2.9 - EPILOG | MISI YANG BELUM SELESAI

107 8 2
                                    

Di dunia selanjutnya, aku ingin bersama kalian
Memberi kebahagiaan, mendengar kesedihan, dan saling berbagi serta memeluk luka bersama

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Dua bulan berlalu, memang tidak cukup untuk berdamai akan kenyataan, tetapi dibandingkan hari-hari sebelumnya Binar setidaknya cukup mengapresiasi diri yang berusaha beradaptasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua bulan berlalu, memang tidak cukup untuk berdamai akan kenyataan, tetapi dibandingkan hari-hari sebelumnya Binar setidaknya cukup mengapresiasi diri yang berusaha beradaptasi.

Pintu dari salah satu ruangan lantai dua dibuka. Dengan ragu, ia mengembuskan napas terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka mata, memperhatikan suasana kamar yang pernah dihuni oleh anaknya. Tidak lama, hanya dalam hitungan bulan Binar menemaninya.

Tidak banyak kenangan indah yang diukir.

Kehadirannya sebagai seorang ayah juga benar-benar payah.

Binar berdecak, mengacak puncak kepala begitu kegelapan seakan mendominasi tubuhnya. Ia melangkah masuk, tersenyum samar, sembari menyentuh barang peninggalan yang tersusun rapi di sana.

Jam digital, buku-buku pelajaran, dan ....

Laci meja belajar terbuka. Binar mengernyitkan dahi, mengambil buku jurnal yang tertera. Dua lembar foto terjatuh begitu saja, dua lembar yang tidak lagi berbentuk seakan menjadi pelampiasan kemarahannya. Foto Bintang yang bersama keluarga lama, dan ada pula foto keluarga Oliver. Ah, jika waktu bisa diputar ulang, Binar juga ingin memiliki foto keluarga bersama Bintang.

Menyebalkan, mengapa waktu tidak pernah berbaik hati untuk memberinya kesempatan? Atau mungkin waktu telah memberikan, hanya saja ia yang terlalu lama dan membuangnya begitu saja.

Tidak tahu. Sungguh, ia bingung.

Siapa pun ada di dalam buku ini, kalian orang baik. Hanya saja waktu dan posisi kita dipertemukan tidak tepat. Ada banyak kesalahpahaman, hingga membuat kita saling menyakiti satu sama lain. Aku minta maaf terlalu banyak menyakiti kalian, aku akan berusaha menjadi orang yang baik.

Binar menelan ludah, menggeser kursi belajar Bintang, mulai membaca tulisan di sana. Seperti perjalanan waktu, Binar seakan dibawa pada perjalanan buku itu, Bintang yang terasa hidup di dalam tulisan, pemikiran, perasaan, jiwa itu seakan kembali hadir kembali.

Satu, dua, hingga tiga jam tidak cukup untuk Binar membacanya. Langit sore yang tadi senja kini berubah gelap, tanpa meninggalkan bangkunya, Binar terus membalikkan halaman kertas, sesekali tangannya terkepal, wajahnya sembap, tetapi beberapa kali pula ia tersenyum, saat Bintang menulis pencapaian hidupnha di awal-awal lembar.

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Where stories live. Discover now