Changed

313 23 0
                                    

"Aku mencoba untuk tidak bersikap berlebihan setelah kejadian itu yang perlahan menyadarkan posisi ku"


























Setelah memohon-mohon kemarin dan berakhir San tidur di kamar Wooyoung meskipun tidak berpelukan seperti biasanya .

"Aku mencintai mu tapi kamu mengekecewakan ku"

"Jangan pergi, ku mohon. Meskipun aku tidak bisa percaya lagi denganmu tapi ku mohon jangan memutuskan untuk pergi"

Lirihan kalimat entah itu dia sadar ataupun tidak, Wooyoung terus bergumam sembari memeluk San dari samping. Semalaman ia menangis agar mengosongkan dada nya yang terasa sangat sesak.



Krrriing!!kriiiiing!kriiiing!!



Wooyoung membuka kedua matanya karena terganggu oleh bunyi alarm yang ia pasang pada ponselnya. Sudah pukul 5 pagi. Padahal baru saja 30 menit ia menutup kedua matanya . Alarm yang terus berbunyi ia matikan, tangan mungil nya beralih mengusap pipi tirus San. Mencium pelan pipi halus itu sembari tersenyum sedih bahkan airmata nya masih saja dengan mudah nya jatuh membahasi pipi tembamnya lagi.

Setelah menangis suasana hati Wooyoung sangat kacau, apapun yang ia pikirkan akan berakhir pada hal menyakitkan kemarin dan berakhir ia menangis lagi. Memang hanya mengirim pesan adalah hal sepele untuk San , tapi lelaki tampan itu tidak tau bagaimana rasanya tidak dihargai perasaannya bahkan seperti tidak dianggap. San yang lebih memilih party daripada menghabiskan waktu dengan Wooyoung. Ditambah San akan terus membuatnya tertawa jika ia melakukan kesalahan untuk menutupi kesalahan tersebut. Wooyoung ingin menyeraahhhh , sungguh. Semua perasaan yang ia rasakan sekarang sangat menyiksanya , kembali pada masa lalu nya yang sangat kelam . Wooyoung selalu memaafkan lelaki yang selingkuh darinya meskipun ia selalu sabar tapi bisakah Tuhan tidak mempertemukan lelaki yang sama lagi. Dia juga ingin dicintai dengan hebat, diperjuangkan sebagaimana ia memperjuangkan lelaki yang dia cintai. Namun apa yang dia dapat sampai sekarang, hanya sebuah perkataan manis untuk menangkan hati nya yang selalu keluar dari mulut San. Ingat, hanya perkataan.

"Ayolah Woo jangan menangis!!"
Wooyoung menarik nafasnya untuk ia hembuskan lagi agar tidak menangis lagi. Setelah itu, Wooyoung keluar dari kamar mandi dan menghidupkan lampu. Ia meraih ponsel San namun kembali terbayang lagi pesan dan video tersebut, Wooyoung segera meletakkan kembali pada tempatnya. Dia tidak sekuat itu ternyata.

Butuh waktu 30 menit untuknya berias , setelah itu ia akan membangunkan kekasihnya.

"San, bangun. Aku akan segera training"

Wooyoung sudah berucap demikian selama 5 kali dan itu tidak membuat San membuka kedua matanya. Padaha Wooyoung sudah menepuk-nepuk pipi kekasihnya itu. Kebisaan ini lah yang kadang membuat Wooyoung kesal karena San sangat susah untuk dibangunkan.

"Saaaaaannn... aku akan training sekarang —-Eh!"

Wooyoung terkejut meskipun itu juga salah satu kebiasaan San saat dia membuka kedua matanya dengan tiba-tiba , tetapi tetap saja Wooyoung belum terbiasa.

Setelah melihat kekasihnya bangun, Wooyoung bersiap untuk berangkat training. Tanpa ekspresi yang mengenakkan , Wooyoung berdiri didepan pintu kamar kost menanti San yang tengah bersiap.

"Ayooo" ucap San pelan

Jika biasanya Wooyoung akan berdiri dihadapan San bersiap mendapat kecupan pagi pada wajah nya namun kali ini Wooyoung sedikit menjauh . Mengunci pintu kamar kost tanpa mengucapkan apapun pada San .

Dan jika biasanya Wooyoung akan mau dirangkul dari belakang ketika menuruni tangga , kali ini Wooyoung berjalan terlebih dahulu . Tau kah kalian , pikirannya masih terbelengu dengan kalimat San kemarin. Hati nya masihsensitif bahkan kedua matanya juga seperti sangat siap menurunkan airmata kapan saja.

Awal Untuk Akhir - SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang