"Aku gak tau kak, aku gak tau kalo kak Vegas anggota Vezero." lirih Seva membuat Rio mengusap wajahnya frustasi.

Shaka menjentikkan jarinya."gue ingat, dia memang jarang ketemu sama kita soalnya yang gue tau itu dia sekolah di luar negeri. Mungkin sekarang ini dia balik lagi kesini."

"Seva... Gue peringatkan sama lo buat jangan dekat dekat sama orang asing paham? Gue gak mau lihat lo dekat dekat lagi dengan Vegas atau siapapun itu." tegas Rio.

"Tapi kak Vegas itu baik! Dia udah kayak kakak aku sendiri kak! " bantah Seva membuat Rio kaget karena Seva tak pernah membantahnya sekalipun selama ini.

Rio memegang kedua pundak Seva. Ia menatap Seva dalam."dia gak sebaik yang lo pikirkan Seva, dia jahat dan dia licik. Dia sama jahatnya kayak Theo, gue gak mau lo kenapa napa. Lebih baik lo turuti gue! " sentak Rio.

Seva menyentak tangan Rio membuat Rio tersentak kaget."kak Rio kenapa selalu larang aku?! " protes Seva

"KARENA GUE SAYANG SAMA LO! GUE GAK MAU LO KENAPA NAPA SEVA! " bentak Rio membuat Seva kaget. Selama ia hidup baru sekali ini ia di bentak oleh seseorang.

Mata Seva berkaca kaca membuat Rio merasa bersalah. Pemuda itu memeluk tubuh Seva.

"M-maafkan gue, gue gak sengaja ngebentak lo... Gue gak mau kehilangan lo Sev, gue mohon turuti gue sampai masalah ini selesai." lirih Rio. Seva menggelengkan kepalanya.

"Kak Vegas gak sejahat itu kak." bisik Seva.

Mereka yang menyaksikan hal itu bingung harus melakukan apa, mereka tak ingin ikut campur jika masalahnya seperti ini.

"Seterah lo mau percaya sama gue atau enggak, sekarang anggap aja kalo Vegas itu baik... Tapi gue minta lo jangan dekat dekat sama dia." mohon Rio membuat Seva menatapnya dalam.

"Kenapa? "

"Karena gue cemburu lo dekat sama orang lain Sev." ungkap Rio apa adanya. Selain cemburu ia juga takut kalo Vegas merebut Seva darinya.

Seva membalas pelukan Rio."k-kalo itu, aku gak bakal dekat dekat sama dia kak." bisik Seva membuat Rio tersenyum tipis.

"Jangan tinggalin gue." lirih Rio membuat teman temanya dapat merasakan seperti apa takutnya Rio kehilangan sosok Seva

Pelukan keduanya terleps, Rio mengusap air mata yang jatuh di pipi Seva."don't cry babe..." Seva mengusap matanya.

Rio mengecup pipi Seva membuat teman temanya semakin frustasi pasalnya kedua sejoli itu tidak kenal tempat jika ingin bermesraan.

Handphone Seva berdering membuat kening Rio berkerut. Seva yang melihat itu cepat cepat menyembunyikan handphonenya namun ia kalah cepat dari Rio.

Rio mengambil handphone itu, ia menatap nyalang nomor yang menelpon Seva.

Ia mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Akhirnya lo angkat juga."

"Siapa lo! " tanya Rio the point.

Orang di sebrang sana tertawa remeh. "Ternyata suami tercintanya yang ngangkat... Gue cuman pengen beritahu, bersenang senang aja malam ni... Karena besok, hidup lo bakal hancur."

Tutt
Panggilan di matikan membuat Rio berdecak kesal."ck, Theo bangsat." makinya.

Seva menelan slivanya dengan susah payah saat Rio menatapnya dalam."lo selalu angkat telepon dari dia? " Seva menggelengkan kepalanya.

"Aku gak pernah angkat kak, kalo dia nelpon aku selalu matikan teleponya."

"Bro, kayaknya Theo udah kelewat batas..." sahut Satria di setujui oleh teman teman Rio yang lain.

Our Love Meeting  [End]Where stories live. Discover now