Mana yang kangen sama Sakti dan Adel? Yuk acungkan tangan ✋
Gimana masih sabar kan nunggu mereka update?
Harus dong!
Happy wedding untuk Adel dan Sakti 💐 kalian akur-akur ya hihi
Happy Reading Guys ❤️
***
Adel tampak kebingungan ketika satu persatu orang mulai pergi meninggalkan gedung tempat acara pernikahannya diselenggarakan.
Sedangkan ia, hanya bisa diam tanpa tahu harus berbuat apa. Ibunya sendiri entah pergi kemana, sedari tadi ia tidak melihat keberadaan sang ibu.
Kakinya sudah saat sakit sekali karena mengenakan heels sedari pagi, meski tidak begitu tinggi tapi tetap saja melelahkan karena ia harus berdiri sampai saat ini. Perutnya pun mulai terasa sakit karena belum terisi makanan, ia sengaja tidak makan karena takut mual seperti biasanya. Untuk sekarang kehamilannya memang harus disembunyikan sampai beberapa bulan ke depan.
Ia menoleh kiri kanan dan mendapati Tante Devina berjalan ke arahnya bersama ayah Haris. Ya, mereka berdua kini resmi menjadi orang tuanya juga, lebih tepatnya seorang mertua. Oh, jangan lupakan sosok kecil bernama Agatha. Ia sempat berkenalan dengan adik perempuan Sakti itu dan ternyata begitu asik.
"Adel, kamu kok sendirian aja, di mana Sakti?" tanya Bunda Devina sambil menyentuh bahunya.
Ia sempat menoleh ke sembarang arah untuk mencari keberadaan Sakti, namun tidak juga menemukannya. "Itu Bun ... aku nggak tahu Sakti ke mana," sahutnya sambil meringis kecil.
"Tuh kan Mas, apa aku bilang. Sakti pasti bakal pergi kalau nggak diawasi. Ya ampun, ke mana sih anak itu sebenarnya?"
"Bunda sabar, jangan marah-marah dulu. Mas Sakti nggak mungkin kabur dari sini kok," ucap Agatha sambil menarik-narik dress sang Bunda.
Ayah Haris nampak meringis kecil mendengar keluhan Bunda Devina. "Benar Bun yang dibilang Atha, Sakti nggak mungkin pergi jauh. Dia pasti--"
"Ayah sama Bunda mau pulang?"
Semua orang menoleh ke belakang dan mendapati Sakti yang penampilannya sudah begitu berantakan. Jasnya telah ditanggalkan, lalu dasi entah hilang ke mana, kemejanya pun sudah keluar dari celana dan dua kancing teratas dibiarkan terbuka. Sangat tidak mencerminkan sosok pengantin pria.
"Nah itu, Mas Sakti!"
Bunda Devina langsung menghampiri Sakti yang tampak kebingungan dengan tatapan orang-orang ke arahnya.
"Ya ampun Sakti, kamu dari mana aja? Kenapa jadi berantakan gini, untung aja acaranya udah selesai, coba kalau belum, Bunda bakal jewer telinga kamu. Nakal banget sih!"
Sakti memutar mata jengah. "Aku habis dari toilet, Bun. Lagian Bunda kenapa sih kelihatan khawatir banget kalau aku pergi? Acaranya juga udah selesai, seharusnya aku bebas dong mau ngapain, termasuk pergi dari sini," ujar Sakti dengan enteng.
"Kamu tuh semuanya dianggap santai. Oke kalau kamu habis dari toilet, tapi bisa nggak pakaian kamu nggak berantakan kayak gini? Kesannya kamu kayak bukan orang yang habis menikah tapi tawuran!" Bunda berdecak pinggang sambil menggeleng pusing karena tingkah putranya itu. Apa anak laki-laki akan senakal ini?
"Bunda nggak usah berlebihan gitu, kalau mau pulang ya udah ayo," sahut Sakti sambil mengambil langkah lebih dulu membuat sang Bunda menatapnya heran.
"Kamu mau ke mana, Mas?"
YOU ARE READING
Result Of Mistake
General FictionSama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap. Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...
