1. Antigone

117 21 0
                                    

Pedang runcing bernama sabel diayunkan dengan lihai nan elegan. Seragam putih yang menutupi seluruh tubuh itu terlihat begitu keren dan hebat. Karena memang laki-laki yang tengah melatih Footwork dan Parry itu nyatanya telah memenangkan beberapa kali pertandingan.

Ada 3 mendali emas dan 2 mendali perak yang menghiasi lemari kaca rumahnya. Itupun sudah mampu membuatnya sombong di hadapan teman-teman yang lain. Pria tinggi ini memiliki sifat keras kepala dan pekerja keras seperti bapaknya.

Dering telfon berbunyi.

Ia bahkan tidak suka jika latihannya tengah di ganggu oleh orang lain.

Lagi pula, ini sudah hampir tengah malam. Pemilik tempat pelatihan saja sudah tidur sejak tadi.

Helmnya dicopot, laki-laki bersurai coklat itu menoleh pada ponselnya yang tergeletak di atas kursi istirahat. Jelas saja terdengar, kan tempat itu sudah sepi.

Tapi ia hanya mengecek saja, tidak mengangkatnya.

Oh! Jisung menghiraukan panggilan dari kekasihnya.

Pria tinggi itu kembali melanjutkan latihannya tanpa helm. Ia membiarkan wajahnya terbasuh angin kecil dari pendingin udara, agar peluh keringat itu berkurang. Kedua mata sipitnya yang tajam melirik detik jarum jam.

Merasa cukup malam ia sudah berlatih.

Besok harus kuliah, jadi ia lebih baik meyudahi saja. Dan lagi, rasa emosionalnya mulai mereda. Ia sudah cukup melupakan perkataan ayahnya, yang mana memiliki sifat sama seperti jisung.

Jemari besar itu menepuk-nepuk lutut temannya yang sedang berbaring di atas matras dengan bantalan tas punggung.

"pulang"

"Mmm"

Pria berhoodie hitam bernama asahi itu mengolet kasar, sampai pinggangnya kesakitan sediri. Astaga..

Jisung melemparkan kunci mobilnya pada asahi. Tapi karena asahi belum siap mengumpulkan nyawa, kunci itu mengenai kepalanya.

"lo nyetir"

"Mmm"

Pria si pemilik tempat anggar yang sudah tertidur sejak tadi itu, ya maksudnya asahi. Salahsatu sahabat jisung yang setia, atraktif, pendiam dan pemalas. Bisa sahabatan sama jisung ya karena satu sekolah di SMP dan kebetulan aja mungkin??. Mereka terkadang 1 frekuensi soalnya.

Jisung melipat baju anggarnya selagi asahi masih mengumpulkan nyawa.

"Buruan"

"Mmm"

Keduanya beranjak setelah jisung dan asahi memakai tas punggung. Tak lupa asahi menggembok pintu dan menyimpan kuncinya di dalam tas miliknya.

"cewek lo telfon gw 2x tadi. Tapi nggak keangkat "

Jisung cuma ngangguk malas setelah mereka duduk nyaman memasang setbelt.

Tidak ada percakapan lagi di perjalanan mereka yang cuma 10 menit menuju perumahan. Kebetulan juga mereka 1 perumahan, Cuma berbeda blok saja. Untunglah pengamanan satpam di perumahan mereka itu 24 jam, jadi gerbang perumahan masih bisa dibuka saat jam 12 sekalipun.

Asahi turun duluan, tak lupa mengucapkan terimakasih ala teman main. Lalu jisung baru memutar balikkan mobilnya, setelah ia melihat sekilas gerbang hitam tinggi yang ditutup oleh asahi.

Jisung mengklakson gerbang rumahnya, tak lama gerbang itu di buka oleh supir pribadi keluarganya. Pria pemilik deep voice itu menghela nafas kecil sebelum keluar dari mobil. Bukan kedua orangtuanya yang menyambut, namun bibi ART nya yang menyambut.

Trisula VS ValhallaWhere stories live. Discover now