[L I A I] Final Chap

7.3K 299 34
                                    

•NO EDIT•

Malam ini, entah ada angin dari mana, Kasandra tiba tiba mengajak Anata untuk makan malam bersama diluar.

--Kalau pergi berdua sih sebenarnya ga masalah, tapi kalau ada setan yang ternyata juga join gini bisa dilihat kalau wajah gadis itu terlihat sebal seakan ingin menggeprek tubuh atletis pria yang duduk dihadapannya..

Tolong,..jarang sekali Kasandra memiliki waktu luang diantara jadwalnya yang padat.

Ini kenapa pula setan dari Irak ini malah join, menyebalkan! Batinnya berteriak

"Anata, ini rekan kerjaku. Ilzan" Kasandra mulai membuka topik-- entah untuk yang keberapa kalinya karena sedari tadi kekasihnya hanya diam sesaat setelah sosok pria itu bergabung bersama mereka untuk ikut makan malam.

Kasandra meringis, sadar kalau mungkin telah membuat kesalahan. Padahal Kasandra hanya ingin sok sopan menawarkan Ilzan untuk bergabung, tak sedikitpun berharap kalau pria itu akan menyetujui ajakannya.
Namun ternyata wanita itu salah, duda itu dengan rasa tak berdosa malah langsung menduduki kursi yang berada disebelahnya.

-- Ilzan menatap bingung Anata yang tak membalas jabat tangannya, membiarkan tangan itu menggantung diudara. Tanda tak ingin menerima ajakan berkenalannya.

'Berani banget remahan ciki ini ngabaiin tangan keren gue?!'

Kasandra merespon dengan helaan nafas lelah serta menggumamkan kata 'maaf' secara berulang kepada pria itu. Merasa tak enak dengan perilaku kekasihnya.

"Nak, Kamu menyakiti hatiku" Ilzan bersuara sambil kembali mendudukkan tubuhnya pada kursinya-- yang bersebelahan dengan kursi Kasandra.

Hey, kursi itu sebenarnya milik Anata! Astaga, hanya ditinggal sebentar untuk mencuci tangannya saja kekasihnya sudah hampir digaet orang!

"Anda juga mengambil tempat duduk saya. Tapi saya ga komen apa-apa tuh" Anata membalas dengan nada yang dimirip-miripkan seperti nada bicara Ilzan. Namun kali ini terdengar seperti ejekan untuk pria itu

"Anata.." tegur Kasandra

"Abaikan aku, aku ini hanya seenggok batu kali" gadis itu merespon malas, yang membuat Kasandra kembali membuang nafasnya lelah.

Matanya menatap tajam seolah mengisyaratkan; 'NAT BERSIKAPLAH DENGAN SOPAN!'

'Mager amat'

'Anata!'

'Nyenyenye'

Arghh Kasandra ingin sekali rasanya membalikan meja didepannya dan melemparnya kearah wajah menyebalkan kekasihnya.

Well, pasangan kurang akhlak seperti mereka lebih sering berbicara hanya dengan pandangan mata. Jangan salahkan mereka yang terkadang lebih memilih berinteraksi dengan mata batin, hubungan keduanya yang sudah terjalin cukup lama membuat mereka saling mengerti satu sama lain.

Baik didalam baju ataupun diluar baju~

--Pun karena mereka sering bergibah hanya dengan menggunakan tatapan mata, ya biasalah. Hal hal lumrah yang dilakukan dua perempuan pada umumnya.

"Ka, putrimu tidak ikut?"

Disela sela makannya Ilzan bertanya, pasalnya pria itu tak melihat keberadaan putri Kasandra yang biasanya mengekor seperti anak ayam dibelakang tubuh induknya.

"Tid-"

"Ah bocah itu? Aku meninggalkannya di pinggir Alas saat pergi kesini" Jawaban Anata berhasil membuat mata ilzan melotot, mulutnya terbuka tak percaya

Love Is An Illusion 18+ Where stories live. Discover now