Remember [Okkotsu Yuta]

333 19 3
                                    

SMA Jujutsu, ruang kelas milik kelas 2. Pukul 15.00.

"[name], ada apa? Hari ini kau terlihat lemas."

"Shake"

"Ah benarkah? Hahaha tidak ada apa-apa kok, Panda, Inumaki! Aku hanya agak mengantuk."

"Bohong! Kau merindukan Yuta kan?"

"Shake shake!"

"Astaga Maki, Inumaki! Kalian jangan berpikir aneh-aneh deh!"

Asrama SMA Jujutsu, pukul 21.32.

Seorang gadis terbaring di atas ranjangnya, matanya menatap lurus langit-langit kamarnya, pikirannya senantiasa melayang-layang. Sudah sedari pukul 20.11 dia seperti ini. Ini memang bukan pertama kali baginya, namun pikirannya saat ini memang sedang kacau kacaunya. Bukan perihal tentang kutukan, namun tentang seorang pemuda yang telah lama menjalin hubungan dengannya.

Okkotsu Yuta nama pemuda tersebut, dua insan tersebut telah menjalin hubungan kurang lebih satu tahun lamanya. Beberapa waktu setelah Yuta berhasil melepaskan kutukan Rika, [name] datang. Berhasil menerobos masuk kedalam hidupnya, mengacaukan hatinya. Sebelum Yuta menyatakan perasaannya kepada gadis berparas ayu tersebut, tak lupa Yuta datang ke makam Rika, serta meminta izin darinya.



Pemuda yang berperawakan tinggi dan wajah yang tampan rupawan berdiri di depan makam yang bertuliskan Rika di papannya. Ia merasa bingung, tidak tahu harus memulai dari mana. Yuta datang dengan niat baiknya kesana untuk menyapa Rika serta meminta izin darinya.

Setelah beberapa saat menenangkan dirinya sendiri, Yuta berjongkok di samping makam tersebut, lalu mengusapnya lembut. Lantas menaruh setangkai bunga matahari diatasnya dan sebungkus kotak manisan.

Memang, sebelum dia datang menemui Rika, Yuta menyempatkan diri membeli bunga dan makanan manis. Mengapa bunga matahari yang dipilihnya? Menurutnya, bunga matahari menggambarkan senyuman dari Rika. Rika selalu tersenyum dengan indah nan cerah, Yuta menyukai senyuman itu, Yuta ingin melindungi senyuman itu. Namun ia gagal, ia menyesal gagal melindungi senyuman tersebut, namun semangat yang rapuh tak akan selamanya rapuh. Sedangkan alasan ia memilih makanan manis, sudah jelas karena Rika sendiri menyukai makanan yang manis.

Senyum sendu terlukis di wajahnya, kenangan-kenangan yang mereka lalui bersama melintas dibenaknya. Kenangan kala mereka pertama kali bertemu, kenangan ketika mereka bermain bersama, bahkan kenangan kala mereka membuat sebuah janji.

"Ini bunga matahari untuk Rika dan manisan juga untuk Rika."

Butiran air mata yang terbentuk di matanya tak berhasil ia hentikan. Yuta tak sadar bahwa air-air tersebut telah meluncurkan bebas membasahi pipi indah miliknya. Namun Yuta tak merasa keberatan dengan itu, di depan Rika, ia tak perlu membohongi dirinya sendiri.

"Rika. Maaf mengganggumu, maaf aku baru sempat datang menemui mu, maaf Rika, maafkan aku."

Dadanya terasa sangat sesak, tenggorokannya sulit mengeluarkan suara, mulutnya tak bisa berkata-kata. Yuta terisak, kedua tangannya menutupi wajahnya. Hatinya terasa seperti ditusuk ratusan jarum, tapi Yuta tahu, Rika tak akan suka melihatnya tak berdaya seperti ini. Yuta tahu itu, benar-benar tahu. Lantas ia memantapkan dirinya, mengangkat kepalanya, menegakkan punggungnya, lalu menatap serius makam didepannya.

"Rika, aku sangat menyayangimu. Aku benar-benar sedih kau tak ada lagi disampingku. Aku tahu jika aku berbicara ini kau akan bersedih, maka dari itu, maafkan aku Rika. Ada seseorang di luar sana yang berhasil menerobos masuk kedalam kehidupanku, dia cantik dan baik hati. Aku tak sadar sejak kapan aku mulai takut kehilangannya, sama seperti aku takut kehilanganmu dulu. Aku selalu ingin melindunginya, aku tidak ingin dia terluka, aku senang melihatnya tertawa dan tersenyum. Dan aku, ingin menjaga senyuman tersebut. Kali ini aku tak akan gagal kembali, aku pastikan untuk menjaganya semampuku, Rika. Aku tak akan melakukan kesalahan yang sama dua kali, tidak akan. Terimakasih atas segala kebahagiaan yang telah kau berikan kepadaku, Rika. Aku menyayangimu dan aku mencintainya. [name], nama dari gadis yang aku cintai."

Husbu × Reader [oneshot]Where stories live. Discover now