bagian O1; Kau rumahku.

13 4 0
                                    

...

Disaat seluruh dunia mencaci diriku, membenci diriku, menjatuhkan diriku, dia, selalu menenangkan ku. "Masih ada aku yang selalu bersama dirimu." Membuat aku kuat dan tersenyum kembali.

Bagaikan sungai yang tak punya malu
Mengalir meskipun terancam surut

Disaat diriku gelisah dengan keadaan, takut akan masa depan, dia, selalu meyakinkan ku untuk tetap tenang dan berkata "semua baik-baik saja, tidak perlu khawatir."

Lalu, kakimu melangkah ke rumahku
Setengah melirik, mencoba rayu

Disaat diriku kehilangan arah, dia mengatakan "aku ada untukmu."

Disaat aku menangis dalam diam, ditemani sepinya yang temaram, seorang diri, dia datang sembari mengelus surai ku dengan halus, "bagaimana bisa harimu menjadi buruk?"

Disaat aku akan menghadapi sebuah rintangan, sebuah ketakutan terbesar ku, dia, berkata "kamu manusia hebat, pasti bisa melakukannya. Aku bangga padamu."

Dia, rumah yang selalu memberikan obat untukku disaat aku menjadikan dia tempat untuk berduka, tempat untuk menangis, tempat untuk aku membenci diriku.

Dia, selalu berkata, "tersenyumlah untuk dunia, berbahagialah bersama semesta." Bagaimana bisa aku berbahagia dengan semesta yang jelas-jelas menorehkan sebuah luka kepadaku?

"Semuanya akan baik-baik saja jika kau tersenyum." Bahkan aku lupa caranya untuk tersenyum.

Apa yang kau inginkan
Dari senyumku, ya tuan?

Aku selalu mengeluh tentang hidup hampa ku, tapi dia, selalu menanggapinya dengan tersenyum dan mengatakan, "kamu hanya belum tau sisi baik dari semesta."

Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku

Aku tidak membenci dia. Aku menyanyangi dia. Karena dia, selalu ada disaat aku terpuruk, disaat aku ingin menyerah dengan semesta.

Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati
Yang hampir mati.

Dia, yang selalu memeluk dengan hangat, "Jangan menyerah, bertahanlah untuk diriku."

'Kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita

Aku yang selalu lontang-lanting mencari tujuan hidup, dan putus asa dengan gontai. "Pulanglah kepadaku, aku rumahmu."

Jangan biarkan ku pulang
Ke rumah yang bukan engkau

Dia, selalu berkata, "ketahuilah, semesta sebenarnya baik. Kamu hanya memandang nya sebelah mata. Kamu putus asa, karena kamu belum mencoba untuk melawan rasa takut mu. Semesta hanya sedang mengujimu, kamu sebenarnya bisa melawan semuanya." Aku tersenyum getir mendengar nya, "benar, semesta memang baik. Maka dari itu dia mengirimkan dirimu."

Bicarakan tentang seisi dunia
Perlahan mendekat, bisikkan cinta
Membuatku terlena

"Jikalau begitu, tunjukkan sisi kuatmu, jangan biarkan semesta menjatuhkan dirimu."

Ke dalam pesona sukma yang begitu indah

Andai, andai saja aku bisa menjadi semesta yang seperti dia ceritakan. Akan sebaik apakah aku, apakah dia akan bangga dengan diriku?

Jika mampu ku menjelajahi langit

Bagaimana bisa dia selalu tersenyum dan memberikan ku semangat menjalani semua nya.

Kan ku petik pelangi 'tuk warnai harimu

Malam itu, aku menangis dengan keras dan memilukan, "Semesta, aku lelah. Kenapa kamu jahat sekali padaku? Sakit, semesta, sakit. kenapa hanya aku yang kau perlakukan seperti ini, semesta?"

Lalu dia datang memelukku, sambil berkata, "Jangan khawatir, masih ada aku."

Dan kini, aku tersadar. Dia, adalah rumah yang benar-benar rumah. Rumah yang sesungguhnya, yang membuat ku ingin selalu pulang. Yang membuat ku enggan pergi dari rumah ini.

'Kan aku persilahkan kau menetap di sini

Kau Rumahku - Raissa anggiani.

Senandung Rindu, Kisah, Dan Lara.Where stories live. Discover now