Bab 4: Hujan

49 12 0
                                    

Ranjana mengakhiri kelas hari ini, setelah memberi sedikit informasi jika guru-guru mempunyai kepentingan untuk rapat dan semua murid di perbolehkan untuk pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ranjana mengakhiri kelas hari ini, setelah memberi sedikit informasi jika guru-guru mempunyai kepentingan untuk rapat dan semua murid di perbolehkan untuk pulang. Sorak dan jeritan kursi terdengar, semua berbondong-bondong keluar kelas. Ocean baru keluar saat pintu kelas terlihat lenggang, hujan masih setia membasahi bumi meskipun jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.

Ocean memandang langit mendung tersebut, menepi ketika percikan air membasahi sepatunya. Dia memeluk diri karena dingin, sebelum jaket yang di pakainya tadi kembali menutupi tubuhnya.

"Pakai saja," ujar Lingga. Ingin menolak tapi dirinya tidak ingin demam keesokan hari, jadi Ocean hanya mengangguk. Percakapan mereka tadi berakhir dengan wali kelas mereka yang tiba-tiba masuk kelas, jadi tidak ada penyelesaian.

Para siswa-siswi yang memang membawa payung segera meninggalkan sekolah, berbeda dengan Ocean yang tadi pagi menerobos hujan.

"Lo, gak pulang?" tanya Ocean, kepada Lingga. Keduanya merasa canggung setelah obrolan tadi dan memang lama tidak bertemu. Danny dan Mala juga tidak pernah mengajak Lingga mengunjungi Ocean, yang lelaki itu tau, Ocean ikut neneknya ke Jakarta.

"Nunggu in hujan reda," jawaban tersebut mengakhiri percakapan mereka. Keduanya kembali menatap lapangan di depan, netra Ocean terpaku oleh pikirannya sendiri.

Sudah terbiasa dengan pikirannya yang begitu berisik, bahkan Ocean lebih takut jika pikirannya tiba-tiba hening. Hal-hal yang mungkin terjadi adalah yang terburuk, jadi mau bagaimanapun Ocean menikmati gemuruhnya pikiran. Padahal itu juga menimbulkan hal buruk lainnya. Lain dengan Lingga yang sesekali melirik Ocean dan kembali menatap ponselnya, padahal tidak ada yang dia lakukan dengan ponsel tersebut.

"Nih!" ujar seseorang yang menyodorkan sebuah payung kepada Lingga. "Ajakin pulang, kasihan Eva kedinginan," sambung Arji.

"Lo?" tanya Lingga, tapi Arji malah mendorong Lingga agar segera mengajak Ocean pulang.

"Ce, mau pulang?" tawar Lingga, Ocean menatap payung yang di pegang Lingga. Entah dari mana laki-laki itu bisa dapat payung, dirinya sama sekali tidak fokus.

"Gue gapapa kok, lo ajak Arji pulang aja," tolak Ocean.

Arji yang mendengar namanya disebut langsung menoleh, kepalanya refleks menggeleng.

"Kalian berdua aja, gue masih mau menikmati hujan." Oke, jawaban konyol seorang Arji.

Lingga hanya menggeleng, sementara Ocean tampak bingung. Namun, tak urung dirinya mengiyakan ajakan Lingga yang kedua kali.

"Sampai gerbang aja ya ling, gue naik angkot," ujar Ocean.

"Loh? Kenapa?"

"Gapapa, lo pulang sama Arji aja, kasihan, Juna udah pulang kan?" Lingga mengangguk.

"Pakai aja jaketnya, yang ini gak boleh nolak!" Tutur Lingga waktu Ocean ingin melepas jaket laki-laki itu.

Ocean mendengus dan tetap melepaskan jaket milik Lingga.

Ocean (Choi Hyunsuk)Where stories live. Discover now