O2. Kesepakatan

219 48 6
                                    

Ruangan dominan putih dalam gedung belasan lantai itu tampak baik-baik saja. Tapi tidak dengan seorang pemuda yang duduk di meja kerja bersama tumpukan kertas yang tidak dia sentuh sama sekali.

Setelah makan malam yang menyebalkan di kediaman Keluarga Zhong, Renjun tidak bisa menjernihkan pikirannya akan sosok gadis dengan crop top berwarna putih yang dia jumpai di depan kediaman mewah itu. Sialnya, darah Renjun sempat berdesir melihat perut rata sang gadis.

Pada akhirnya, Tuan Muda Huang tidak lagi mampu berdiam diri dengan pikirannya yang justru berlari-lari. Sehingga dia putuskan untuk menghabiskan waktunya di ruangan itu, di kantor cabang perusahaan mereka di Singapura.

Seharusnya Renjun menyadari, tak mungkin orang tuanya dengan senang hati ikut saat pemuda itu meminta izin tugas ke Singapura. Pasti ada maksud tertentu sehingga Nyonya Huang begitu bersemangat menghabiskan waktu berjam-jam di dalam pesawat dari Korea Selatan menuju Singapura.

Nyatanya, tidak ada yang benar-benar terjadi saat pembicaraan tentang perjodohan berlangsung kemarin. Keterkejutan yang begitu kentara pada wajah Yizhuo membuat paman dan bibinya tidak tega. Sehingga mengusulkan sedikit waktu agar keponakan kesayangan mereka dapat memahami situasi.

Entah angin apa yang membuat Renjun meraih laptop dari sisi kanan mejanya. Pemuda itu tidak mengerti pada dirinya sendiri yang dengan fasih mengetikkan nama seorang gadis yang tak absen mengusik pikirannya hari ini. Renjun mulai menelusuri apa saja yang ada dalam layar segi empat di hadapannya. Membaca artikel, menonton video, melihat-lihat foto, mencari apa saja yang berhubungan dengan kata kunci 'Ning Yizhuo'.

"Dia berbakat," simpul Renjun.

Pemuda Huang itu menyapu wajahnya kasar. Lalu apa? Apa pedulinya jika Ning Yizhuo berbakat? Lebih dari itu, untuk apa dia repot-repot mencari tahu tentang gadis itu?

Renjun menutup laptopnya. Mendorong benda itu menjauh. Dia pasti sudah gila.

Telah lebih dari seperempat abad pemuda Huang itu lahir ke dunia, namun sungguh perkara semacam ini tak pernah dirinya hadapi sama sekali. Salahnya sendiri menghabiskan masa remaja hanya dengan belajar dan terus belajar untuk meneruskan perusahaan. Satu-satunya yang dia sadari hanyalah tidak ada gejolak berlebihan dalam hati saat melihat Yizhuo untuk pertama kali. Hanya kagum yang wajar selayaknya pemuda normal menatap gadis cantik. Setidaknya, begitu menurut Renjun.

"Permisi, Tuan."

Renjun dapat melihat kepala sekretarisnya menyembul dari balik pintu ruangan. Tuan Muda Huang berdecak sebelum membiarkan raga berbalut kemeja putih dengan dasi biru tua itu lebih lanjut memasuki ruangannya.

"Seorang gadis berambut pirang ingin bertemu dengan anda. Saya sudah menyuruhnya pergi, tapi dia sangat keras kepala. Dia bahkan mengatakan bahwa dia adalah calon pendamping anda."

Renjun mengerutkan dahinya. Siapa pula gadis pirang yang datang untuk menemuinya di pagi hari seperti sekarang ini. "Kau tidak tanyakan namanya, Chan?"

"Saya lupa, tapi sepertinya dimulai dari huruf Y."

"Ning Yizhuo? Yizhuo?"

"Iya, Tuan. Gadis itu bernama Yizhuo."

"Bawa dia kemari."

Secepat kilat pemuda jangkung bernama Jung Sungchan itu keluar dari ruangan Renjun. Menyisakan suara pintu yang menutup cukup keras. Hingga akhirnya, paras yang lebih menyegarkan muncul dari balik pintu ruangan.

Time After TimeWhere stories live. Discover now