Chapter 1

721 54 0
                                    


Rintikan hujan menggema di telingaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rintikan hujan menggema di telingaku. Awan yang menggelap seperti suasa suram ini.

Orang orang yang menangis tak henti mereda. Kutatap tempat terakhir mereka beristirahat.

Kuburan yang melambangkan kematian itu. Tatapanku yang datar melihat ke arah kuburan. Tak ada rasa sakit ataupun kehilangan.

Meskipun begitu mereka sepertinya tak menghiraukan tatapanku. Berseru duka mereka, sampai waktu untuk kembali.

Perlahan lahan makam tadi yang penuh dengan orang mulai berkurang. Menyisahkan aku sendiri.

"Nona muda, sudah waktunya kita kembali. Jika anda terus disini anda akan terkena demam." Terang pria itu yang bernama Arnold.

Kulirik mataku ke samping. Terlihat Arnold sang kepala pelayan atau kita sebut Butler. Dia memiliki perawakan yang seperti kakek kakek yang baik hati tapi teliti.

Aku sering sekali bermain dengan nya. Tetapi sekarang bukan itu yang harus aku pikirkan.

"Arnold, tinggalkan aku sendiri"

"T-tapi anda akan terkena dem—"

"Arnold!  Beraninya kau membantah!"

"Maafkan saya Nona, tetapi setidaknya pakailah payung ini."

Kuambil payung itu darinya. Suasa yang sejuk tapi juga suram ini membuat leherku terasa tercekik.

Padahal aku hanya ingin keluarga yang utuh tak lebih dari itu.

Kenapa? kenapa? KENAPA? Kenapa sangat sulit memiliki nya.

Apakah aku terlahir lagi hanya untuk menderita kesendirian.

Sungguh merepotkan saja, jika begini lebih baik aku tak perlu memilikinya. Berharap hanya akan membuatku sakit lagi.

Ku dongakkan kepalaku keatas. Hujan sepertinya telah mereda.

Aku harus kembali, masih banyak pekerjaan yang harus aku tangani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku harus kembali, masih banyak pekerjaan yang harus aku tangani.

Kututup payungku kemudian berjalan menjauh dari makam mereka. Lebih tepatnya kedua orang tua ku di dunia aku terlahir kembali.

Pink Jewel (The Villainess is a Marionette)Where stories live. Discover now