PROLOG

418 11 1
                                    

November 1978

"Mas, aku..." Safitri tak mampu menatap suaminya, bibirnya bergetar, air matanya jatuh tak tertahankan lagi, lututnya begitu lunglai hingga tak mampu menahan tubuhnya, Safitri menggelosor bertumpu pada lututnya, Samsu terkejut dan menangkap tubuh istrinya, "Ada apa Dek...apa yang terjadi denganmu.." Samsu ikut bertumpu pada lututnya sambil menahan tubuh istrinya.

"Ada apa denganmu sayang..." Jemari Samsu mengangkat dagu istrinya, Samsu tercekat menatap mata istrinya yang basah, di sapunya jejak air mata istrinya itu, Safitri memegang jemari itu, tangisnya semakin meledak, Samsu segera merengkuh tubuh Safitri ke dalam pelukannya, Safitri terisak hebat di dekapan suaminya.

"Katakan padaku, apa yang membuatmu begitu sedih, apa aku berbuat sesuatu yang salah?" tanya Samsu terbata-bata.

Safitri menatap suaminya, kepalanya menggeleng, "Aku yang salah mas...aku..." Ujar Safitri disela sedu sedannya.

"Mas...carilah perempuan lain...aku tak bisa memberimu anak sebagai penerus keluarga ini...aku ikhlas mas.." bibir Safitri bergetar.

"Apa!!!" Samsu melepaskan pelukannya, "Aku baru mengerti...apa yang Umi katakan padamu!!!" Suara Samsu terdengar bergetar menahan kesal.

"Gak Mas...Umi gak ngomong apa-apa.." Gumam Safitri pelan, dia baru sadar kalau kesedihannya ini akan memancing perseteruan baru antara suami dan mertuanya, Safitri tahu, kalau mertuanya itu tak menyukainya sebagai menantu di rumah ini, apalagi setelah 5 tahun Samsu menikahinya, Safitri belum juga dikaruniai anak, hal itu menjadi peluru baru bagi mertuanya untuk mengusir Safitri dari rumah ini.

"Kamu gak boleh ngomong seperti itu lagi, bagiku kamu adalah segalanya, aku gak peduli kalau saat ini kita belum juga dikasih rezeki anak, namun aku yakin Allah akan mengabulkan doa kita sayang...kamu dengar kata Dokter bukan? Kita berdua sehat, hanya belum waktunya, dan aku percaya itu." Ucap Samsu begitu emosional

"Jadi jangan pernah memintaku melakukan hal konyol dan gak masuk akal seperti itu, aku tak akan menggantikan dirimu dengan perempuan lain hanya karena aku ingin keturunan, aku gak sepicik itu sayang.." Lanjut Samsu dengan berapi-api.

"Mas....." Safitri bingung harus berkata apa.

"Satu-satunya yang perlu kamu dengar adalah aku, gak usah kamu pedulikan omongan Umi, saat ini aku hanya ingin bersamamu, suatu saat kita akan mendapatkan rezeki itu sayang....aku yakin itu.." Ujar Samsu yang kini mendekap erat tubuh istrinya.

Safitri merasa lebih lega sekarang, dia tahu kalau Samsu sangat mencintainya, hubungannya dengan Samsu memang begitu banyak pertentangan dari keluarga Samsu, ingatan Safitri melayang pada awal perkenalannya dengan Samsu.


***


Samsu adalah seorang pemuda tampan rupawan, selain penampilannya yang menarik, Samsu adalah putra tunggal dari seorang pengusaha kelapa sawit yang kaya raya di daerah Pelalawan, sebuah wilayah di pesisir timur pulau Sumatra, ayahnya Haji Amiruddin dikenal sebagai pengusaha yang sangat dermawan, selain pengusaha, beliau juga memiliki pondok pesantren yang menampung para anak-anak yatim untuk mendapatkan pendidikan gratis.

Ibunda Samsu, meninggal dunia ketika Samsu berusia 5 tahun, sejak Ibunda Samsu meninggal, terlihat Haji Amiruddin mulai berubah, beliau yang tadinya ceria, kini lebih banyak murung seolah sangat berduka dengan kepergian istri yang sangat dicintainya.

3 tahun setelah kematian istrinya, haji Amiruddin menikah lagi dengan salah seorang kerabat istrinya, praktis Samsu diasuh oleh ibu tirinya sejak itu, pernikahan Haji Amiruddin dan Hajjah Zainab tidak dikaruniai anak, konon menurut cerita, Haji Amiruddin sama sekali tak pernah menyentuh istrinya, beliau hanya menjadikan istri keduanya itu sebagai pengasuh Samsu, Wallahu Alam..

Lukisan Yang TertundaWhere stories live. Discover now