"Tunggu sebentar," tahan Taehyung sambil menahan tangan Jisoo.
Taehyung kini mengambil sesuatu di jok belakang mobil dengan satu tangannya dan tangan yang lain tetap memegang tangan Jisoo.
"Aku membuatkanmu susu khusus ibu hamil saat kau mandi, aku tak tahu ini cocok denganmu atau tidak, tapi cobalah dulu, jangan minum kopi ketika kau lelah, aku takut terjadi sesuatu pada bayimu," ujar Taehyung sambil memberikan sebuah botol tertutup yang berukuran sedang.
Jisoo tertegun dengan ucapan dan perlakuan Taehyung yang sangat perhatian padanya, "Terima kasih, tapi ... Kau tak perlu repot-repot seperti ini, dia bukan-"
"Jangan mendengar apa kata Ibumu, mulai hari ini aku adalah Ayahmu, Ayahmu ini akan selalu menjagamu," potong Taehyung sambil menempelkan tangannya pada perut Jisoo yang masih rata.
"Jisoo-ya, meskipun masih kecil seorang bayi akan mendengar perkataan kita, jadi kau tak boleh berbicara yang menyakiti hatimu dan bayimu," tegur Taehyung lembut sambil mengelus kepala Jisoo, "pergilah, jangan lupa hubungi aku saat kau sudah pulang." Lanjutnya sambil kembali mengecup kening Jisoo hingga Jisoo menjadi salah tingkah.
"Ba-baiklah, terima kasih, berhati-hatilah di jalan, aku pergi dulu," pamit Jisoo lalu keluar dari mobil Taehyung dan berjalan ke kantornya.
Di dalam mobil Taehyung terus memperhatikan Jisoo hingga berjalan masuk ke kantornya.
Dia lalu merongoh sakunya lalu menghubungi Yerin, "Ah Sunbae, aku sudah ada di Korea, tapi aku ingin istirahat untuk satu minggu kedepan, bolehkah?" pinta Taehyung.
"Apa? Kenapa direktur utama mau mengajukan cuti saat baru saja kembali ke Korea?"
"Kau tau ... Itu ... Aku ingin bersama dengan orang yang kucinta ... Jadi ... Bolehkan?"
Terdengar helaan napas dari seberang telepon, "Kau sudah bertemu dengan cinta pertamamu itu? Bukankah dia masih menjalin hubungan dengan pria brengsek itu?"
"Namanya, Kim Jisoo,"
"Iya-iya, lalu?"
"Bisakah aku menceritakan ini padamu? Aku sudah menganggap Sunbae seperti Kakakku sendiri, tapi aku takut kau akan-"
"Kau takut aku akan membocorkannya? Begitu? Kita sudah berteman selama ini dan aku juga sudah menganggapmu seperti adikku sendiri lalu kau malah tak mempercayaiku? Kau ini benar-benar ya,"
"Tidak, bukan seperti itu, maksudku, masalahnya tidak sesederhana itu ...."
Yerin terdengar menghela napasnya, "Ceritakan jika kau ingin menceritakannya, jika tidak juga tak apa,"
Taehyung terdiam untuk beberapa saat 'maafkan aku Jisoo, aku menceritakan ini pada Sunbae karena ingin membantumu, jadi tolong maafkan aku ...' batin Taehyung.
Taehyung menarik napasnya dalam dan menghembuskannya pelan.
"Jisoo sudah dua kali mengandung oleh pria brengsek itu, bayi yang pertama ... Sudah digugurkan paksa oleh pria itu, dan yang kedua ini ... Jisoo masih merahasiakannya, selain itu pria brengsek itu sangat berani bermain tangan dengan Jisoo jika Jisoo tak menuruti perkataannya, Jisoo sendiri ingin lepas dari pria itu ... tapi dia tak bisa karena kondisinya-"
"Aku mengerti," potong Yerin lalu menghela napasnya, "Berapa usia kandungannya?" Tanya Yerin, "Aku tak tahu, aku belum menanyakannya," jawab Taehyung.
"Jika usia kandungannya belum sampai hingga 2 bulan, maka gugurka-"
"Tidak, Jisoo tak mau menggugurkan bayi yang tak berdosa, dia mengatakan jika dia akan merawat bayinya meskipun dunia akan membencinya,"
Yerin kembali terdengar menghela napasnya, "Lalu bagaimana?"
"Aku berencana akan bertanggung jawab akan bayi itu, kumohon Sunbae ... Tolong bantu aku ...." Lirih Taehyung.
"Baiklah, aku akan mencoba membantumu, kita akan bicarakan lagi nanti, aku banyak pekerjaan karena kau ingin mengambil cuti selama seminggu, jangan lupa untuk menanyakan juga usia kandungannya,"
"Baik, Sunbae memang yang terbaik," puji Taehyung semangat, membuat Yerin berdecih kesal, "Ini tak gratis, kau harus membayarku 10x lipat," ujar Yerin.
Taehyung tertawa, "Baiklah, aku akan membayar Sunbae dengan uang kantor, sekali lagi terima kasih,"
"Apa?! Itu tak adil ka-"
Belum sempat Yerin beres mengomel, Taehyung langsung mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.
Taehyung menghela napasnya lega, "Untung saja aku langsung mematikannya, jika tidak dia pasti akan terus mengomeliku," ujarnya sambil tertawa pelan.
"Kalau begitu aku kembali ke apartemenku untuk membereskan sisa barangku, sekalian aku juga akan pulang ke rumah dulu, aku sudah sangat merindukan Ibu dan Ayahku," gumam Taehyung sambil tersenyum lalu menjalankan mobilnya melaju pergi meninggalkan kantor Jisoo.
.
.
.
To be continued chapter 17 ....
Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗
YOU ARE READING
Unconditional Love | VSOO | END
FanfictionMengisahkan tentang Kim Taehyung dan Kim Jisoo yang sudah berteman semenjak mereka masih sangat kecil, bahkan kedua orang tua mereka berteman baik. Hingga tiba saatnya Jisoo yang saat itu masih berusia 13 tahun (usia korea) harus mengikuti keluargan...
Chapter 16
Start from the beginning
