Bagian 02: BITCHES

1 1 0
                                    

Emillio Cassavano

30 Tahun

Kelahiran 30 OCT 19**

City San

Kelulusan University of Cannavaro

Mirele membaca informasi hingga akhir, tidak ada kejahatan yang pria ini lakukan. Mereka murni pebisnis yang sukses dengan kerja kerasnya sendiri.

Sebelum benar-benar menjalin kerja sama, Mirele akan memeriksa identitas mereka terlebih dahulu. Jika itu tidak baik dan tidak menguntungkan, dia akan langsung menolaknya. Terkadang, Scolastica harus bingung memikirkan alasan yang masuk akal agar tidak menyinggung pihak yang di tolak.

Menyunggingkan senyum sinisnya, Mirele membaca informasi Emilio hingga akhir. Sebelum akhirnya dia tersenyum puas, mematikan handphone dan tidur.

Namun, hingga larut malam, Mirele masih belum bisa menutup mata. Entahlah, tapi, dia selalu malas jika seperti ini.

Ponselnya bergetar, layar menyala. Mengambil ponsel, Mirele memperhatikan siapa yang mengirimkan pesan selarut ini. Tidakkah dia terlalu mengganggu waktu tidurnya? Sedikit menyebalkan!

Joveline: [khmm! aku sudah membicarakan ini dengan kakak Jucie, dan kita sudah sepakat untuk berkumpul di studio besok siang.]

Serena: [aku akan datang, jangan khawatir soal itu.]

Venetta: [tentu. Tapi, bukankah bar itu milik teman kakak Jucie?]

Carla: [teman mana yang kau maksud? Teman kakak Jucie banyak jika kamu lupa.]

Venetta: [Tiziano Karimova, dia, apa kalian tahu?]

Carla: [ya, ya, ya, saya tahu, hanya saja saya tidak mengenal orang itu.]

Serena: [sudah. Tidak penting, aku akan memperkenalkan kalian setelah kita selesai manggung.]

Carla: [??]

Venetta: [??]

Joveline: [??]

Serena: [...dia sepupuku.]

Percakapan itu terus berlanjut. Mirele hanya diam menyimak, memperhatikan percakapan terus berlanjut hingga akhirnya grup chat sepi setelah beberapa saat.

Dia berpikir sejenak, Tiziano Karimova? Sepertinya, dia pernah tahu pria itu, hanya saja, tidak pernah bertemu secara langsung. Tapi memang benar, itu adalah teman Audria Jucie, tidak heran orang itu akan mengundang mereka.

...

Ketika pagi tiba, Mirele baru saja selesai membersihkan diri. Dengan pakaian putihnya, menyampirkan tas gendong hitam di bahunya dan keluar dari kamar. Menuruni tangga, menuju ruang makan dan membuat roti selai susu vanila.

Mirele tidak bisa memasak, jangankan memasak, memasuki dapur saja dia tidak pernah. Mungkin, hanya sampai di pintu masuk?

"Tan, buatkan susu, ingat, jangan terlalu manis," Titah Mirele. Dia adalah wanita yang tidak begitu menyukai rasa yang manis, apalagi hal yang berbau cokelat, dia paling tidak menyukai itu.

"Oke, Nona muda." Tan mengangguk, segera membuatkan segelas susu untuk Mirele. Untungnya, dia sudah bekerja lebih dari 10 tahun di sini, jadi, dia sudah tahu betul bagaimana selera Mirele. Di tambah lagi, dia yang mengasuh Mirele sejak Mirele berusia dua setengah tahun.

"Nona muda, silahkan." Ucap Tan dan menyerahkan segelas Susu pada Mirele.

Dengan santai, Mirele mengambil segelas susu dan meminumnya. Setelah ini, dia memiliki jadwal untuk datang ke gedung ke 27 Plaza untuk mengecek kembali barang-barang yang baru saja tiba di import dari Negara Z.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BITCHES [A Criminal And Miss Glamour]Where stories live. Discover now