[Volume 1] Chapter 10: no title

Comenzar desde el principio
                                    

Upacara pengibaran bendera merah putih dilakukan secara singkat dan para golongan Indonesia segera membubarkan diri setelah kegiatan selesai sebelum pasukan Jepang datang lalu menangkap para tokoh penting yang ada di sana. Indra saat ini melanjutkan misinya untuk menyelamatkan negatif film Alex Mendur dan Frans Mendur. 

Indra pergi dari ruangan yang ditempatinya dan menempatkan seluruh peralatannya ke dalam ruang penyimpanannya lalu segera menyusul Alex Mendur. Indra berlari dan menepuk bahu Alex Mendur yang sedang berjalan secara buru-buru dengan menyembunyikan negatif film miliknya. Alex melihat orang yang menepuk bahunya dan seketika darahnya mendingin karena Indra yang ciri-ciri fisik orang Belanda yaitu rambut pirang, mata biru, dan tubuh tinggi.

"Kau, sebaiknya kau mencucinya di saat yang tepat dimana kau sudah bisa memastikan kalau kau aman untuk mencucinya. Aku mendukung kemerdekaan kalian, karena itu aku memperingatkan dirimu. Jangan lupa untuk memperingatkan adikmu juga." Indra

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan mencucinya?" Tanya Alex dengan curiga.

"Aku ditugaskan untuk menjaga setiap pembawa kamera yang ada di sana. Dan kalau kau kurang yakin dengan ucapanku, kau bisa memeriksa jalan yang kau lewati saat dini hari. Kalau kau menemukan sebuah mayat di rumah bertuliskan Djoenan, aku adalah orang yang membunuh orang itu. Lalu aku juga telah bertemu dengan presidenmu kemarin dan aku menwarkan bantuanku yang diterima oleh Presiden." Indra

Karena tak memiliki banyak waktu untuk curiga, Alex Mendur memutuskan untuk mempercayai Indra dan menahan diri beserta memperingatkan adiknya Franss Mendur untuk mencuci negatif filmnya saat benar-benar aman. 

Beberapa hari kemudian, kakak-adik tersebut berhasil mencuci negatif film foto kemerdekaan Indonesia dengan aman dan mereka menyimpan foto tersebut untuk diamankan dari pasukan sekutu yang membonceng NICA. 

20 Oktober 1945
Surabaya, Jawa Timur 

Indra saat ini bersama dengan beberapa kloningnya sedang berjalan menuju ke lokasi yang telah dijanjikan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk memberikan persenjataannya. Indra saat ini harus mengirimkan 3.000 senapan MP 3008 kepada pejuang kemerdekaan Indonesia yang akan digunakan dalam upaya serangan para pemuda pada tanggal 27 Oktober nanti. 

Indra dan kloningnya menaruh senapan dan amunisinya pada beberapa pohon tang tengahnya di lubangi atau dikeruk untuk menjadi tempat menyimpan senjata dan peluru. Indra menaruh 10 buah senapan MP 3008 dan 12 pucuk senapan Kar98k beserta 50 magazine SMG dan 6 Stripper klip untuk bolt action rifle. Di salah satu pohon beringin, kloning Indra yang bernama Bagas menempatkan senjata terkutuk di perang dunia kedua yaitu MG 42 yang diberikan kepada pejuang Indonesia untuk memberikan efek psikologis kepada veteran perang dunia kedua yang bertempur di kota Surabaya nantinya.

"Hei diriku asli, apakah kau yakin akan memberikan senjata terkutuk ini?"

"Tentu saja, karena aku ingin memberikan kerugian tambahan kepada pasukan sekutu supaya pejuang Indonesia terlihat mampu memberikan perlawanan sengit kepada pasukan sekutu." Indra

"Diriku asli, kau memang orang yang gila sekaligus licik. Itulah yang membuatku bangga menjadi kloningmu." Ujar kloning Indra yang bernama Hebert.

"Kita tunjukkan kalau Indonesia itu sangat kuat sampai-sampai pasukan sekutu harus menderita kerugian yang sama tingginya saat di perang dunia kedua melawan Jerman." Indra

"Ok."

"Ok."

"Ok."

"Ok."

Omong-omong, setelah Indra mensummon persenjataannya, Indra juga melakukan beberapa ini coba dengan persenjataan yang dicampur oleh sedikit unsur sihir yang membuat Indra harus mensummon beberapa prajurit dan pilot yang sebenarnya adalah kloning dari Indra yang memiliki wajah dan kepribadian berbeda tapi mereka akan menyatu dengan Indra setelah mereka gugur atau Indra memutuskan untuk menghapus mereka.

The Ezgardian (Prototype)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora