chapter 20

770 76 2
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Matahari kembali naik menyebarkan silau sinarnya, menyinari kota Bangkok yang tidak pernah sepi itu.

Di dalam taksi Apo menyenderkan kepalanya ke jendela, tatapan matanya kosong karena pikiran nya berkelana entah kemana.
Rasa bersalah masih kental terasa, Apo tidak tahu bagaimana nasib Mile saat ini,pasalnya sejak tadi malam nama Mile terus disiarkan di televisi dan media sosial.

Mobil berhenti tepat di depan pekarangan rumah nya, setelah membayar Apo dengan lesu berjalan menuju kearah rumah nya.

Langkah Apo berhenti sejenak saat ia melihat seorang pria berdiri di depan pintu dengan Barcode yang juga berdiri di hadapan pria itu.
Di sana bukan Jeff Satur yang selalu berkunjung kerumahnya untuk melihat Barcode karena ia tau Jeff pasti sedang berada di rumahnya mengurus Mile.

Buru-buru Apo melangkahkan kakinya dan berdiri tepat di depan Barcode sehingga berhadapan langsung dengan pria tinggi yang sejak tadi bicara dengan Barcode.

Apo tau siapa pria jangkung itu, dia Job Yosatorn Konglikit yang sejak dulu mengejar Build.

"Apo, dimana Biu?"

Jantung Apo kembali berpacu dengan cepat saat seseorang akhirnya menanyakan keberadaan Build.

Apo melupakan keberadaan teman nya yang mungkin saat ini berada dalam bahaya karena Apo terus memikirkan rasa bersalahnya kepada Mile.

"Sudah kubilang phi Biu pergi ke rumah Paman nya, Phi"

Barcode menjawab membuat Apo bernafas lega, untungnya Apo sudah lebih dulu membohongi Barcode yang terus menanyakan keberadaan Build.

"Benar, Biu tidak ada di rumah"

Job mengeraskan rahangnya,ia tau jika Apo sedang berbohong dan menyembunyikan sesutau dari nya.

"Aku sudah ke rumah paman nya sebelum kesini dan tidak ada Biu di sana"

Apo diam untuk beberapa saat, tubuhnya terasa lemas karena ia tidak bisa memikirkan apapun, bahkan keringat dingin tak terasa mulai membasahi pelipisnya membuat Job sangat yakin jika Apo menyembunyikan sesuatu.

"Saat Bas sedang bertugas bukankah Biu juga bersamanya? Tolong katakan dimana dia?"

Apo kini menatap tajam kearah Job, mencoba mengusir Job melalui tatapan matanya tetapi tampaknya Job tidak menyerah juga.

"Barcode,masuk ke kamar mu"

"Krab Phi"

Barcode mengangguk dan masuk kedalam, sekarang hanya tersisa mereka berdua.

Job yang menatap kearah Apo dengan pandangan memohon sejujurnya membuat Apo tidak tega, harus bagaimana Apo menjelaskan jika Apo juga tidak tau dimana Bible menyembunyikan Build.

"Untuk apa mencari Biu?"

Apo melipat kedua tangannya di depan dada menunggu Job untuk bicara, sebenarnya ini dilakukan untuk mengulur waktu saja agar Job bisa segera pergi dari tempatnya.

"Aku ingin Biu menjadi saksi di persidangan nanti, Bas tidak bersalah kenapa harus di hukum?"

Apo dapat melihat raut wajah Job yang begitu marah,satu hal yang Apo tau jika sebenarnya pria ini jauh lebih mencintai pria bernama Bas dari pada Build.

Karena memang sesungguhnya orang yang Job cintai adalah Bas, hanya saja Job tidak tau bagaimana cara menunjukkan cintanya.
Setiap kali Bas berada di dekat Nodt maka hati Job terasa sakit dan tidak terima.
Maka kali ini Job ingin membuktikan cintanya,ia tau Bas tidak mungkin melakukan tindakan kriminal seperti itu.

"Jadi bisa katakan dimana Biu?"

Apo membuang nafas panjang,ia memegang bahu Job dan meremasnya untuk sekedar memberi dukungan.

"Aku juga tidak tau dimana Biu"

Kening Job mengerut pertanda bingung, bagaimana bisa Apo tidak tau di mana Build, padahal tadi Apo dan adik nya mengatakan jika Build berada di rumah paman nya.

Apo memejamkan matanya erat mencoba menguatkan diri bahwa ia harus memberitahu Job yang sebenarnya, sudah cukup Apo merasa kan rasa bersalah, Apo tidak ingin menjadi orang jahat lagi.

"Seseorang menyembunyikan nya dan aku tidak tau dimana Biu"

"Siapa yang menyembunyikan Biu?"

Baru saja Apo ingin memberitahu,nada dering Job berbunyi membuat Job kesal. Nama Peter tertera di layar ponselnya, seorang pengacara hebat yang ia sewa untuk Bas.

Job melangkah sedikit jauh untuk menerima telepon, Job tidak bisa jika mengabaikan telepon dari seseorang yang penting seperti Peter.

"Phi sudah memutuskan untuk membantu ku kan?"

"Sebenarnya kasus ini cukup berat tetapi akan kulakukan asal yang ku minta sebelumnya kau berikan"

Job membuang nafas panjang, setelah bernegosiasi sebelumnya dengan Peter, Job bersedia memberikan apapun yang Peter inginkan asalkan Bas bisa bebas.

"Jadi,apa yang Phi inginkan?"

Job tau jika Peter tak ingin uang banyak ataupun barang mewah seperti mobil karena Peter sudah memiliki semua nya, Job tidak tau apa yang sangat berharga bagi Peter dari nya.

"Berikan sekertaris mu pada ku"

"Ha?!"

Suara Job meninggi membuat Apo yang masih berdiri di tempatnya terkejut, Peter menginginkan Nodt?
Apa sebelum nya mereka punya hubungan?

"Untuk apa? Jangan bercanda Phi"

"Datang ke kantor ku sekarang maka akan ku jelaskan"

Sambungan telepon diputus sepihak, Job kembali menatap Apo.
Job pamit pergi karena Job tau Peter bukan orang yang sabar,jika terlambat sedikit saja maka Peter tidak akan mau membantunya lagi.

"Aku harus pergi"

Padahal Apo sudah siap memberitahu dalang di balik semua ini, Apo ingin kejahatan beruntun ini selesai.

Sementara itu di dalam jeruji besi Bas duduk sembari menyandarkan punggungnya ke tembok yang dingin, sudah lebih sebulan dirinya terkurung di sini. Bas tidak melihat adanya kedatangan Job yang mengunjungi nya seperti Nodt yang setiap hari datang. Memang nya apa yang Bas harapkan?

Saat Bas dibawa polisi dan puluhan wartawan mengerumuni nya pun Job tidak ada niat membantu nya, pria tinggi itu malah memalingkan wajahnya dan pergi begitu saja.

Lamunan Bas buyar saat seseorang mengetuk jeruji besi nya, seorang pria dari cafe yang setiap hari datang membawa makanan untuk semua tahanan, tersenyum lebar membuat wajahnya yang manis semakin manis.

"Ini makanan mu"

Pria itu pergi setelah memberinya makanan, Job membuka bungkusan makanan dan menemukan sebuah not di atas wadah makanan.

(Aku akan datang sebentar lagi)

Begitu kira-kira tulisan di atas not, Bas mengerutkan keningnya,siapa kiranya yang repot-repot menulis not di atas makanan para tahanan.

"Bas? Sudah menerima makanan?"

Bas terkejut dengan kehadiran Nodt yang tiba-tiba,rasa penasaran Bas hilang dalam sekejap, untuk sesuatu hal yang konyol seperti ini sudah pasti Nodt lah pelakunya.

"Sudah"

Bas menikmati makanan nya di temani Nodt yang sesekali bercerita agar tidak bosan.
Tanpa tau jika pria yang memberi Bas makanan berdiri di balik tembok dengan telepon yang menempel pada telinga nya.

"Dia sudah menerima not nya"

Pria itu melihat kearah sekitar sebelum mematikan sambungan telepon nya sepihak dan pergi untu kembali ke kafe.

Siapa yang mengira ini sudah berakhir?
Padahal semua baru saja akan dimulai.
Semua akan terungkap siapa dalang yang sebenarnya.

Dibalik LayarWhere stories live. Discover now