Remembered

165 26 1
                                    

Kami akhirnya kembali kerumah ini setelah beberapa tahun pergi. Rasanya memang tidak pernah berubah, hanya saja kini tidak ada lagi bunga suci kerajaan yang tumbuh dalam laboratorium mini di rumah ini.

Anak-anak tertidur pulas, karena mereka tampak kelelahan bermain di taman sore tadi. Betapa beruntungnya keluarga ini begitu bahagia dan terlindungi. Tidak ada lagi ancaman yang mengganggu mereka di luar sana.

Tapi...

Kenapa ruang kerja hyung terbuka??

Apa dia mengurus pekerjaan??

"masuk saja jeno" mark yang tau dari nalurinya kalau itu adalah adiknya, langsung saja bilang begitu.

Jeno akhirnya masuk ke ruangan dan melihat kakaknya sedang menyender di meja, sedikit duduk. Ia jadi mulai khawatir, karena posisi itu seperti tengah berfikir. Apalagi lengannya terlipat di atas perut begitu.

"apa ada masalah baru?" tanya jeno setelah menutup pintunya rapat.

Mark malah mendengus lucu. " tidak.. apa aku seperti tengah memusingkan sesuatu?"

Jeno mengangguk pelan. "kau sering berbohong padaku dan yang lain, jadi apa salahnya aku menduga begitu"

Mark menggeleng dengan tawa kecil.

"aku hanya merindukan ruangan ini. Dulu aku sering terbangun jam segini karena mimpi buruk, dan berakhir menyelesaikan tugas kuliah atau dokumen perusahaan di meja ini"

"dan sekarang kau terbangun karena mimpi buruk lagi?"

"tidak jeno.. tolong jangan berprasangka buruk lagi padaku" mark jadi semakin merasa lucu saat jeno terus menuduhnya.

"lalu? Jika bukan karena itu, kenapa kau terbangun tanpa alasan di malam-malam begini?"

"kau juga terbangun tanpa alasan bukan?"

Jeno juga jadi menyadari hal itu. Ia mengangguk.

"yasudah, aku juga"

Keheningan melanda mereka setelah pembicaraan itu. Mark bangkit karena hendak bicara hal penting. Tapi seolah bibirnya kaku untuk mengucapkan ini.

Salah tidak, jika ia bicara dengan nalurinya saja?. Ia terlalu lelah untuk bicara pada jam segini. Tapi ada kalanya dia harus mengucapkan kata-kata itu secara langsung.

"kau tau, aku selalu ingin meminta maaf padamu. Aku tidak pernah berniat sekalipun dengan sengaja untuk meninggalkan kalian saat itu. Tapi aku tidak bisa diam saja disaat ada celah yang memberitahu tentang keluarga kita di masa depan"

"aku tau hyung, rahasia akan semakin tersimpan rapat ketika orang yang mengetahuinya pun juga sedikit. Benar?"

Mark mengangguk membenarkan. "kau memang terlahir dengan otak cerdas jeno. Tanpa aku katakan pun kau bisa mengerti maksudku"

Hening kembali melanda keduanya. Seolah mereka hanya mendengarkan dentuman jam dinding yang terus membunyikan detik mereka. Kenapa sangat nyaring saat di malam hari? Apa karena begitu senyap sampai terdengar suaranya?

"aku ingin berterimakasih padamu, atas semua yang sudah kau lakukan untuk tetap percaya padaku dan melindungi kerajaan kita. Bahkan kau yang membalaskan dendam semua orang pada raja kris"

Jeno mengendus lucu mendengar kata-kata mutiara itu dari mulut sang kakak, yang ia kenal dulu adalah orang yang sempat membencinya setengah mati karena kehadirannya di daratan.

Mark meminta jeno untuk berpelukan layaknya saudara sedarah. Jeno tentu menerima itu dan memeluk kakak tersayangnya ini.

Mark menepuk-nepuk bahu adiknya ketika naluri mark berkata.

Trisula VS ValhallaWhere stories live. Discover now