Meninggalkan sang dokter yang terdiam dengan tatapan tidak percaya.

"Orang gila memang seperti itu, ya?"

Sementara itu, oknum yang disebut gila oleh dokter tadi kini nampak sedang termenung disamping ranjang yang ditempati oleh sang kekasih.

Tatapannya pun nampak kosong.

Memikirkan bagaimana cara ia memberitahu kabar buruk tersebut kepada sang kekasih membuat kepalanya nyaris meledak.

Dia takut,

Takut jika sang kekasih tidak menerima takdir tersebut dan memilih untuk pergi meninggalkannya karena mau bagaimana pun, ini semua terjadi karena kesalahannya yang dengan teganya mengusir kekasihnya beberapa jam yang lalu.

Apa didunia ini sungguh tidak ada mesin waktu yang dapat memutar waktu kembali?

Jika ada, tolong beri tahu dia...

Bahkan berapa pun harganya akan ia beri asalkan mesin waktu tersebut bisa dia miliki sehingga dia bisa memutar kembali waktu dimana dia masih berada dikantor bersama kekasihnya.

Tapi rasanya sangat mustahil sekali.

Hah... kenapa dunia ini sepertinya sedikit tidak adil kepadanya dan kekasihnya, ya?

Atau mungkin sebenarnya dunia ini adil tapi karena kesalahannya sendiri lah yang membuat karma turun kepadanya dan membuat dunia seolah-olah tidak adil?

Entahlah...

Jerry terlalu pusing sekarang.

Fakta bahwa anaknya sudah tidak ada benar-benar membuatnya putus asa.

Ditambah lagi dengan kenyataan pujaan hatinya yang sudah tidak bisa mengandung lagi.

Jerry muak dengan keadaan?

Tentu saja tidak.

Karena mau bagaimana pun, mungkin ini adalah teguran dari tuhan atas kesalahannya sendiri.

******

Berjam-jam pun telah berlalu.

Dan selama itu pula Jerry tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya, memilih untuk tetap berada disisi sang kekasih yang nampak terlelap dengan tenang.

Oh dan jangan lupakan tautan tangan mereka yang terlihat begitu hangat.

Tapi itu semua tidak membuat Jerry merasa bahagia sedikit pun dikala memandang wajah manis milik kekasihnya yang terlihat pucat pasi.

Jika bisa memilih, Jerry tentu lebih memilih dirinya yang berada diposisi Daniel.

Daripada melihat keadaan Daniel yang mana membuat hatinya terasa sangat sakit.

"Sayang? Sepertinya sekarang kau sangat betah dalam tidurmu sehingga tidak ingin membuka matamu dan melihatku, ya?"

"Maaf jika aku mengganggu waktu tidurmu tapi kumohon bangunlah, sayang. Melihatmu terbaring lemah seperti ini benar-benar membuatku tersiksa."

"Kau boleh memukulku sekeras mungkin bahkan mencabik-cabik kulitku nanti saat kau bangun, sayang. Bukankah itu yang selama ini kau inginkan? Maka dari itu segera lah membuka matamu, cintaku."

"Maaf atas kelalaianku tadi hingga membuatmu berakhir seperti ini. Aku benar-benar menyesali semuanya.. "

"Dan maaf juga membuat calon anak kita pergi meninggalkan kita.. "

"Aku benar-benar calon suami dan ayah yang buruk, aku tahu itu.. "

"Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku sangat mencintaimu, Daniel. Meskipun nanti kau membenciku sekali pun, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Dan akhirnya Jerry pun memilih beranjak,

Berniat pergi kerumahnya untuk mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan Daniel selama dirumah sakit ini.

Meninggalkan sang kekasih yang masih setia memejamkan matanya.

Jerry pun menghela nafasnya pelan saat sudah berada diluar ruangan.

Lalu memilih melanjutkan langkahnya untuk pergi kerumahnya secepat mungkin agar nanti dia juga bisa segera kembali lagi kesini.

Dan berharap kekasihnya sudah bangun saat ia kembali nanti.

Selepas kepergian Jerry, kini sang pemuda manis yang di tunggu-tunggu kesadarannya oleh Jerry pun nampak mulai membuka mata indahnya, diiringi beberapa bulir air mata yang ikut menetes juga dari mata indah itu.

Yap benar, Daniel sudah sadar.

Bahkan dia sebenarnya sudah sadar dari beberapa saat yang lalu.

Namun dia lebih memilih untuk tetap berpura-pura tidak sadarkan diri lantaran belum sanggup melihat wajah dari orang yang telah menyakiti hatinya,

Sekaligus pembunuh calon bayinya.

Bohong jika Daniel tidak mendengar semua keluh kesah Jerry tadi.

Dia mendengarnya,

Mulai dari ungkapan-ungkapan penyesalan Jerry,

Kata-kata manisnya,

Bahkan pengakuannya tentang kematian calon buah hati mereka.

Yang mana itu semua benar-benar membuat Daniel hancur.

"Hiks... m-maaf.. sepertinya aku t-tidak bisa bersamamu lagi, Jerry... "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
TBC.

REVENGE OR LOVE, BABY? حيث تعيش القصص. اكتشف الآن