9~ Tidak Seperti Biasanya

5.3K 450 12
                                    

Walaupun kemarin baru aja aku pingsan, tapi hari ini aku tetap semangat berangkat ke sekolah. Yaiyalah semangat! Kan ada Nathan! Hihihi...

Bukan karena itu sih, sebenernya, hari ini kan ada ulangan bahasa Inggris, jadi mau tidak mau aku harus masuk sekolah. Karena ulangan susulan itu sangat menyebalkan!

"Kin, udah sampai." Kata Nathan. Aku pun segera turun dari motornya.

"Lo mikirin apa, sih, sampai gak sadar udah nyampe sekolah?" Tanyanya ketika kami berjalan beriringan menuju kelas. Kami? Sounds good.

"Mikirin ulangan bahasa Inggris nanti."

Dia hanya mengangguk-angguk mengerti. Kok gak ngasih semangat atau apa gitu? Ish! Gerutuku dalam hati.

Kemudian, kami berpisah menuju kelas masing-masing. Tak lupa, kita ber-bye ria dulu.

"Kin, lo masuk sekolah?" Tanya Joe yang berada di depan pintu.

"Iya. Kan ada ulangan bahasa Inggris hari ini." Kinan tetaplah Kinan yang kalem.

"Kemarin kan lo pingsan. Harusnya lo istirahat aja di rumah. Kan bisa susulan kalau sama Miss Dhea." Katanya terlihat khawatir. Eh? Gak mungkin, Kinan. Ge-er banget sih.

"Gue udah gak pa-pa kok." Kataku sambil tersenyum, menunjukkan kalau aku memang baik-baik saja. Aku heran, kok mendadak Joe bersikap care gitu ya ke gue? Dulu kan dia cuek gitu orangnya. Nggak ke gue doang sih, ke yang lain juga.

"Yakin?"

"100% yakin." Jawabku mantap lalu melangkah masuk ke kelas. Ternyata sudah ada Radelia di bangku sebelahku.

"Pagi, Del!"

"Kinan, lo masuk sekolah?!" Pekiknya histeris hingga membuatku menutup telinga rapat-rapat. Masalahnya, dia teriak tepat depan mukaku. Banjir dah mukaku sama semburan air liurnya itu. Ewh, menjijikan!

"Banjir air liur lo nih, muka gue!" Gerutuku sebal sambil mengusap wajahku.

"Sialan lo, Kin!" Umpatnya sambil menepuk bahuku.

"Eh, kok lo udah masuk sih? Kemarin kan lo pingsan."

"Lupa kalau hari ini ada ulangan bahasa Inggris?"

"Oh iya, hehe..." katanya sambil nyengir gak jelas.

"Eh, ceritain waktu gue pingsan kemarin dong!" Pintaku semangat.

"Eh iya, sumpah ya! Gue panik banget tahu gak sih, Kin!" Katanya dengan semangat yang entah datang dari mana.

"Gue tahu, lo orangnya panikan, Del." Kataku malas. Ia pun hanya mengerucutkan bibir sebal, kemudian kembali berbicara, "Tapi untung aja Joe langsung nyamperin lo dan langsung gendong lo ke UKS."

"Joe? Joe kelas kita? Bagaimana bisa?" Tanyaku tak percaya. Sudah kubilang, Joe dan aku itu tidak dekat sebelumnya. Bahkan, pertama kali ke rumahku saja ketika ia mengantarkanku dan Radelia sebelum acara pensi yang menjadikanku perwakilan kelas mendadak.

"Iyalah, Joe kelas kita. Emang lo fikir siapa lagi yang namanya Joe yang lo kenal?" Kesalnya yang membuatku mengerucutkan bibir sebal.

"Iya, iya, gue tahu. Kalau lo ngomong gitu, berasa oon nih gue!" Gerutuku kesal.

"Lho? Bukannya lo emang oon ya, Kin?" Tanyanya dengan wajah seolah berfikir.

"Sialan, lo, Del!" Umpatku sebal. Radelia pun tertawa.

"Eh tapi, kemarin Joe gentle banget sumpah, Kin! Dia langsung gendong lo ke UKS." Kata Radelia setelah tawanya sedikit reda.

"Serius? Tapi kok, pas gue bangun gak ada Joe?" Tanyaku heran.

Bintang dan Semesta [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang