chapter 3

1.6K 166 5
                                    

Vote nya Jangan lupa

.
.
.

Terik matahari terasa menyengat kulit, membuat kulit pria yang putih seputih susu memerah, ditambah keringat bercucuran memenuhi dahi nya.

"Biu,tolong antar ini kemeja nomor lima"

Build segera beranjak dari posisinya setelah tadi ia mengambil piring kotor dari meja nomor delapan.

Build dengan gesit mengambil alih nampan berisi pesanan yang dipegang oleh Tong teman sepekerja Build,ia mengukir senyum semanis mungkin yang ia miliki setelah sampai pada meja yang di maksud.

"Silahkan di nikmati"

Senyum manis Build sedikit luntur saat pria paruh baya yang memesan makanan menyentuh tangan nya,mengelus dengan sengaja membuat Build menarik tangannya.

Build sedikit melirik kearah pria paruh baya itu yang sejak tadi melihat nya seakan ingin menelanjangi nya.

"Permisi"

Build buru-buru ingin pergi namun tangan nya di pegang dengan kuat membuat langkah Build berhenti.

"Temani aku dulu baru bisa pergi"

Jari-jari keriput itu mengelus lengan Build membuat Build segera menepis tangan nya kasar.

"Tolong jangan bersikap kurang ajar,pak!"

Ekspresi pria tua itu berubah menjadi kesal karena merasa ditolak.

"Berani sekali kau menolak!kau tidak tau siapa aku?!"

Gertakan itu membuat semua mata tertuju kearah Build, ditambah pria tua itu terus memaki kearahnya sembari menunjuk-nunjuk wajah Build.

"Permisi,ada apa ini?"

Tong menghampiri teman nya yang masih di maki-maki,ia menutupi tubuh Build di belakang punggung nya agar pria tua itu berhenti menunjuk-nunjuk wajah Build dengan kasar.

"Ajari teman mu bersikap lebih sopan!"

Tong mengerutkan keningnya penuh tanda tanya, padahal yang sejak tadi bersikap tidak sopan adalah pria tua di depannya.

"Apa yang dilakukan teman ku sampai membuat mu marah?"

Pria tua itu berjalan mendekat ke arah Tong, dengan tatapan tajam menusuk, pria tua itu menunjuk dada Tong membuat pria tinggi itu sedikit mundur.

"Kau tak tau siapa aku ha?! Cafe mu ini bisa kututup kapan saja!"

Tong memutar bola matanya jengah,pria tua ini benar-benar membuat nya naik darah, karena kebisingan yang di buatnya, semua pelanggan merasa tidak nyaman.

"Silahkan pergi dari sini jika tidak ingin berurusan dengan polisi"

Build yang sejak tadi diam di belakang berusaha menenangkan Tong yang ikut tersulut emosi,jangan sampai Tong juga berurusan dengan polisi hanya karena bersikap kasar kepada orang tua.

"Kau! Lihat saja cafe mu akan ku runtuhkan!"

Pria tua itu pergi dengan perasaan kesal.
Tong membuang nafas panjang dan meminta maaf kepada pelanggan lain yang merasa terganggu.

"Kau baik-baik saja?"

Build mengangguk sembari tersenyum kecil, dirinya merasa beruntung karena bertemu dengan orang-orang baik.

*

Masih di hari yang sama, matahari berada di atas kepala benar-benar menyengat kulit, terlihat pria tua berdiri di ujung gang sempit menunggu bawahannya menjemput,bibir nya yang keriput sejak tadi mengoceh kesal karena begitu lama berdiri di bawah sinar matahari.

Dibalik LayarOù les histoires vivent. Découvrez maintenant