🍷 Empat Belas

427 60 8
                                    

Chan menatap fokus pada jalanan di depannya sebelum melirik Minho sekilas. Pemilik marga Lee itu duduk diam di jok sebelahnya tanpa mengatakan apapun sejak masuk ke mobil. Bahkan ketika keluar kamar dan bertemu dengan Hyunjae, Younghoon dan Juyeon tadipun ia tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam dan menatap mereka dengan tatapan polosnya--membuat Chan lagi-lagi bertanya dalam diamnya.

Ini Minho benar-benar amnesia?

Bahkan ia masih tidak percaya ketika Hyunjae menghujam si manis dengan berbagai pertanyaan dan adik Jihyo itu hanya diam tanpa mengeluarkan satu suara apapun. Minho hanya menatap Hyunjae tak paham selama beberapa saat dan terus menatapnya seakan meminta pertolongan.

Sungguh Minho hilang ingatan?

"Hei..."

Chan jadi tersentak kaget ketika pemilik wajah indah yang duduk di sebelahnya itu mencolek pelan lengannya. Hampir saja ia menginjak rem mendadak karena... INI BUKAN MINHO SEKALI! Selama ini--jangankan mencoleknya seperti itu--melihatnya saja Minho tidak mau.

"Hm?"

Tidak menjawab panggilan Minho, Chan hanya berdehem pelan dan meliriknya sebelum kembali fokus ke jalanan di depan sana.

"Kamu mau langsung nganterin aku pulang, kan?"

Hah?

Apa?

Kamu?

Chan pikir karena ia mabuk semalam jadi salah mendengar jika Minho memang menggunakan aku-kamu saat berbicara dengannya. Tapi, saat ini ia sadar sekali dan mendengar dengan jelas jika Minho menggunakan itu. Astaga, rasanya sedikit sulit dijelaskan.

"Jangan pake kamu, gue gak biasa denger lo kayak gitu."

"Hah?"

Kembali melirik Minho yang terlihat tidak paham, Chan lalu mengangguk saja, "Selama ini lo gak pernah pake aku-kamu kalo ngomong sama gue."

"Tapi aku suka pake aku-kamu kalo sama kamu."

"Gimana?"

"Aku suka pake aku-kamu. Lebih enak gimana gitu dengernya."

-Iya, No. Lebih enak banget didengernya, tapi gak enak banget buat hati gue.-

Chan tidak menjawab ucapan Minho. Ia hanya menatap si manis dengan kalimat tadi yang terucap di kepalanya. Kenapa bisa Minho amnesia dan jadi seperti ini?

Di saat Chan sudah kembali fokus dengan jalanan, Minho kembali mencoleknya dan membuat lelaki Bang itu mengumpat dalam diam. Tuhan, ia belum biasa dengan Minho yang seperti ini.

"Apa?"

"Boleh ya pake aku-kamu?" si manis balik bertanya, dengan mata yang menatapnya penuh harap, "Ya ya ya? Gak apa-apa kok kalo kamu pake lo-gue, aku aja yang pake aku-kamu. Ya? Boleh ya?"

Hehe, kalau sudah seperti ini, mana bisa Chan menolak? Lagi pula, apa yang tidak ia lakukan untuk Lee Minho selama ini?

"Oke."

Jawaban singkat itu membuat senyum Minho merekah dengan indah. Pemilik marga Lee itu lalu menggumamkan 'yes' dengan gembira sebelum kembali menatap Chan lagi.

"Makasih, kamu..."

Makasih kamu, katanya...

Chan meringis kecil, kembali berusaha untuk fokus pada jalanan. Tidak, ia tidak boleh meladeni Minho saat ini. Karena kalau ia meladeni si manis, bisa-bisa mereka kecelakaan dan Minho masuk rumah sakit lagi.

"Oh iya, kamu belum jawab pertanyaan aku," Minho berucap lagi saat keheningan melanda suasana mobil itu selama beberapa saat, "Kamu mau langsung nganterin aku pulang?"

Dijawab gelengan saja oleh Chan, "Gak."

"Terus?"

"Kita sarapan dulu."

"Di mana?"

"Tuh di depan."

Tepat setelah Chan mengatakan kalimat itu dan Minho kembali menoleh ke depan, mobil yang dikendarai lelaki Bang itu berhenti di pinggir jalan. Minho nampak sibuk menatap sekelilingnya, sedang Chan hanya bergerak melepas sabuk pengamannya sebelum melepas sabuk pengaman Minho dan menyuruh si manis untuk keluar.

Setelah keluar, lelaki Bang itu lalu membawa Minho ke sebuah rumah makan kecil di situ. Sedang si manis hanya mengikutinya dalam diam.

"Lo biasa sarapan di sini."

Si Bang itu lalu mengucapkan kalimat itu saat mereka baru memasuki rumah makan, membuat Minho jadi menatapnya bingung.

"Kamu tahu?" dijawab anggukan saja oleh Chan, "Kok bisa?"

"Kenapa?"

"Soalnya kak Ji sama Hyunjin gak tahu pas aku tanya di mana aku biasa sarapan selain di rumah."

"Jadi, menurut lo kenapa gue tahu?"

"Kamu merhatiin aku ya?"

Tidak langsung menjawab pertanyaan Minho, Chan hanya menatapnya lama sebelum berdehem dan mengangguk saja. Yang sukses saja membuat si manis melotot tak percaya padanya.

"Kamu ngapain perhatiin aku sampe tahu aku suka makan di sini? Jangan bilang kalo kamu juga tahu aku suka makan apa di sini!"

"Gue tahu."

Minho kembali kaget saat Chan menjawab kalimatnya dengan dua kata itu. Detik berikutnya, si Lee itu seperti ingin bicara lagi, tapi tidak jadi ketika suara pemilik rumah makan terdengar begitu saja.

"Lah tumben deketan? Biasanya baku hantam terus."

Minho terlihat heran, tapi Chan hanya tersenyum santai, "Lagi akur, pak."

"Oalah pantes. Tapi kok bisa ya? Si manis kan gak pernah suka liat kamu, Chan."

"Dia lagi dihukum, makanya mau sama saya hari ini."

Si pemilik rumah makan itu mengangguk saja, membuat Chan segera mengatakan pesanannya sebelum menarik Minho untuk mencari tempat duduk. Tapi, baru juga mereka berbalik, kedatangan seseorang membuatnya mendengus malas.

"Lo ngapain di sini sama Chan, No?"

•oblitus•


















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن