day 5 : ending of this

150 14 0
                                    

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄

Dear Prince Henry

Hallo Henry, maaf mungkin ini terlalu tiba-tiba tetapi aku akan pergi bersama dengan Theo dan Tania kembali kerumah kedua orang tuaku.
Oh ya selamat atas kandungan Shailene sebentar lagi kau akan menjadi papa setelah menjadi papa untuk Theo dan Tania.

Terima kasih telah menjadi papa Theo dan Tania, dan terima kasih telah menjadi suami untuk diriku, maafkan aku yang belum bisa menjadi istri yang sesuai dengan keinginan mu sekali lagi,
Aku beruntung bisa menjadi istrimu meskipun cerita kita hanya sampai sini.
Kuharap kau bahagia bersama Shailene dan keluarga kecilmu yang baru.

Salam hangat
-Diana Weasley

Henry yang membaca sepucuk surat yang tersimpan diatas meja kantornya merasakan kehilangan yang sangat besar dan bergegas segera menyusul mobil yang dibawa oleh Diana untuk pergi membawa kedua anak mereka bersamaan dengan barang-barangnya yang sudah dikemas tanpa sisa didalam kastil.

Sedangkan Diana membawa kedua anaknya dengan sebuah mobil yang ia kendarai beserta barang-barang mereka pergi menuju the burrow.

Diana berusaha menahan tangisannya dengan bercanda gurau bersama Theo dan Tania yang terlihat senang akan pergi menuju the burrow karena mereka merindukan bermain dengan saudara saudara mereka tanpa tahu bahwa mereka akan tinggal di the burrow untuk selama-lamanya.

"Sesudah sampai disana, mama akan bikin brownies kesukaan kalian bersama nenek" ucap Diana membuat kedua anaknya merasa bahagia.

"Aku menyayangimu ma, aku sudah lama tidak bertemu paman fred dan paman george" ucap Theo.

Tania mengangguk setuju "aku ingin bermain bersama Rose dan Lily, pasti menyenangkan melakukan girls time" ucap Tania.

Diana tersenyum "pasti akan sangat menyenangkan bukan, kita akan pergi menuju tempat terindah dan berbahagia disana" balas Diana sambil terus menyetir tanpa menyadari bahwa ada sebuah Truk besar yang kehilangan kendali menerjang kearah mereka.

BRUKK

Henry menyetir dengan kecepatan tinggi ketika merasakan perasaan nya yang cemas akan suatu hal, ia takut perasaan ini terjadi kepada istri dan kedua anaknya.

Henry mulai berhenti menyetir ketika didepannya terlihat ramai membuat kemacetan membuat dirinya kesal dan penasaran dengan keramaian itu.

Henry pun turun dari mobil dan mulai mendekati kerumunan "ada apa ini?" Tanya Henry ketika semua orang terlihat menangis menjerit.

"P-Prince Henry..... P-Princess Diana and T siblings..."

Henry yang mengerti arah pembicaraan itupun segera menerjang ketempat kejadian lalu dirinya mematung dengan perasaan yang melemas, emosional dan penyesalan yang selalu datang diakhir akan selalu terbayang dan menghantui.

Henry langsung memeluk kearah jasad istri dan anaknya lalu memeluk ketiganya dengan tangisan pilu "kumohon.... m-maafkan aku sayang, kumohon bertahanlah" tangis Henry.

Diana yang masih setengah sadar dan sekarang segera menyentuh tangan Henry lalu tersenyum lemah dengan darah yang terus keluar dari berbagai arah ditubuhnya "a-aku senang kau me-memohon seperti itu....."

"Itu......membuatku bahagia" ucap Diana dengan lemah membuat Henry menggeleng "ayo kita ulang dari awal, aku akan selalu membuatmu bahagia bersama anak-anak kita, kumohon bertahanlah" ucap Henry berusaha membantu para petugas lainnya membawa tubuh sang istri dan anaknya yang sekarat.

Diana menggeleng lalu kedua tangannya beralih memegang kedua tangan anaknya yang sudah pucat dan dingin.

"I-I just want peace" dengan hembusan nafas terakhirnya untuk selama-lamanya.

Henry tak bisa menahan tangisannya yang sudah menggelegar, ia terlambat. Kehilangan sesuatu berharga demi sesuatu yang salah.

Pada akhirnya Diana,Theo,dan Tania berakhir karena keegoisan Henry sendiri.

●•●

Seluruh penjuru di negeri Inggris termasuk para penyihir bersedih dan memberikan penghormatan terakhir mereka untuk Princess Diana beserta Theo dan Tania.

Keluarga Weasley yang mendengar fakta tersebut merasa marah dan tak terima akan kematian dan penderitaan yang diberikan keluarga kerajaan kepada anaknya.

Yang pertama kali pingsan dan menjerit histeris adalah Molly, dia sangat amat kehilangan, kehilangan putri yang dibanggakannya dan mendengar bahwa anaknya tidak bahagia selama pernikahan membuat Molly merasa bersalah seumur hidupnya.

Arthur yang terbiasa tenang menjadi sangat murka dan langsung menghajar Henry dengan babak belur yang dipisahkan oleh Ron dan Harry yang sama marahnya seperti Arthur.

Mereka tidak terima dengan kematian tragis putri tercinta mereka Diana dan perselingkuhan Henry yang menghamili wanita Shailene Tessa ketika sudah memiliki seorang istri dan anak.

Sang Ratu yang mengetahuinya merasa sangat amat malu dan merasa bersalah, bahkan ia berani bertekuk lutut dihadapan peti milik Diana beserta kedua anaknya dihadapan seluruh media dan Rakyat karena rasa bersalahnya kepada malaikat yang telah melahirkan seorang penerus tahta meskipun mereka ikut pergi ketempat yang lebih damai seperti apa yang dikatakan Diana untuk terakhir kalinya.

Fred adalah orang pertama yang langsung memaki dan menerjang tubuh Henry dengan berbagai kutukan tak termaafkan yang langsung ditahan oleh George dan Angelina.

Sedangkan Hermione dan Ginny hanya bisa menangis histeris tak kuasa menopang tubuh mereka.

Berjuta-juta bunga ditaruh untuk pemakaman sang putri dan anaknya, tangisan dan kesedihan masih membekas ketika melihat kejadian tragis itu menimpa putri Diana yang begitu dicinta masyarakat karena kesopanan dan keramah tamahannya.

Putri Diana adalah malaikat penolong bagi mereka para rakyatnya.

Dan ini adalah akhir dari segalanya, akhir dari sang putri dan kedua malaikat kecilnya yang pergi menuju tempat yang lebih damai dan bahagia.

Selamat tinggal Diana
You are Peace now.

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄 | Another WeasleyWhere stories live. Discover now