chapter 5

1.4K 146 2
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Pagi ini setelah membersihkan diri, Build pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan, sebelumnya build memeriksa kamar Apo yang ternyata masih kosong, Build pikir Apo sudah pulang tadi malam, mungkin Barcode a.k.a adik Apo tidak bisa ditinggal di rumah sakit seperti sebelumnya.

Build menaruh dua piring nasi goreng di atas meja, siapa tau Apo pulang pagi ini.

Benar saja,tak lama pintu terbuka dengan sedikit kasar, Build sampai terkejut, ia mengerutkan keningnya penuh tanda tanya saat melihat di kedua tangan Apo terdapat dua bungkus plastik besar,namun bukan itu yang menjadi tanda tanya di kepala Build, ekspresi yang di tunjukkan Apo terlihat kesal, tidak ada senyum lebar seperti biasa.

"Kau tau, orang-orang kaya sangat menyebalkan"

bahkan Build belum bertanya tetapi Apo sudah musuh-musuh sembari mendudukkan bokong nya.

"Sejak dulu aku benci orang kaya!"

Build menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum mendengar gerutuan Apo,ia menyodorkan piring berisi nasi goreng buatan nya ke depan Apo.

"Siapa yang kau maksud?"

Apo menelan nasi goreng di mulutnya dengan susah payah,ingin cepat-cepat menjelaskan betapa jengkelnya ia pagi ini.

"Seorang superstar yang tidak tau diri, mentang-mentang orang kaya seenaknya saja mendahului barisan. Kau tau tidak,dia bilang punggungnya yang sakit lebih berharga dari pada adik ku, Barcode!"

Build yang awalnya tersenyum geli mendengar celotehan Apo, berhenti mengunyah setelah mendengar kata 'superstar'. Seakan kata itu begitu di larang di ucapkan.

"Semoga saja punggung pria arogan itu patah!"

Build tersadar dari lamunannya setelah mendengar ucapan terakhir Apo,ia melihat kearah jam tangan di pergelangan tangan nya,lima belas menit lagi ia terlambat kerja.

Apo menatap kepergian Build yang tidak menghabiskan sarapan nya,pria manis itu sudah lebih dulu pergi tanpa berpamitan, seperti ada banyak hal yang di pikirkan Build.

"Shia! Aku lupa! Ck, bagaimana bisa aku mengatakan kata superstar!"

Apo menggerutu kesal kepada dirinya sendiri,ia memukul kepalanya sendiri karena kesal dengan kebodohan nya sendiri.

Alasan mereka sepakat tidak membeli televisi adalah karena orang yang membuat Build trauma merupakan seorang superstar,ingin sekali rasanya Apo merobek bibirnya yang sudah membuat sahabatnya terluka.

*

Build duduk di halte bus dengan pikiran berkecamuk,merasa bersalah kepada Apo karena pergi begitu saja tanpa pamit,di tengah pikiran nya,Apo di kejutkan dengan suara klakson mobil, sebuah mobil berhenti tepat di depan Build.

"Build"

Saat kaca mobil di turunkan,senyum Build mengembang dengan lebar.
Seseorang yang berada di dalam mobil pun melambaikan tangan nya dengan semangat.

"Ingin berangkat kerja?"

Build mendekat agar percakapan mereka lebih mudah, pria tampan dengan postur tinggi tersebut mengeluarkan kepalanya masih dengan senyum lebar di bibirnya.

"Iya, Phi Job ingin kemana?"

Job Yosatorn Konglikit merupakan senior Build saat masih sekolah menengah atas, Job adalah sosok yang memperlakukan Build dengan baik setelah Apo.

"Kebetulan sekali,ayo ku antar"

Build berfikir sejenak tawaran Job, sejak tadi pun bus tidak ada yang lewat, waktu Build terbuang sia-sia,tetapi Build juga merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa, lagipula tempat tujuan kita searah"

Dengan pertimbangan yang matang akhirnya Build menerima tawaran Job untuk pergi bersama, baru saja Job ingin melajukan mobilnya,ponsel milik nya berdering nyaring, tertera nama 'Bas' dilayar ponsel milik Job, tetapi tampaknya Job tidak berniat ingin mengangkat nya.

Karena tak kunjung di jawab,dering ponsel tidak lagi terdengar, mungkin orang di sebrang sana sudah putus asa menghubungi Job yang tak kunjung menjawab,tak lama mobil berhenti di depan kafe, ponsel Job kembali berdering membuat atensi Job kembali pada ponselnya.

"Phi Job sebaiknya angkat telpon nya"

Job kembali mengalihkan atensi nya kearah Build,ia tersenyum kecil sebelum kembali mematikan ponselnya.

"Teman ku seperti nya mulai bosan menunggu ku jadi dia terus menelpon"

Build menatap kearah Job terkejut,itu berarti Job sudah memiliki janji sebelumnya.

"Kenapa malah mengantar ku?"

Job terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bagaimana ya cara menjelaskan nya, Build itu sosok penting yang harus di utamakan Job sejak dulu,teman nya bisa menunggu lebih lama kan.

"Yasudah masuk,kita sudah sampai di tempat kerja mu"

Build melihat kearah luar, memang mereka sudah sampai di kafe tempat nya bekerja, setelah mengucapkan terimakasih, Build segera masuk dan mulai mengerjakan tugas nya.

Sepanjang mengerjakan tugas nya, Build tidak sadar sejak tadi sepasang mata tajam menatap nya, seorang superstar yang menutup identitas nya dengan menggunakan baju tertutup agar tidak ada yang mengenali nya, ditemani oleh seorang manager muda yang menyesap kopi nya dalam diam, tidak ikut campur dengan artis di sampingnya yang tidak bosan menatap seorang pelayan cafe.

"Tidak bosan?"

Us meletakkan cangkir kopi nya yang sudah kosong, bertanya kepada Bible yang sejak tadi belum memesan makanan atau minuman apapun.

"Aku tidak menyuruh mu ikut"

Suara datar Bible membuat Us bungkam, sejujurnya ia belum terbiasa dengan sifat buruk Bible di belakang kamera.

"Ingin kupesan makanan? sejak tadi kau terus menatap pelayanan itu"

Atensi Bible teralih kearah manager baru nya, ternyata Us lebih banyak bicara dari pada wanita tua yang dulu mengasuh nya.

"shut up!"

Tatapan tajam itu membuat Us menciut,ia tak lagi bertanya ataupun berkeluh kesah lagi kepada Bible, biarkan Bible menikmati waktunya yang berharga dengan menatap pelayan manis.

"Kau cari data pria yang tadi mengantar Biu ku,aku ingin besok sudah ada di atas meja kerja ku"

Us menatap Bible dengan kening berkerut, siapa itu biu ku?

Tatapan Us kini mengarah kearah objek dimana Bible sejak tadi menatap,Us ber 'oh' mengerti siapa yang di maksud.

"Baik"

Kening Us kembali mengerut melihat Bible yang sekarang berdiri dari duduknya,ia berjalan kearah pintu keluar,jadi waktunya terbuang sia-sia hanya karena menemani artisnya duduk memandang seorang pelayan cafe?

Us seperti nya harus mulai terbiasa dengan kebiasaan Bible yang tidak masuk akal, setelah ia membayar, Us ikut pergi namun ia tidak menemukan kehadiran Bible di dalam mobil nya.

Us lelah mencari Bible yang selalu pergi tanpa mengabarinya,pantas saja manager yang dulu tidak kuat mengasuh Bible.

Tak terasa waktu berlalu sangat cepat, Build sudah menyelesaikan tugasnya dan berniat ingin pulang tetapi Tong menghalangi jalan nya,dari ekspresi wajah nya terlihat bahwa ia meminta sebuah penjelasan.

"Siapa yang mengantar mu tadi pagi?"

Tong menaik turunkan alis nya main-main, membuat Build yang di tanya menggeleng pelan.

"Senior ku"

Jawabnya singkat, seakan tak puas dengan jawaban Build, Tong malah menarik tangan Build untuk segera duduk di sofa.

"Dari ekspresi wajah pria itu sepertinya dia suka pada mu,lagi pula wajah nya juga tidak jelek"

Build hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Tong,bos nya itu salah paham,mana mungkin Job yang begitu sempurna menyukai orang seperti nya.

"Tidak mungkin"

Build segera berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Tong yang masih duduk dengan asumsi di kepalanya sendiri.

Dibalik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang