahan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marking My EnemyWhere stories live. Discover now