chapter 36: a bad luck

62 14 1
                                    

Semua akan lebih baik jika di awali dengan senyuman dan diakhir dengan nimpuk orang.

Satu jam berlalu,mayumi masih terduduk di kursi halaman rumah sakit. Ia mengengam kedua tangannya khawatir,ia takut,benar benar takut untuk mengatakan sesuatu pada nezu.

"Mayumi-chan."

"Nezu-san,ada yang ingin aku kataka—eh?"

Sepertinya bukan hanya nezu yang datang,wali kelasnya juga ikut datang dengan nezu di pundaknya.

"Kau izin ke yaoyorozu akan berangkat liburan,namun apa yang kau pikirkan bisa sampai disini?" Tanya aizawa dengan tangan bersilang ke dada.

Mayumi hanya menunduk. Dilihat dari jauhpun aizawa bisa melihat mata sembab mayumi,entah berapa kali ia menangis terlihat juga mata merahnya.

"Dokter sudah mengatakannya." Ucap aizawa langsung. Nezu melihat kearah salah satu pahlawan di sampingnya dengan pandangan menyidik. Mereka bahkan belum bertemu salah satu dokterpun.

"Begitukah..." mayumi berdiri dari duduknya,ia menatap wali kelasnya dan langsung menunduk. "Aku...aku tak bisa melanjutkan kontrak dengan yuuei. Aku akan membayar kompensasi atas pelanggaran yang telah aku buat,aku juga akan berhenti sekolah..." ucap mayumi,suaranya terdengar bergetar menahan tangis.

"Kesehatanku semakin memburuk...aku tak yakin bisa hidup saat ulang tahunku nanti..." tersenyum dengan air mata yang terus mengeluarkan air membuat kata kata mayumi sulit untuk keluar. "Maafkan aku....maafkan aku...." mayumi menangis tersedu sedu,ia bahkan tak tau reaksi apa yang di tunjukkan oleh wali kelas dan kepala sekolahnya itu.

Entah gerakan dari mana,aizawa memeluk mayumi. Bukan sebagai wali kelas,hanya sebagai orang dewasa dan wali dari mayumi di sekolah. "Kau tak bisa mengatakan hal itu,jelaskan lah. Aku ingin mendengar dari mulutmu." Suara aizawa membuat mayumi diam namun tidak dengan air matanya.

Mayumi menundukan kepalanya. "Quirk bunga...membuat ginjalku perlahan hancur..."

Aizawa mengerenyitkan keningnya. "Aku tak tau...aku tak tau....aku mohon jangan tanyakan padaku..." mayumi benar benar hancur sekarang. Nezu hanya mengangguk,ia akan pergi menemui dokter sedangkan aizawa akan menemani mayumi. Menenangkan salah satu muridnya itu merupakan tugasnya sebagai wali kelas,salah satu orang yang paling mengenalnya sekarang.

"Aku tidak akan bertanya,aku juga tak akan membicarakannya. Tenanglah,aku tak akan pergi." Aizawa menepuk pelan puncak kepala. Jika akan seperti ini,ia tak akan  membiarkan mayumi pergi sendiri kerumah sakit.

Tak berselang lama,mayumi tenang. Ia juga sudah melepaskan pelukan dari wali kelasnya,nezu tak terlihat lagi dan sekarang mayumi hanya berusaha menormalkan nafasnya.

Aizawa pergi sebentar dan kembali dengan sebotol air untuk mayumi,ia juga membukakan botol minum untuk mayumi. Mayumi tak berbicara kembali,ia meminum botol dengan tenang.

Tak ada yang berbicara,aizawa menatap sekeliling dan ia juga tak berusaha untuk memulai pembicaraan. Rasanya canggung,setelah seorang gadis menangis di pelukannya.

"Bagaimana dengan perkemahan musim panas?" Tanya aizawa. Mayumi menatap botol mineral yang tersisa setengah itu. "Aku tidak akan pergi,aku...akan di rawat disini. Perawatan intensif selama musim panas." Ucap mayumi dengan senyuman lemahnya.

"Berhenti tersenyum." Ucapan aizawa membuat mayumi menatap kearah wali kelasnya itu. "Kau tidak baik baik saja,kenapa tersenyum? Berhenti membuat topeng dimana kau sedang baik baik saja mikatsuki mayumi."

Ucapan aizawa membuat mata mayumi melebar,ia terkekeh sesaat dan tersenyum menanggapi ucapan dari hero eraserhead. Tak ada pembicaraan lagi hingga setelah lama menunggu,nezu datang dengan senyumannhya. "Mayumi-chan,apa kau ingin pulang dulu?" Tanya nezu dengan hati hati.

Stay With MeWhere stories live. Discover now