day 4 : we got a problem

114 13 0
                                    

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄

8 tahun kemudian

"Henry" panggil Diana ketika Henry baru pulang di jam 1 malam dan Diana masih menunggunya di ruang tamu kerajaan.

"Aku lelah Diana, jika kau ingin membicarakan sesuatu sekarang" ucap Henry dan akan pergi menuju kamar mereka berdua tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar Diana berkata.

"Bersama gadis Shailene kembali?" Tanya Diana yang sepertinya mulai tidak bisa sabar lagi dengan sesuatu yang ia pendam terlalu lama.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Henry mulai menghadap kearah Diana ketika ia melihat kedua mata indah Diana yang terlihat lelah tanpa binar atau rasa penuh cinta lagi padanya.

"Aku sudah mengetahui ini selama 8 tahun, aku masih bisa menahan dan membiarkan dirimu bersama dengannya demi Theo dan Tania agar terlihat semuanya baik-baik saja"

"Meskipun tidak dengan perasaanku" balas Diana tanpa menangis maupun amarah yang meledak-ledak, ia masih tenang.

"Theo dan Tania sudah hampir menginjak usia remaja dan mereka pasti akan mengerti akan hal ini"

"Aku hanya ingin menanyakan satu hal dan tolong jawab dengan jujur Henry" ucap Diana membuat Henry terdiam tak berkutik meskipun ia tahu bahwa dirinya salah dan merasa bersalah.

"Aku atau Shailene Tessa?" Tanya Diana.

Henry terdiam, ia tak bisa memilih diantara keduanya.

Ia mencintai Diana tetapi ia juga mencintai Shailene, gadis berambut pirang asal Amerika yang menjadi partner sekaligus selingkuhannya.

"Aku memilih Shailene" jawab Henry membuat Diana hanya tersenyum getir penuh kekecewaan.

"Ayo kita berpisah" ucap Diana lalu meninggalkan Henry tetapi sebelum itu Henry menahan lengan Diana dengan cukup kencang membuat sang empu meringis kecil merasakan pergelangan tangannya terasa nyeri karena cengkraman yang kuat.

"Kita tak bisa berpisah begitu saja, bagaimanapun ini akan menjadi berita yang membuat permasalahan di media maupun keluarga" ucap Henry yang seakan tidak ingin Diana pergi melangkah keluar dari kerajaan maupun Royal Family.

Henry egois menahan kedua wanita secara bersamaan.

"Aku tak peduli dengan media, aku hanya peduli dengan Theo dan Tania, aku tak mau mereka mendapatkan karma dari papa mereka" balas Diana sedikit tajam membuat Henry tersentak.

Diana berusaha menahan gejolak amarah dan sihirnya yang mulai berderak mengelilingi perasaannya.

Diana menyentak tangan Henry sedikit kencang lalu lebih memilih tidur dikamar Theo dan Tania.

Henry mengacak rambutnya frustasi lalu melonggarkan dasinya berusaha untuk menetralkan perasaanya yang begitu campur aduk.

○•○

"Jadi kau Diana Weasley?" Tanya Shailene Tessa ketika dirinya sendiri meminta Diana menemuinya disebuah cafe yang cukup tersembunyi jauh dari paparazi.

Saat pertama kali Shailene melihat Diana ia cukup iri dan cemburu karena Diana jauh lebih cantik,anggun dan baik dibandingkan dirinya yang sangat berbeda jauh.

"Ada apa kau memanggilku nona Tessa?" Tanya Diana dengan sopan.

"Bisakah kau menjauhi Henry?" Tanya Shailene to the point membuat Diana sedikit tersentak lalu berusaha bersikap baik-baik saja.

"Mengapa kau ingin aku menjauh dari suamiku sendiri?" Tanya Diana lalu tersenyum simpul.

"Kau tau, suamimu menduakanmu demi diriku? Ia sudah meniduriku dan..... aku mengandung anaknya" ucap Shailene membuat dunia Diana saat itu serasa berhenti berputar.

"Baiklah jika itu maumu" ucap Diana berusaha tetap tegar membuat Shailene terkejut dan didalam hatinya sudah merasa sangat bersalah.

"A-Apa kau tidak akan marah atau apapun?" Tanya Shailene masih tak mempercayainya, bagaimana bisa malaikat sebaik Diana masih sangat kurang untuk Henry? Pikirnya.

"Bukankah sia-sia jika aku meledak-ledakan seluruh emosiku? Semuanya sudah terjadi dan tak ada yang bisa diubah" ucap Diana membuat hati Shailene ter-iris merasakan bahwa yang ia dan Henry lakukan adalah sebuah kekejaman terbesar telah menyakiti hati seorang malaikat.

"M-Maafkan aku" ucap Shailene dengan nada bergetar dan pandangannya yang hanya menatap kearah bawah.

Diana memeluk Shailene "aku memaafkanmu, jaga titipan dari tuhan ini Shailene Tessa, Henry pasti akan senang mendengarnya" ucap Diana dengan tersenyum lalu bangkit dari duduknya.

"Aku akan pergi, terima kasih untuk traktiran nya, lain kali biar aku saja yang mentraktirmu" ucap Diana lalu pergi dari cafe meninggalkan Shailene yang terdiam seribu bahasa dengan mata yang sudah berair.

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄

𝐏 𝐄 𝐀 𝐂 𝐄 | Another WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang